Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Merasa Terpuruk
Alexa tidak berani pulang ke kediaman tuan Bryan. Dia memilih bersembunyi di kamar hotel untuk sementara. Alexa belum siap menghadapi kemarahan Ansel. Dia sudah melanggar janjinya pada Ansel dan juga bunda Alana, untuk tidak melakukan hal yang memalukan keluarga mereka lagi.
Kehamilannya saat ini saja sudah bermasalah. Karena dia benar-benar tidak tahu, siapa ayah dari bayinya. Sekarang dia kembali berulah, dengan beredarnya video pertengkaran antara dia dan Rania.
Semua terjadi begitu saja, tanpa Alexa sengaja. Dia kesal melihat wanita yang berstatus istri Adrian itu bisa tertawa bahagia.
Sementara dirinya? Dia tengah dipusingkan dengan masalah hamil tanpa suami. Harusnya dia sudah bisa menjadi istri ceo Pradipta Group, dan terbebas dari sikap dingin Ansel yang menurut Alexa sangat menyebalkan.
Alexa benar-benar terbakar emosi dan menyalahkan Rania. Menuduh istri Adrian itu yang membuat kekasihnya kini menjauhi dirinya. Adrian benar-benar telah mengabaikan dirinya. Alexa mengira itu semua karena Rania yang melanggar janji tidak ingin bercerai dari Adrian.
Alexa terus menyalahkan Rania, atas kegagalannya menikah dengan Adrian. Tanpa merasa bahwa dirinya sendirilah yang sudah melakukan kesalahan, membuat Adrian kini menjauh.
Alexa semakin membenci Rania. Dia benar-benar membenci istri Adrian itu. Karena Rania sudah berani mengumbar aibnya, kini dia jadi bahan berita. Video Rania yang menyudutkan dirinya justru banyak disukai para netizen. Banyak dari mereka yang mendukung Rania, bukan kasihan padanya yang dipermalukan.
Alexa merasa terpuruk. Rania sudah menggagalkan rencana pernikahannya dengan Adrian. Rania juga sudah menghancurkan karirnya. Dalam keterpurukan yang dia rasakan saat ini, bukan intropeksi diri, Alexa justru berencana untuk membuat Rania celaka.
Apa Alexa pikir bisa semuda itu dia menyingkirkan Rania? Jawabnya, tidak Alexa! Kamu tidak bisa semusah itu menjalankan rencana jahatmu. Banyak orang yang sayang pada Rania, dan mereka semua akan melindungi Rania.
Di tempat lain, manager dan asisten Alexa dibuat pusing oleh wanita itu. Alexa tidak bisa dihubungi dan mereka tidak tahu di mana keberadaan kekasih Adrian itu. Banyak wartawan yang mengejar mereka untuk meminta penjelasan tentang video yang tengah viral saat ini. Mereka tidak tahu permasalahan yang tengah dihadapi Alexa. Sehingga mereka tidak bisa menjelaskan apa-apa pada pemburu berita tersebut.
Rania sendiri tidak peduli dengan apa yang terjadi saat ini. Mau viral atau tidak itu bukan urusannya. Rania hanya meluapkan kekesalannya pada Alexa. Rania kesal, dia sudah menyerahkan Adrian untuk Alexa. Tapi gadis itu justru mempermainkan perasaan Adrian yang sangat mencintai wanita itu.
"Ra, banyak sekali yang membicarakan kamu." ucap Winda memberitahu Rania dari seberang sana. Mereka tengah bicara lewat saluran telepon.
Banyak sekali teman-teman mereka yang memberikan dukungan pada Rania. Mereka bahkan mengirim pesan secara pribadi pada Rania, mengacungkan jempol karena sudah berani melawan pelakor yang tidak tahu malu seperti Alexa.
"Biarkan saja," balas Rania. Disampingnya ada Cinta yang sedang menemaninya bertemu pemilik tanah yang ingin Rania beli.
Pagi ini mereka akan melakukan transaksi jual beli tanah yang diinginkan Rania. Dari pada sibuk memikirkan pro dan kontra tentang dirinya dan Alexa. Lebih baik Rania fokus pada rencananya saja. Dan juga perceraiannya.
"Kamu di mana?" tanya Winda.
"Di kantor kak Aryan. Kenapa?" jawab Rania.
"Aku bersama kak Ansel. Dia mencari kamu," balas Winda.
"Berikan ponsel kamu pada dia," ucap Rania.
"Rania, kamu baik-baik saja?" tanya Ansel setelah dia menerima ponsel milik Winda.
"Aku baik Kak, terima kasih. Aku minta maaf. Tolong sampaikan pada tuan Bryan dan Bunda Alana. Aku tidak bermaksud mempermalukan Alexa dan keluarga kalian. Semua terjadi begitu saja dan murni itu semua semata-mata karena aku ingin melepaskan apa yang menjadi bebanku selama ini." Ucap Rania.
"Alexa, dia...."
"Aku mengerti Rania. Aku dan bunda tidak masalah, begitu pun tuan Bryan. Anak itu yang salah, dia yang mendatangi kamu. Tanpa kejadian ini pun, keluarga kami sudah dipermalukan oleh anak pelakor itu." ucap Ansel memotong perkataan Rania.
Rania cukup terkejut dengan apa yang baru saja Ansel sampaikan. 'Anak pelakor'. Tapi Rania memilih untuk tidak mengorek apa maksud ucapan Ansel.
"Aku mencari kamu karena bunda. Dia ingin sekali bertemu dan meminta maaf. Selain itu, ada hal lain yang ingin bunda sampaikan pada kamu, Rania. Dan itu tidak bisa di wakilkan." Balas Ansel.
"Tentang apa Kak?" tanya Rania penasaran. Dia dan ibu Ansel itu baru satu kali bertemu. Mereka tidak pernah ada hubungan apapun sebelumnya.
"Tentang ibu kamu dan keluarganya." jawab Ansel.
Rania terdiam. Dia memang tidak banyak tahu tentang keluarga ibunya. Rania bersama ibunya hanya sampai usia lima tahun saja. Ibunya mengalami kecelakaan dan koma selama enam bulan lalu pergi meninggalkan Rania selamanya. Sejak saat itu, Rania hampir tidak pernah lagi berhubungan dengan keluarga ibunya. Rania hanya hidup berdua ayahnya dan mbok Asih saja.
Saat Rania menginjak usia sepuluh tahun, barulah ayahnya menikah lagi dengan Saras, yang juga seorang janda beranak satu. Itu pun karena di jodohkan oleh kakeknya.
"Tinggalkan saja nomor ponsel Kakak atau bunda pada. Nanti aku hubungi salah satu dari kalian." ucap Rania.
"Baiklah," balas Ansel lalu kembali menyerahkan ponsel Winda pada pemiliknya.
"Ayo Ra, kakakmu sudah menunggu di ruangannya." ucap Cinta mengagetkan Rania yang baru saja menutup panggilan teleponnya dengan Winda.
"Apa pemilik tanah itu sudah tiba?" tanya Rania.
"Sepertinya sudah. Ayo!" ajak Cinta lagi agar adik iparnya segera berdiri.
Rania tersenyum puas. Langkah pertamanya mewujudkan impiannya sudah berjalan dengan lancar. Dan itu berkat bantuan kakak sepupunya. Bersyukurnya Rania memiliki saudara seperti Aryan.
Senyum puas Rania meredup, begitu Aryan mengatakan tuan Widodo ingin bicara dengan Rania dan Adrian.
"Kak Cinta, Ara takut." ujar Rania.
"Kita temui Haris dulu saja." ucap Aryan.
"Ara tidak apa-apa Kak. Haris sudah memberikan Ara obat. Haris juga tidak ada di rumah sakit. Pagi tadi ke luar kota menggantikan om Sam,"
Malam pun tiba. Rania bersama Aryan dan Cinta memenuhi undangan makan malam di kediaman Pradipta. Hanya tante Lili, ibu Aryan yang menyambut kedatangan ketiganya. Selebihnya mereka seolah tidak melihat. Terutama pada Rania.
"Kemarilah Rania!" ucap tuan Widodo. Rania langsung mendekat.
"Duduklah di samping kakek." ucap tuan Widodo lagi.
Jujur Rania merasa tidak nyaman. Apalagi sekarang dia bisa merasakan tatapan tidak suka dari cucu-cucu tuan Widodo yang lain.
"Kita mulai saja makan malamnya, tidak perlu menunggu Adri...."
"Aku sudah ada di sini Kek!" ucap Adrian.
Semua menoleh pada pria yang masih berstatus suami Rania itu. Adrian segera duduk dibangku kosong yang ada di samping Rania. Aryan sempat ingin berdiri. Dia memikirkan rasa takut yang masih menyelimuti Rania. Namun Cinta menahan Aryan. Jika Rania selalu di bantu, kapan dia bisa menghilangkan rasa takutnya setiap bertemu Adrian.
Selama makan malam berlangsung, Adrian berusaha untuk menjadi suami yang sayang istri. Dia memperlakukan Rania dengan sangat baik. Membuat yang lainnya menatap tidak percaya.
Tapi tidak dengan Rania. Sebaik apapun Adrian malam ini padanya, Rania tetap pada pendiriannya untuk bercerai dari Adrian.
"Adrian, ajak istrimu ke ruang kerja kakek." ucap tuan Widodo setelah menyelesaikan sarapannya.
Mendengar itu, Adrian segera bangkit dari duduknya untuk menyusul tuan Widodo ke ruang kerja. TIdak lupa, dia menarik lembut tangan sang istri untuk ikut bersamanya ke ruang kerja tuan Widodo.
"Siapa yang akan menjelaskan ini?" tanya tuan Widodo sambil memperlihatkan lembaran yang berisikan perjanjian kontrak nikah antara Rania dan Adrian.
...☆☆☆...
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....
udh ktmu sm psangn msing2 y,trs udh bhgia pula.....
Ksusnya mama ana sm ky yg aku alami dlu....tp mau gmn lg,toh ayhku jg udh ga ada....mskpn smp skrng msh pnsran,brp bnyk uang yg mreka ambil dr alm ayhku dlu????scra kn aku msih kcil,jd ga tau apa2....
ga tau diri....blang benalu sm holang kaya,trs apa kbr dia yg cma numpang?????
Ayo harsa,ksih pljrn tu orng....kl tlat dkit aja,mngkn bkln trjdi ssuatu yg ga d inginkn sm istrimu....usir aja mreka dr rmhmu...
Iissshhhhh.....pgn bgt bejek2 mukanya.....
pntsn songong.....udh d tolak,mlah dktin rivalnya....tdk smudah itu buat ngusik mreka,bsa2 mlh dia sndri yg d tndang nnti....