Dua Tahun Setelah Menikah

Dua Tahun Setelah Menikah

Bab 1. Siap Berpisah

"Ibu tidak mau tahu, secepatnya kamu harus bisa hamil anak Adrian, Rania." ucap Saras pada putrinya.

Rania menatap punggung wanita paruh baya yang dia panggil ibu itu. Ini sudah kali ke tiga, Saras membawa Rania untuk periksa tes kehamilan, hanya karena dia telat datang bulan. Sesuatu yang sia-sia saja dilakukan, karena hasilnya pasti akan negatif. Bagaimana Rania bisa hamil, sementara Adrian Pradipta, suaminya tidak pernah satu kali pun menyentuhnya.

Dengan langkah lunglai, Rania kembali ke parkiran di mana mobil miliknya terparkir. Mobil yang Rania dapatkan dari hasil jerih payah dia bekerja sebagai karyawan di sebuah prusahaan property.

Tidak ada satupun fasilitas yang Rania dapatkan sebagai istri dari Adrian. Selain tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari. Bukan masalah bagi Rania, itu justru baik menurutnya. Dia tidak ingin hidupnya bergantung pada Adrian. Karena cepat atau lambat, mereka pasti akan berpisah.

Tiba di kediaman milik Adrian, Rania kembali merasakan yang namanya kesepian. Rumah mewah yang Adrian jadikan sebagai hadiah pernikahan ini hanya ditempati Rania seorang diri. Adrian tidak pernah pulang. Dia berada di rumah itu hanya di pagi hari saja. Itupun hanya untuk membersihkan diri dan sarapan. Adrian akan kembali lagi ke esoakan harinya untuk sarapan dan membersihkan diri. Selalu begitu setiap harinya, selama dua tahun ini.

Rania tidak mau tahu di mana Adrian bermalam setiap harinya. Yang dia pahami, Adrian tidak ingin banyak berinteraksi dengan dirinya. Adrian bahkan tidak pernah membawanya ke acara-acara penting keluarga dan perusahaan untuk dikenalkan sebagai istri pria itu.

Rania cukup mengerti, Adrian dan keluarga Pradipta malu memiliki menantu seperti dirinya. Dari semua menantu Pradipta, hanya dirinya yang dari golongan orang biasa. Bukan sedih, Rania bahkan bersyukur tidak hadir dalam acara penting itu.

Awalnya memang cukup menyakitkan bagi Rania. Namun, lambat laun, seiring berjalannya waktu, Rania sudah terbiasa tidak dianggap. Hidupnya saat ini hanyalah tentang dirinya. Bagaimana dia harus mewaraskan akal pikirannya agar tidak depresi dan berakhir di rumah sakit jiwa.

Tring. Satu pesan masuk dari Adrian. Pria itu tidak pulang lagi malam ini. Bukan sedih, Rania justru tersenyum. Untuk apa Adrian mengirim kabar padanya? Bukankah hal ini sudah berlangsung sejak awal mereka menikah?

'Ya,' balas Rania pesan Adrian. Jika tidak dibalas, pria itu akan terus mengirim pesan yang sama kepadanya. Aneh bukan?

Biarpun setiap malam tidak pernah pulang, Andrian tetap akan sarapan di rumah. Jadi, Rania tetap masak membuatkan sarapan untuk suaminya. Dua tahun pernikahan mereka, inilah rutinitas yang Rania lakukan sebagai seorang istri. Selebihnya, dia bebas melakukan apapun. Asalkan tidak membawa nama Pradipta dibelakang namanya. Cukup menjadi Rania saja.

Tepat pukul enam pagi Adrian pulang. Pria itu langsung duduk di meja makan yang sudah terisi hidangan sarapan pagi. Rania segera mengambilkan sarapan untuk suaminya. Jangan berharap kata, 'terima kasih' keluar dari mulut Adrian, atas perlakuan baik Rania. Pria itu tidak akan melakukannya. Dan Rania sudah terbiasa dengan itu.

Seperti biasa, setelah mengambilkan makanan untuk Adrian, Rania akan pergi meninggalkan pria itu sendiri. Adrian tidak suka jika Rania menemaninya sarapan. Entah apa yang ada dalam pikiran Adrian. Apa Rania sebegitu tidak layaknya untuk di cintai? Padahal dulu....

"Duduklah! Aku ingin bicara." ucap Adrian.

Rania sedikit terkejut, tapi dia dengan cepat menguasai diri dari keterkejutannya. Tanpa diminta dua kali, Rania menarik kursi yang berada tepat di hadapan Adrian lalu menjatuhkan tubuhnya di sana.

"Alexa sudah kembali." ucap Adrian.

Rania berusaha tersenyum lalu mengangguk. Dia tahu maksud Adrian, bahwa dia harus siap menyerahkan Adrian pada Alexa, gadis yang selama ini menjadi kekasih suaminya itu. Satu-satunya orang yang di cintai Adrian. Itu yang Adrian katakan di malam pertama mereka.

"Kita tidak akan bercerai." ucap Adrian lagi.

Rania menatap Adrian dengan tatapan tidak percaya. Untuk apa pria itu mempertahankan rumah tangga yang seperti hubungan bisnis saja. Tidak ada interaksi lebih selain pembicaraan tentang kesepakatan apa yang akan dan tidak akan mereka lakukan.

"Bukankah kamu berjanji akan melepaskan aku setelah Alexa kembali?" ucap Rania memberanikan diri membantah keputusan Adrian yang selalu saja tanpa musyawarah terlebih dulu.

Adrian tidak membalas ucapan Rania. Seperti tidak punya masalah apa-apa, dia justru melanjutkan sarapannya tanpa memperdulikan Rania yang saat ini merasa kesal dan marah dengan apa yang Adrian putuskan.

"Lepaskan aku!" ucap Rania mencoba bernegosiasi kali ini.

"Jika tidak, kamu tidak bisa menikah dengan Alexa." ucap Rania lagi dengan tegas kali ini. Cukup sudah dia diam dan menuruti semua keputusan yang Adrian ambil secara sepihak.

Tanpa ada Alexa dalam rumah tangga mereka, kehidupan Rania sudah tersiksa seperti ini. Ditambah kehadiran Alexa, yang ada dia akan menjadi bulan-bulanan gadis itu.

"Sejak kapan kamu bisa mengatur keputusanku?" ucap Adrian tidak terima Rania menolak keputusannya dan berani memberikan ancaman padanya.

"Mulai saat ini. Aku tidak akan diam lagi, Adrian!" jawab Rania.

"Kamu tidak bisa menolaknya Rania, kamu pasti tahu akibatnya jika menentang keinginanku," balas Adrian.

"Aku akan menanggung akibatnya." Jawab Rania.

"Aku tidak peduli dengan apa yang akan kamu lakukan terhadapku. Menyiksa ku? Atau ingin menghabisi nyawaku? Lakukan saja, aku juga tidak peduli."

"RANIA!" ucap Adrian membentak Rania yang kali ini seperti orang asing di mata Adrian. Tidak ada lagi Rania yang hanya mengagguk saja. Tidak ada lagi Rania yang hanya mengikuti perintahnya saja.

"Egois! Kamu pria yang tidak punya hati nurani dan egois!" ucap Rania, lalu pergi meniggalkan Adrian yang menatapnya penuh tanya.

"Ada apa dengan Rania? Mengapa dia berubah?" tanya Adrian pada dirinya sendiri.

Ayo lah Adrian, apa kamu pikir orang yang tersakiti akan diam selamanya? Rania sudah pada puncak kesabarannya. Selama ini Rania diam, karena menghormati Tuan Widodo Pradipta. Pria tua yang sangat Rania hormati.

Rania masuk ke kamar yang selama dua tahun ini dia tempati. Menarik nafas panjang, lalu Rania keluarkan perlahan. Setelah beberapa kali melakukannya, kini Rania sudah bisa lebih tenang. Entah keberanian dari mana sehingga dia bisa membantah ucapan Adrian. Mungkin karena Adrian menyebut nama Alexa? Nama yang selama dua tahun ini menjadi hantu yang menakutkan untuk Rania.

"Jadi dia sudah kembali. Baiklah, waktuku sudah habis menjaga kamu Adrian. Jadi kita akhiri saja sampai disini." ucap Rania bicara pada dirinya sendiri melalui pantulan kaca.

Setelah cukup lama berpikir, Rania mengemasi barang-barang miliknya yang tidak terlalu banyak itu. Semua yang dia miliki saat ini, masih sama saat pertama kali dia menginjakkan kakinya di rumah ini.

Rania keluar dari kamarnya. Turun ke lantai bawah melewati Adrian yang Rania lihat sudah menghabiskan sarapannya. Pria itu selalu saja seperti itu. Selalu menganggap tidak pernah ada masalah diantara mereka.

"Mau kemana kamu, Rania?" tanya Adrian.

"Kirim pesan saja jika kamu ingin memberikan surat cerai untukku. Aku sudah menanda tangani surat pernyataan setuju cerai yang sudah kamu siapkan dua tahun yang lalu." Bukan menjawab pertanyaan Adrian, Rania justru menyerahkan surat persetujuan untuk cerai, pada Adrian.

Di malam pertama pernikahan mereka, bukan pelukan hangat atau kecupan sayang yang Rania dapatkan. Melainkan penjelasan Adrian tentang siapa Alexa dan surat persetujuan cerai yang Adrian berikan pada Rania.

Seperti biasa, Adrian tidak bicara satu katapun. Pria itu hanya menatap punggung Rania yang semakin menjauh. Adrian yakin, Rania tidak bisa hidup jauh darinya. Gadis itu tidak punya tempat berlindung selain dirinya. Rania juga tidak memiliki cukup banyak uang untuk bertahan diluar sana. Rania juga tidak mungkin kembali ke kediaman orang tuanya.

Adrian tidak tahu, Rania masih memiliki penghasilan biarpun dia terlihat hanya di rumah saja. Dalam kesepianya, Rania belajar menjadi penulis novel. Tidak disangka, Rania mendapatkan penghasilan dari profesinya sebagai penulis novel.

Bukan hanya penghasilan sebagai penulis saja yang Rania dapatkan. Rania juga menjual gambar desain rumah dan juga desain interior hasil karyanya. Selama bekerja di perusahaan property, banyak klien yang menyukai hasil desain dan rancangan yang Rania buat. Sehingga, meskipun Rania tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut, mereka tetap mencari Rania untuk bergabung di project mereka.

Meninggalkan kediaman Adrian, kini Rania tiba di sebuah rumah minimalis. rumah yang dia bangun selama bekerja di perusahaan Property. Memanfaatkan sisa-sisa bahan proyek pembangunan, Rania akhirnya merampungkan pembangunan rumahnya yang low budget itu tapi tampak berkelas.

Tidak ada yang tahu tentang rumah yang Rania dirikan ini, termasuk keluarga Rania sendiri. Sengaja Rania sembunyikan tempat ini, agar dia tenang dalam persembunyiannya. Rania benar-benar sudah mempersiapkan diri untuk berpisah dengan Adrian.

...☆☆☆...

Terpopuler

Comments

Resmi Atun

Resmi Atun

Pernikahan apa seperti itu. Kalau itu mantu atau istri yang tak diharapkan untuk apa dinikahkan.

2024-11-04

0

Heny

Heny

Nyimak thor lanjut

2024-11-13

0

muthia

muthia

mampir

2024-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Siap Berpisah
2 Bab 2. Bebas
3 Bab 3. Bertemu Aryan
4 Bab 4. Menemui Rania
5 Bab 5. Makan Malam
6 Bab 6. Melawan
7 Bab 7. Aku Baik Baik Saja
8 Bab 8. Mati Rasa
9 Bab 9. Menghadiri Rapat
10 Bab 10. Rania Sebenarnya
11 Bab 11. Lelah
12 Bab 12. Rania VS Alexa
13 Bab 13. Merasa Terpuruk
14 Bab 14. Tidak Bisa Bercerai
15 Bab 15. Ingin Bebas
16 Bab 16. Sebuah Rahasia
17 Bab 17. Klarifikasi
18 Bab 18. Terima Nasib
19 Bab 19. Mengugat Cerai
20 Bab 20. Arti Cinta
21 Bab 21. Tidak Asing
22 Bab 22. Menghadiri Sidang
23 Bab 23. Hilang
24 Bab 24. Bertemu Nyonya Alana
25 Bab 25. Kedatangan Ibu Saras
26 Bab 26. Resmi Bercerai
27 Bab 27. Terluka
28 Bab 28. Tidak Terluka
29 Bab 29. Rahasia Yang Lain
30 Bab 30. Semoga Berjodoh
31 Bab 31. Kembali Seperti Dulu
32 Bab 32. Memperkenalkan Ansel
33 Bab 33. Pernyataan Harsa
34 Bab 34. Tertangkap
35 Bab 35. Jadian
36 Bab 36. Takut Kehilangan
37 Bab 37. Menolak
38 Bab 38. Berjuang Bersama
39 Bab 39. Kedatangan Mama Ana
40 Bab 40. Ada Yang Bermain.
41 Bab 41. Adik Kakek Buyut
42 Bab 42. Menggunakan Pion
43 Bab 43. Lampu Hijau
44 Bab 44. Menjenguk Tuan Bryan
45 Bab 45. Hati Yang Kecewa
46 Bab 46. Calon Pengganggu Hubungan
47 Bab 47. Penganggu Berulah
48 Bab 48. Akad
49 49. Pesta Pernikahan
50 Bab 50. Lebih Menggoda
51 Bab 51. Yang Pertama Kali
52 Bab 52. Menemukan Pelaku
53 Bab 53. Ke Rumah Sakit
54 Bab 54. Kepergian Tuan Widodo
55 Bab 55. Lebih Baik Dicintai
56 Bab 56. Rencana Karla
57 Bab 57. Kedatangan Adrian
58 Bab 58. Syukuran
59 Bab 59. Cepat Nikah
60 Bab 60. Harapan Ayah Wildan
61 Bab 61. Wanita Idamannya
62 Bab 62. Seandainya Tidak Berdosa
63 Bab 63. Protect
64 Bab 64. Ratu
65 Bab 65. Mungkin Saja Jodoh
66 Bab 66. Mereka Adalah Keluarga
67 Bab 67. Garis Satu atau Dua
68 Bab 68. Bertemu Anita
69 Bab 69. Cemburu
70 Bab 70. Kekesalan Rania
71 Bab 71. Menunggu Karla
72 Bab 72. Sudah Direncanakan
73 Bab 73. Menaruh Dendam
74 Bab 74. Sikap Rania
75 Bab 75. Kedatangan Adik Adrian
76 Bab 76. Keponakan Mama Ana
77 Bab 77. Biar Saja Tahu
78 Bab 78. Sidang Keluarga
79 Bab 79. Sempurna Sebagai Wanita
80 Bab 80. Anugrah Yang Indah
81 Bab 81. Kamu Hanya Masa Lalu
82 Bab 82. Malu Sendiri
83 Bab 83. Semua Bahagia
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Siap Berpisah
2
Bab 2. Bebas
3
Bab 3. Bertemu Aryan
4
Bab 4. Menemui Rania
5
Bab 5. Makan Malam
6
Bab 6. Melawan
7
Bab 7. Aku Baik Baik Saja
8
Bab 8. Mati Rasa
9
Bab 9. Menghadiri Rapat
10
Bab 10. Rania Sebenarnya
11
Bab 11. Lelah
12
Bab 12. Rania VS Alexa
13
Bab 13. Merasa Terpuruk
14
Bab 14. Tidak Bisa Bercerai
15
Bab 15. Ingin Bebas
16
Bab 16. Sebuah Rahasia
17
Bab 17. Klarifikasi
18
Bab 18. Terima Nasib
19
Bab 19. Mengugat Cerai
20
Bab 20. Arti Cinta
21
Bab 21. Tidak Asing
22
Bab 22. Menghadiri Sidang
23
Bab 23. Hilang
24
Bab 24. Bertemu Nyonya Alana
25
Bab 25. Kedatangan Ibu Saras
26
Bab 26. Resmi Bercerai
27
Bab 27. Terluka
28
Bab 28. Tidak Terluka
29
Bab 29. Rahasia Yang Lain
30
Bab 30. Semoga Berjodoh
31
Bab 31. Kembali Seperti Dulu
32
Bab 32. Memperkenalkan Ansel
33
Bab 33. Pernyataan Harsa
34
Bab 34. Tertangkap
35
Bab 35. Jadian
36
Bab 36. Takut Kehilangan
37
Bab 37. Menolak
38
Bab 38. Berjuang Bersama
39
Bab 39. Kedatangan Mama Ana
40
Bab 40. Ada Yang Bermain.
41
Bab 41. Adik Kakek Buyut
42
Bab 42. Menggunakan Pion
43
Bab 43. Lampu Hijau
44
Bab 44. Menjenguk Tuan Bryan
45
Bab 45. Hati Yang Kecewa
46
Bab 46. Calon Pengganggu Hubungan
47
Bab 47. Penganggu Berulah
48
Bab 48. Akad
49
49. Pesta Pernikahan
50
Bab 50. Lebih Menggoda
51
Bab 51. Yang Pertama Kali
52
Bab 52. Menemukan Pelaku
53
Bab 53. Ke Rumah Sakit
54
Bab 54. Kepergian Tuan Widodo
55
Bab 55. Lebih Baik Dicintai
56
Bab 56. Rencana Karla
57
Bab 57. Kedatangan Adrian
58
Bab 58. Syukuran
59
Bab 59. Cepat Nikah
60
Bab 60. Harapan Ayah Wildan
61
Bab 61. Wanita Idamannya
62
Bab 62. Seandainya Tidak Berdosa
63
Bab 63. Protect
64
Bab 64. Ratu
65
Bab 65. Mungkin Saja Jodoh
66
Bab 66. Mereka Adalah Keluarga
67
Bab 67. Garis Satu atau Dua
68
Bab 68. Bertemu Anita
69
Bab 69. Cemburu
70
Bab 70. Kekesalan Rania
71
Bab 71. Menunggu Karla
72
Bab 72. Sudah Direncanakan
73
Bab 73. Menaruh Dendam
74
Bab 74. Sikap Rania
75
Bab 75. Kedatangan Adik Adrian
76
Bab 76. Keponakan Mama Ana
77
Bab 77. Biar Saja Tahu
78
Bab 78. Sidang Keluarga
79
Bab 79. Sempurna Sebagai Wanita
80
Bab 80. Anugrah Yang Indah
81
Bab 81. Kamu Hanya Masa Lalu
82
Bab 82. Malu Sendiri
83
Bab 83. Semua Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!