NovelToon NovelToon
Benih Twin'S CEO Kejam

Benih Twin'S CEO Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Poligami / CEO / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Karena dipaksa untuk segera memiliki anak, Jovan sang CEO dari perusahaan ternama diam-diam menikah lagi. Dengan kejamnya, dia mengusir Seina selaku istri pertamanya yang dikira mandul. Namun nasib buruk pun menimpa Jovan yang mana istri keduanya mengalami kecelakaan hingga membuatnya keguguran bahkan rahimnya terpaksa harus diangkat demi menyelamatkan nyawa Ghina.

Lima tahun kemudian, Seina yang dikira mandul kembali dengan tiga anak kembar yang memiliki ketampanan mirip Jovan.

“Bunda, Oom itu milip Kakak Jelemy, apa Oom itu Ayah kita?” tanya Jelita, si bungsu.

“Bukan!” elak Seina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Culik Saja Sekalian?

Esok paginya, cuaca terlihat cerah dan indah. Semua orang di kota memulai aktivitas mereka dengan aura semangat penuh, kecuali Seina yang khawatir pada Jhansen.

“Seina, gara-gara kemarin Jhansen keasikan main, dia jadi sakit. Lebih baik kau bawa saja dia periksa,” usul Salwa.

“Nda mau, Jencen nda mau dicuntikk! Janan bawain Jencen ke cana, hiks.” Jhansen terus meronta-ronta di pelukan Seina.

“Ok... oke... Bunda tidak bawa Jhansen tapi sekarang Jhansen harus minum obat, mau kan, sayang?” Bujuk Seina menatap dengan penuh harap.

“Nda mau, obatna nda enak!” Tolak Jhansen menggeleng.

“Ihhh Kakak Jencen olangna bandel! Inum obat aja halus cengen dulu, huuuh.....” Jelita yang berdiri di samping Salwa malah memanas-manasi suasana.

“Aduh, Jelita, kamu diam dulu ya, sayang.” Salwa segera membawa gadis mungil itu keluar.

“Maaf, apa yang sedang terjadi ya?” tanya Ghina datang dan masih dengan piyama yang melekat di tubuhnya.

“Jhansen sakit, dia tidak mau minum obat. Dari dulu anak itu memang susah nurutnya,” jawab Salwa lalu pergi mencari si Jeremie.

Ghina pun pergi ke kamar Seina dan sontak saja saat Ghina masuk, Jhansen langsung berlari ke wanita itu membuat Seina sedikit terkejut melihatnya memeluk Ghina. Ghina juga kaget dipeluk tiba-tiba.

“Jhansen, sini dong sayang, minum obatnya dulu. Nanti kamu tidak bisa main loh bareng kakak dan adikmu kalau sakit begini.” Seina melangkah. Di tangannya terdapat sendok yang berisi vitamin.

“Nda mauuu...!” Tolak Jhansen menutup mulutnya dan bersembunyi di belakang kaki Ghina.

Seina membuang napasnya berat. Ia beralih pada Ghina dengan lelah. Seina merasa Jhansen sangat susah ditaklukkan, tidak seperti Jeremy dan Jelita yang bisa dibujuk.

Tiba-tiba Ghina maju, ia menawarkan dirinya untuk membujuk Jhansen tapi anak manja itu malah kabur.

“Maaf, sudah merepotkanmu, Ghina,” ucap Seina lalu ia mendapat senyuman dari Ghina yang tidak merasa direpotkan. Justru wanita cantik itu senang diberikan kesempatan membujuk si Jhansen yang bandel.

“Ahhhh nda mau! Jencen nda mau!” pekik Jhansen di belakang lemari yang sempit seraya terbatuk-batuk.

“Hai ganteng, kalau kamu tidak minum obat, nanti tidak bisa sekolah loh. Kamu mau jadi anak bodoh yang tidak tahu apa-apa? Kamu mau diejek nanti sama adikmu?”

Seina sedikit terperanjat karena kata-kata Ghina itu agak kejam karena terdengar penuh ancaman. Wajah Jhansen pun tampak mau menangis mendengarnya.

“Nda mau, Jencen nda bodo, Jencen pintaaaal, Bunda, huaaa.........”

Pada akhirnya anak itu menangis sekeras-kerasnya membuat Jeremy yang berdiri di belakang sang Ibu pun menepuk jidatnya. Menghadapi satu anak saja mereka sudah kewalahan, bagaimana jika Jelita dan Jeremy seperti Jhansen? Mungkin Ibunya sudah gila.

Oleh karena itu, Jeremy dan Jelita belajar mandiri serta mencoba berpikir dewasa agar mereka tidak terlalu membebani Ibunya.

Melihat kakaknya berdiri di sana, Jhansen menerobos dua wanita itu lalu ia menangis di pelukan sang kakak yang memang sengaja dan selalu menjadikan tubuh kecilnya sebagai sandaran adiknya.

“Bunda sama Tante belenti dulu. Ental aja minum obatnya.” Mohon Jeremy seraya menepuk-nepuk punggung Jhansen yang bergetar.

“Baiklah.” Seina menurut saja seraya menarik Ghina meninggalkan dua bocah itu.

“Tidak apa-apa nih mereka ditinggal?” tanya Ghina agak cemas.

“Tidak apa-apa kok. Jeremy anaknya baik. Dia pasti bisa mengurus adiknya sendiri.”

Dan benar saja, beberapa menit kemudian Jhansen diam bahkan anak itu sudah selesai minum obatnya. Salwa pun dibuat kagum pada Jeremy. Ketiga wanita cantik itu merasa penasaran bagaimana ia membujuk adiknya dan Jeremy berkata bahwa obatnya manis ketika dicampur biskuit.

Salwa, Seina dan Ghina tampaknya tidak percaya tapi melihat Jeremy tersenyum membuat mereka merasa lega. Tetapi anehnya, bocah yang biasanya bersikap dingin kenapa tiba-tiba tersenyum hari ini?

Kini Salwa sibuk menata pot-pot di lemari, sedangkan Seina tengah menghubungi kepala sekolah anaknya. Kalau Ghina, tampak tak tahu harus melakukan apa.

Sementara si kembar, mereka asik bermain bongkar pasang karena cuaca di luar cukup panas dan tidak baik untuk kondisi Jhansen yang belum sembuh total untuk bermain di luar. Melihat mereka, Ghina merasa ingin pulang membawa tiga anak itu ke rumah Jovan.

“Kalau aku minta ijin ke Ibunya, apakah aku bakal diijinkan ya? Atau kuculik saja mereka sekalian?” Batinnya seraya menatap mereka bergantian.

Ghina pun mengangguk kecil lalu perlahan menarik bokongnya duduk di samping triple cadel.

“Hai, Tante boleh ikut main, nggak?” Mula-mula Ghina mengajak mereka bicara dulu.

Jelita langsung menolak, “Nda bole.”

“Kenapa?” tanya Jeremy dan Jhansen sedikit terkejut.

“Onty uda becaaal, ndaaa bole ikut main.”

Ghina memonyongkan mulutnya, ia merasa sedih ditolak secepat itu. Jelita tampak tidak suka pada Ghina dan seolah membencinya. Di mata Jelita, ia seperti wanita genit yang suka merayu.

“Jelita, nda boleh gitu sama olangtua, dek.” Tegur Jeremy. Tapi Jelita malah berdiri, menghentakkan sebelah kakinya.

“Jelita nda cuka pokokna!” Lalu gadis mungil itu berjalan ke arah Ibunya yang berdiri dekat jendela dan sudah selesai mengurus semua keperluan si kembar.

“Apa karena aku tidak layak jadi seorang Ibu jadi anakku meninggal?” gumam Ghina pun seketika membuat langkah Jelita terhenti lalu ia menoleh kepada wanita itu yang makin tertunduk sedih.

“Tante, maapin adik kami, olangnaaa emang celewet. Tapi Jelita olangna baik.” Hibur Jeremy dan Jhansen merasa bersalah.

Ghina tersenyum getir lalu berdiri. Ia berjalan ke kamar mandi membuat Salwa dan Seina merasa bingung melihat calon pegawainya itu buru-buru masuk ke sana.

1
AbiManyu
jovan seenaknya aja mau ngambik anak seina
AbiManyu
semoga baik baik saja
Widia
jangan bikin seina sama jovan balikan ya thor.. kasih aja pemain baru buat jadi suaminya seina
Yu Nana
Nexxtt
Ma Em
kok Seina ga cariin anaknya yg nginap dirumah Ghina ga merasa kehilangan malah dibiarin tidur dirumah Jovan.
Ma Em
Luar biasa
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Terima kasih bund
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
next thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Siap nextt
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
ahilna jumpa ladi celita bocil cadel👏
Iqlima Al Jazira: sama_sama thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Terima kasih SDH mampir bunda
total 2 replies
ika
rasakan Jovan
muna aprilia
lnjut
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Siap kak 😇 terima ksih SDH mmpir
total 1 replies
Yu Nana
Nextttt
Yu Nana
Nexttt
Yu Nana
Keren om Garanya
Yu Nana
🤣🤣😅
Yu Nana
Lanjuuuut
Yu Nana
Lucunya si kembar
Yu Nana
Jovan jht
Yu Nana
Vara dan gara slalu aj Adu mulut 🤣
Yu Nana
Semoga baik2 aj y
AbiManyu
kasihan seina dicampakkan sm jovan bahkan tega buang darah dagingnya sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!