Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 07
Setelah makan siang, Nadira membawa Alby ke kamarnya. Kamar yang hanya di tempati Alby selama satu malam saja. Kini Alby memasuki kamar itu lagi. Alby dan Dira sama -sama diam. Bahkan Nadira tampak memperhatikan setiap sudut kamar ini. Nadira menatapnya begitu lekat. Karena sebentar lagi rumah ini hanya akan menjadi kenangan untuk dirinya. Alby yang memperhatikan Nadira, juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Nadira berdiri di jendela, menatap keluar dengan pandangan sendu. Bahkan tanpa terasa air matanya menetes.
Nadira duduk di sofa sambil membaca buku. Nadira sengaja membiarkan Alby membaringkan tubuhnya di ranjang. Tak lama terdengar dengkuran halus. Yang menandakan Alby telah tertidur. Setelah Alby tertidur, Nadira mengemasi barang-barang yang masih tertinggal di kamar lamanya ini. Nadira mulai memasukannya ke dalam sebuah koper. Nadira melakukannya dengan sangat hati-hati, ia tak ingin membuat istirahat Alby terganggu. Setelah satu jam, Alby pun terbangun, dan dia melihat Nadira yang duduk di lantai dengan bahu yang bergetar. Alby menyadari, bahwa Nadira tengah menangis. Nadira menangis tanpa suara, hanya bahunya saja yang bergetar. Alby yang melihatnya pun merasa kasihan. Namun lagi-lagi, Alby mengingat bahwa karena Nadira lah, kini dirinya berpisah dari Shifa.
Mengingat perjodohan ini, membuat Alby kembali bersikap dingin. Menjelang sore, Alby dan Nadira pun berpamitan, untuk pulang ke rumah Alby. Tadinya Nadira ingin menginap, namun Ayahnya melarang. Dan menyuruh Nadira untuk datang esok pagi. Untuk menghantarkan kepergian kedua orang tuanya. Memang sudah dasarnya, Nadira anak yang penurut, maka dengan terpaksa Nadira menyetujui keinginan sang Ayah. Mereka pun pulang, di dalam mobil, tak ada satu pun diantara mereka yang bersuara. Nadira lebih banyak memandang ke arah luar jendela, begitu tiba di rumah, Nadira pun masuk ke kamarnya. Mengurung diri, melewatkan makan malam dan keluar pada esok paginya.
Pagi ini Nadira bangun seperti biasa. Dira juga masih menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Alby. Masih melayani Alby, walau dia tahu, bahwa nanti Alby akan menolak apa bila Nadira mengambilkan makanan untuknya. Tapi pagi ini berbeda. Alby tak menolak makanan yang di sendokkan ke piringnya. Bahkan kopi yang di buatnya pun di minum oleh Alby. Yang biasanya Alby akan membuangnya di wastafel dan menggantinya dengan buatan Alby sendiri. Nadira hanya memperhatikan. Setelah sarapan Nadira bergegas akan berangkat ke Ruko. Dira akan mengecek keseluruhan barang yang masuk. Walau sudah ada Dea, namun Dira tetap mengecek ulang semua.
" Aku akan menghantar mu. "
Alby berkata ketika Nadira akan membuka pintu.
" Terima kasih, tapi Aku akan berangkat sendiri."
Nadira pergi dengan membawa kunci motor dan juga helm yang biasa ia gunakan. Alby menghela nafasnya. Tak ada cegahan dari Alby.
Dua puluh menit kemudian, Nadira sampai ke ruko yang menjadi tempat usahanya. Setelah semua pengecekan selesai. Dan pengiriman barang sudah teratasi. Nadira pun kembali pamit. Dira membawa motor maticnya menuju rumah orang tuanya. Hari ini kedua orang tua Dira akan pindah ke Bandung. Keberangkatan orang tuanya menggunakan mobil sewaan, dan berangkat sesudah Maghrib. Jadi hari ini Dira ingin menghabiskan waktu dengan kedua orang tua yang membesarkannya ini. Tiga puluh menit berkendara, kini tibalah Dira di kediaman orang tuanya. Sang Bunda menyambut kedatangan Dira. Bunda memeluk erat putri kesayangannya ini. Bahkan menghujaninya dengan ciuman di seluruh pipi Dira.
salam kenal yah 🙏 🌹