Mendapat kan hati dokter dingin dan tampan bukan hal yang mudah bagi Asya si cewek cantik dan centil. Willie Ghifari adalah salah satu dokter spesialis bedah yang sangat banyak di kagumi oleh para wanita. Sentuhan lembut dokter tampan ini berhasil membuat si cegil Asya tertarik dan jatuh cinta dalam pandangan pertama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingkar janji
Sore hari pun telah tiba, Asya terbangun dari tidur nya. Tanpa mengecek handphone nya asya langsung berlari ke kamar mandi untuk mandi, mengingat janji dari dokter Willie yang akan menjemput nya nanti untuk makan malam.
Sedangkan di rumah sakit, Willie masih sangat sibuk dan tak sempat memegang handphone untuk mengabari asya lagi, karena pada sore itu hanya Willie dokter yang tertinggal di rumah sakit jadi dia tak bisa meninggalkan rumah sakit.
Jam 7 malam, asya sudah berada di depan cermin untuk merias wajah nya tipis-tipis.
"Ini kan malam pertama gue sama Willie keluar, gue pakai baju apa ya?" asya malah bingung
Dan beranjak dari kursinya untuk membongkar isi lemarinya, dia mencoba mengeluarkan beberapa baju untuk dia pilih mana yang akan dia pakai nanti.
"Aduhhhhh bingung banget lagi," Kesal nya
"Ohhhh ini kan hari pertama ya, gue pakai nya yang simpel-simpel aja dehhh, soalnya gue juga malas pakek yang ribet-ribet." katanya berbicara sendiri
Dan asya pun memilih salah satu baju favorit nya yang sangat dia suka.
"Pasti gue cakep benar kalau pakek ini" Puji nya saat melihat ke cermin sembari mencocokkan baju itu ke tubuh nya.
Asya pun kembali merias wajah nya di depan cermin. Malam itu asya benar-benar effort sekali untuk berjumpa dengan Willie dan makan malam di restoran.
Padahal berbeda dengan Willie yang sangkin sibuk nya dia tak ingat lagi ada janji dengan asya malam itu. Tadinya dia masih punya keinginan untuk ijin dan mengundur waktunya, namun karena banyaknya pekerjaan nya dia malah tak ingat lagi akan janji itu.
Setelah asya selesai beberes dan sudah berpenampilan semenarik mungkin, dia turun ke lantai satu untuk menunggu pesan dari Willie.
Dia mengecek handphone nya namun belum ada pesan dari Willie padahal jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Kemana ya dia, apa lagi di jalan ya?" tanya nya berbicara sendiri
"Ahhh yaudah lah gue tunggu aja dehhh" Ucapnya berusaha santai
Namun sejam sudah dia menunggu tetap tak ada kabar apapun, dia pun menelepon nomor Willie namun tak diangkat.
Asya berusaha menenangkan dirinya.
"Jangan emosi, ayo lohh harus bisa sabar dong, yakali Lo emosi hanya karena ini doang" Ucapnya
Dia pun berusaha menunggu lagi, namun satu jam lagi dia menunggu kabar tak kunjung datang.
Jam sepuluh malam itu benar-benar sudah menjadi waktu yang tak memungkinkan jika dia harus keluar lagi.
Asya pun pasrah dan dia mengirim pesan ke WhatsApp Willie
"Lo pembohong, gue udah nungguin Lo dari jam 8 malam sampai sekarang Lo gak nongol-nongol, setidaknya ngasih kabar jangan ngasih harapan palsu" Ucapnya di dalam pesan tersebut.
Setelah mengirim pesan itu, Asya kembali naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya. Disana dia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.
"Arghhhhhhhhhhhhh" Asya malah berteriak kesal karena hal itu
"Lo bodoh banget sih sya, Lo effort banget sama dia tapi Lo gak di ubris sama sekali, bodoh banget sih Lo" Ucapnya dengan kesal
pada dirinya sendiri
Asya mengambil kembali handphone nya dan pesan nya tak kunjung di read oleh Willie, hal itu kembali membuat nya kesal lalu dia memblokir nomor tersebut.
Handphone itu kembali di campakkan nya dan dia malah menangis sambil memeluk bantal guling nya.
"Hikss hiksss hiksss, kenapa sihhh gue gak pernah dapat perhatian dari cowok yang gue sukai, tiba sama cowok yang gue gak suka malah di gatalin" Ucap nya kesal meratapi kenyataan hidupnya saat ini.
...----------------...
Pukul 23.00 Semuanya pun selesai, dengan lelah Willie kembali ke ruang kerjanya, dia masih berusaha menenangkan dirinya yang sudah sangat lelah.
"Hufttttttt" Suara desaran nafas Willie
Namun tiba-tiba dia teringat dengan wanita yang sedang dekat dengan nya itu.
"Waduhhhh, mampus gueee!!!!!" katanya sambil memukul kening nya sendiri
"Gue gak ngabarin asya lagi, dia udah nungguin gue gak ya" Willie berjalan menuju laci tempat nya menyimpan handphone nya.
Dia mengambil handphone nya dari dalam laci itu, lalu membuka WhatsApp nya dan benar saja panggilan tak terjawab yang sudah ada berpuluhan kali membuat dia semakin cemas.
Kemudian dia membuka log chat dan melihat pesan yang dikirim oleh asya tadi.
Dengan sigap Willie pun menelepon nomor asya, namun nomor itu tak aktif lagi, Willie paham pasti nomor wa nya sudah di blokir oleh asya.
Willie keluar dari ruangannya, dan menemui para perawat yang juga bertugas malam itu. salah satunya adalah Dina.
"Dinaaa" panggil Willie
"Kenapa dokter?"
"Saya harus pergi sebentar, tolong kamu tangani jika ada masalah lagi ya" Perintah nya
"Mau nemuin asya ya??" tanya Dina meneba
Willie hanya mengangguk menandakan bahwa tebakan itu benar.
"Yaudah dokter, sana pergi aja GPP kok sayang bisa tangani lagian kayaknya bakal aman-aman aja dehhh" Ucap Dina memberikan lampu hijau pada dokter itu
Dengan bergegas pun Willie pergi ke parkiran dan buru-buru melakukan mobilnya mengarah ke rumah Asya.
Malam itu sudah sangat larut namun dia tak bisa membiarkan malam itu berlalu begitu saja, apalagi mengetahui asya sudah memblokir nomornya, membuat Willie semakin merasa bersalah.
Cukup 15 menit dengan kecepatan penuh Willie sudah sampai di pekarangan rumah asya. Dia pun berlari ke arah pintu rumah asya, dan yang membuat Willie herana dalah pintu itu tak dikunci ntah asya lupa menguncinya dia tak tahu.
Kemudian dia berlari ke lantai dua, menuju kamar asya.
Tok.... Tokkkk...tok......
Suara pintu di ketuk
Tiba-tiba Asya menyadari suara itu, dia jantungan karena hanya dia sendiri yang ada disana
"Ha? siapa itu?? Kenapa ada yang ngetok pintu kamar aku??" Asya merasa takut sekali
"Aduhh kayaknya itu belum aku kunci dehhh, mampus dehhh" Ucapnya dengan nada khawatir
Karena tak ada yang menyahut dari dalam kamar asya, Willie pun mencoba langsung membukanya.
Melihat engsel pintu kamar nya mulai bergerak, membuat Asya sangat takut, dia menutupi wajah nya dengan selimut
Saat langkah seseorang masuk kedalam kamar nya dia berteriak histeris
"Lo jangan mendekat!!!!!! Jangan apa apain guee, gue tau Lo mau maling kan??? Gpp Lo ambil aja semua nya yang ada di rumah ini asal jangan sentuh gue" Teriaknya dengan histeris dan penuh ketakutan
Namun Willie semakin mendekatkan langkah nya ke asya, dia meraih selimut yang menutupi tubuh asya.
"Ini gueee Willie, bukan maling kenapa Lo malah nuduh gue maling" Ucap nya dengan suara khas nya yang sedikit serak
Asya pun membuka seluruh selimut yang menutupi wajah nya dan melihat kearah suara itu untuk memastikan benarkah itu willii
"Lo kenapa bisa disini??" Asya bingung
"Lo gak nutup pintu rumah, jadi gue langsung masuk aja tadi"
"Maafin gue ya gue gak ngabarin Lo"
Asya langsung memukul dada bidang pria yang dihadapan nya itu
" Lo jahat banget sihh, kenapa Lo malah nyakitin gue lagi pas gue udah berharap" Katanya tak berhenti memukul nya
"Maaf Asya, gue gak bermaksud buat Lo marah" Katanya
Namun asya tak menerima permintaan maaf itu, dia masih saja marah pada Willie, melihat wanita didepannya itu masih marah, Willie pun meraih tubuh asya dan memeluknya untuk menenangkan kan diri asya.
ada iklan untuk mu/Smile/