DEWA PEDANG ES | ZHOU YUN

Satu Minggu kemudian.

Iring iringan kereta kuda keluarga Zhou yang cukup mewah telah tiba di kediaman keluarga wu.

Sambut hangat dan penuh kebahagiaan dari keluarga wu atas kedatangan rombongan keluarga Zhou.

"Tuan Zhou yuan, silahkan masuk, kepala keluarga kami, wu xue telah menunggu anda di dalam ruangan." Ucap salah satu pelayan wanita berpakaian merah.

Raut wajah yang terlihat sangat dingin terlihat pada Zhou yuan yang berjalan bersama istrinya Zhou Xin, di iringi Zhou Yun di belakang mereka bersama beberapa tetua dari keluarga Zhou.

"Keluarga Zhou telah tiba." Ucap keras penjaga kediaman keluarga wu.

Wu xue pun bangkit dari tempat duduknya.

sebuah senyuman di berikan oleh wu xue kepada Zhou yuan dan istrinya Zhou Xin.

"Maafkan aku tak memberikan sambutan yang meriah atas kedatangan saudara Zhou yuan dan keluarga di kediamanku ini." Ucap wu xue yang membungkuk memberi hormat kepada Zhou yuan.

"Hmmmm, wu xue, nampaknya kamu telah mencapai tahap martial master bintang 5, aku mengingat saat pertemuan terakhir kita, kamu masih berada pada tingkatan semi martial tahap akhir, bagus, bagus, sangat bagus, perkembangan yang begitu pesat." Ucap Zhou yuan sembari tersenyum kepada wu xue.

Lalu muncul sesosok wanita kecil dengan pakaian berwarna putih, mahkota di atas kepalanya, berjalan perlahan menuju semuanya yang berkumpul di ruangan utama keluarga wu.

Membungkuk memberi salam hormat kepada Zhou yuan dan istrinya.

di sisi lain, Zhou Yun yang pertama kali melihat wu Xia, begitu terpukau atas kecantikannya, lekuk pinggang yang kecil membuatnya terlihat sangat sempurna, bola mata berwarna hijau terang memancarkan perasaan seperti ingin memilikinya.

"Hmmmm, apakah ini tuan putri wu Xia?" Tanya Zhou Xin kepada wanita kecil berpakaian putih di hadapannya.

Menuangkan teh hijau kedalam gelas.

"ijin nyonya Zhou, aku adalah wu Xia, putri dari kepala keluarga wu."

"Ha ha ha ha, sungguh cantik dan manis." Zhou yuan tertawa dengan sangat keras.

"Menghela nafas, aishh, wu Xia, duduklah dan temani tuan muda Zhou Yun di sampingnya".

"Baiklah ayahanda." Wu Xia pun duduk tepat di samping Zhou Yun.

menghela nafas. Aisssshhhhhh.

"Wu xue, seperti yang kamu ketahui, anakku mempunyai masalah yang sangat serius, aku takut keluarga Zhou mengecewakanmu dan juga mengecewakan tuan putri wu Xia." raut wajah Zhou Yun yang sedikit mengkerut merasa tidak enak di pandang.

"Ayah, tenang saja, walaupun harus mengorbankan nyawaku sendiri, aku akan menjaga dan selalu melindungi wu Xia, walaupun keadaanku seperti ini, namun aku yakin, aku akan menjadi sosok besar di masa depan nanti." Ucap Zhou Yun dengan penuh ras percaya diri

"Cih, apa yang dapat di lakukan seorang sampah yang bahkan tak memiliki akar spiritual." Dengan nada yang sinis tetua keluarga wu yang bernama wu Hao, seorang kakek tua berambut hitam yang menginginkan anaknya untuk menikahi tuan putri wu Xia

Perkataan wu Hao membuat Zhou Yun merasa terpukul sangat keras, kembali terdiam di tempat duduknya.

"Apa maksud anda tetua wu Hao."

Braaaaaaakkkkkkkkk..... Zhou yuan memukul meja dengan sangat keras

"Walaupun anakku terlahir tanpa akar spiritual, namun itu bukanlah hal yang mampu kau singgung, jika kau bersih keras menilai anakku seperti itu, maka aku tidak akan segan untuk bersikap kejam terhadap tetua wu Hao, bahkan jika seluruh keluarga wu menilai anakku seperti itu, aku tidak akan pernah diam walau harus berperang dengan keluarga wu."

Zhou yuan yang sangat marah, dengan dirinya yang telah berada pada tingkat ranah martial emperor bintang 2, aura spiritual berwarna emas terpancar pada tubuhnya.

Perlahan aura berwarna emas itu membentuk wujud naga yang begitu besar.

Menghela nafas.

"Aisshhhhhh, saudara Zhou, maafkan kelancangan tetua wu Hao, mungkin dia hanya ingin yang terbaik untuk putriku, namun tenang saja, keluarga wu tidak bermaksud seperti itu dan sangat tulus untuk menikahkan wu Xia dengan tuan muda Zhou Yun." Ucap wu xue yang merasa ketakutan atas kemarahan Zhou yuan.

"Suamiku, tenanglah, sebaiknya kita tanya kepada wu Xia, apakah dia bersedia untuk menikah dengan Zhou Yun, jika tidak maka itu tidak perlu di permasalahkan dan kita cukup kembali pada urusan kita masing masing." Zhou Xin yang menenangkan amarah suaminya.

Perlahan amarah dan aura spiritual Zhou yuan kembali mereda.

"Baiklah, bagaimana keputusan anda tuan putri wu Xia, apakah anda bersedia untuk menikah dengan anakku Zhou Yun?"

Wu Xia terdiam berfikir

Namun selama ini wu Xia yang selalu memperhatikan Zhou Yun tanpa sepengetahuan Zhou Yun.

Walaupun wu Xia mengetahui bahwa Zhou Yun di juluki sebagai tuan muda sampah dari keluarga Zhou, namun ketampanan Zhou Yun tak pernah lepas dari pandangan wu Xia.

Wu Xia pun berbicara kepada Zhou yuan dan juga ayahnya wu xue.

"Ijin, aku bersedia menikah dengan tuan muda Zhou Yun, jika saja ada yang keberatan tentang pernikahanku, bahkan aku bersedia menikah tidak mengatas namakan keluarga dan statusku sebagai tuan putri keluarga wu."

Pernyataan wu Xia sontak membuat seluruh orang yang berada di ruangan itu terkejut.

"Omong kosong, apa yang kau bicarakan wu Xia?" Dengan sangat marah dan nada yang keras wu Hao yang bangkit dari tempat dia duduknya

"Lancang, begitu caramu berbicara dengan putriku wu Hao?" Wu xue dengan nada yang sangat marah menunjuk wu Hao di hadapan semua orang.

"Tetua wu Hao, ini adalah keputusanku, dan masa depanku, aku sendiri yang pilih, aku siap menempuh semua rintangan dengan tuan muda Zhou Yun, sekalipun badai menghantam keluarga kami, aku akan selalu menghadapinya bersama sama dengan tuan muda Zhou Yun."

perlahan air mata Zhou Yun menetes, terharu bahagia atas apa yang di katakan oleh wu Xia.

Zhou Yun pun maju kedepan, menggenggam kedua tangan wu Xia.

"Eeeeehhhhhh tunggu." Ucap Zhou yuan

"ada apa ayah?"

belum saatnya kalian untuk bergandengan tangan, tunggu usiamu hingga mencapai usia 15 tahun, maka kamu akan melakukan acara pernikahan dengan wu Xia, saat ini kamu masih berusia 10 tahun."

"He he he he, baiklah ayah."

"Wu Xia, aku akan menjadikanmu wanita satu satunya yang paling beruntung di dunia ini, walaupun keadaanku seperti ini, aku akan selalu menjadi suami yang baik untukmu kelak."

Wu Xia pun tersenyum dan berkata.

"Maka aku akan menantikan hari itu tiba"