Keluarga Henderson season 3. Lanjutan dari novel Seven R Anak genius dan Tujuh CEO muda.
Tiga gadis kembar identik yang tidak pernah terpisahkan sejak dalam kandungan.
Nama mereka semakin dikenal sebagai penyelamat bagi orang susah dan malaikat pencabut nyawa bagi para penjahat. Mereka juga rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang lain.
Bagaimana sepak terjang mereka kali ini?
Dan disini juga mengungkap identitas Randy yang sebenarnya, siapa Randy?
Temukan jawabannya di novel ini.
Seperti biasa cerita ini hanyalah fiktif semata. bila ada nama, tempat atau kejadian yang sama hanyalah kebetulan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepasar malam
.
.
.
Ardi menghampiri bik Isah yang sedang sibuk didapur.
"Bibik sedang apa?" tanya Ardi.
"Bibik mau masak untuk kalian," jawab bik Isah.
"Tidak usah bik, aku ingin bawa Manda keluar malam ini," ucap Ardi.
"Bibik masak untuk bibik saja," kata Amanda menimpali.
"Yuk sayang," ajak Ardi, kemudian keduanya pun pamit kepada bik Isah.
Bik Isah mengusap air matanya, ia begitu terharu dan bahagia melihat anak asuhnya bahagia. Dalam hatinya sangat berterimakasih kepada keluarga Henderson yang telah menolong mereka.
"Kita mau kemana kak?" tanya Amanda saat keduanya sudah berada didalam mobil.
"Kan sudah aku bilang kalau kita akan mengulang masa kecil kita," jawab Ardi.
"Pasar malam...?" tanya Amanda sambil berteriak karena begitu senang. Ardi mengangguk.
"Dulu kita pergi selalu bersama sama kepasar malam, bersama bik Isah dan saudara kita yang lain. Tapi sekarang kita sudah hidup terpisah," ucap Ardi tanpa menoleh ke Amanda.
Amanda tidak dapat berkata apa-apa lagi bila mengingat masa lalu mereka sewaktu kecil. Sekarang mereka sudah sama sama dewasa dan sudah punya pekerjaan masing-masing.
Tidak berapa lama mereka pun tiba dipasar malam. Amanda begitu antusias, sudah lama sekali mereka tidak datang kesini.
"Ternyata tempat ini tidak berubah ya?" tanya Amanda.
"Ya, seperti perasaanku padamu," jawab Ardi tidak nyambung. Amanda hanya tersipu malu. beruntung tempat itu cahayanya remang remang jadi tidak kelihatan wajah memerah Amanda.
"Sayang, kamu sering ketempat ini?" tanya Ardi. Amanda menggeleng.
"Terakhir sewaktu kita masih bersama sama dahulu," jawab Amanda.
"Kita mau naik apa nih?" tanya Ardi.
"Komedi putar...!" jawab Amanda. Karena sewaktu mereka masih kecil mereka memang suka menaiki wahana tersebut.
"Mari...!" ajak Ardi sambil menggandeng tangan Amanda seperti dahulu yang sering ia lakukan. Amanda yang sudah terbiasa digandeng oleh Ardi pun menurut saja.
Kemudian keduanya pun naik wahana tersebut dan tertawa bersama menghilangkan penat mereka setelah bekerja seharian.
Setelah menaiki wahana tersebut mereka pun memilih jajanan yang ada dipasar malam tersebut.
"Aku tidak menyangka ternyata kamu juga punya perasaan yang sama denganku," kata Ardi.
"Entahlah, aku juga tidak menyadari perasaan ini, tapi bila bersama kakak aku merasa nyaman. Apalagi kakak yang menyelamatkan aku dulu." ucap Amanda.
"Sejak kapan kamu menyadari perasaanmu?" tanya Ardi.
"Sejak kita berpisah, dan kakak kuliah ditempat lain dan aku ditempat lain," jawab Amanda.
"Sejak saat itu aku baru menyadari bahwa perasaan yang selama ini ada dalam diriku adalah cinta," ucap Amanda lagi.
Cup... Ardi mengecup bibir Amanda. Amanda hanya terdiam, jujur ia sangat senang diperlakukan seperti itu oleh orang yang dicintainya.
"Tadi tidak jadi," ucap Ardi kemudian.
Sementara disisi lain, triple A sedang bermain wahana kora kora. mereka tidak tahu kalau Ardi dan Amanda juga berada ditempat ini.
Setelah selesai menaiki wahana tersebut mereka pun jalan jalan disekitar pasar malam tersebut.
"Sayang...!" panggil seorang pria.
Triple A menoleh kearah suara dan ternyata pria itu adalah Randy, Lita dan Lica saling pandang lalu mengangguk.
"Kita kesana dulu ya," kata Lita lalu menarik tangan Lica menjauh meninggalkan Lina bersama Randy.
"Mengapa kamu kemari?" tanya Lina ketus.
"Aku tidak sengaja melihatmu naik wahana kora kora," jawab Randy.
"Lalu...?" tanya Lina masih dengan sikap dinginnya.
"Lalu aku menghampirimu," jawab Randy.
Randy mendekat dan tanpa aba-aba Randy memeluk Lina dari belakang. Anehnya Lina tidak berontak ataupun menolak, malah ia merasa nyaman dalam pelukan Randy.
Untuk pertama kalinya ia dipeluk dan diperlakukan seperti ini oleh pria selain saudara saudaranya dan juga Daddy-nya.
"Ingin makan sesuatu?" tanya Randy.
"Aku ingin itu," tunjuk Lina pada gula gula kapas. Tanpa diminta kedua kalinya Randy segera membeli satu.
"Nih...!" ucap Randy sambil menyerahkan gula gula kapas ketangan Lina. Lina mengambilnya dengan tersenyum.
"Terimakasih," ucap Lina dan langsung memakan gula gula kapas tersebut.
"Mau?" tanya Lina sambil menyodorkan gula gula kapas kemulut Randy. Dengan senang hati Randy membuka mulutnya.
"Manis," ucap Randy.
"Ya iyalah, kalau pahit itu pil," kata Lina sambil berjalan mencari saudaranya yang entah kemana?.
Randy menggandeng tangan Lina, Lina membiarkan saja Randy melakukan hal itu, ia tidak mau membuat Randy tersinggung untuk yang kesekian kalinya.
Sementara Lita dan Lica sedang makan jajanan yang ada dipasar malam tersebut, tidak sengaja matanya melihat pemandangan dua sejoli yang sedang bermesraan.
"Apa mereka pacaran?" tanya Lita pada Lica.
"Siapa yang kamu maksud?" bukannya menjawab Lica malah balik bertanya.
"Tuh lihat," jawab Lita menunjuk kearah Ardi dan Amanda.
"Oh my God, ternyata kita terlewatkan kisah romansa modern di dunia nyata. Kupikir hanya didunia novel saja yang seperti itu," ucap Lica.
"Samperin yuk...!" ajak Lica.
"Ngapain? Mau jadi obat nyamuk?" tanya Lita.
"Nasib kita yang jomblo tidak ada pacar yang menemani," ucap Lica.
"Boleh aku menemani?" tanya suara dari belakang mereka. keduanya pun menoleh ternyata Abigail yang berada disitu.
"Kamu? Sedangkan apa disini?" tanya Lica.
"Sedang mencarimu," jawab Abigail to the point.
"Ehh aku ke toilet dulu ya," ucap Lita yang tidak ingin mengganggu mereka. Lita tau kalau Abigail menyukai saudaranya.
"Lit, jangan tinggalkan aku dong," ucap Lica memelas. Tapi Lita seolah tuli dan tidak menghiraukan ucapan Lica.
"Biarkan saja, kan masih ada aku," ucap Abigail. Lica tidak menjawab entah kenapa tiba-tiba ia menjadi kikuk bila berdekatan dengan pria ini.
"Kenapa jantungku berdebar debar ya?" gumam Lica dalam hati. Perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tapi saat dekat dengan Abigail ia malah merasa tidak baik baik saja terutama jantungnya.
"Aku pergi menyusul Lita ya," kata Lica. Tapi baru saja dua langkah tangannya ditarik oleh Abigail sehingga Lica terjatuh dalam dekapan Abigail. Abigail yang belum pernah memeluk tubuh wanita selain Mamanya pun merasa jantungnya berdetak kencang. Lica yang tidak sengaja menyandarkan kepalanya di dada pria itu pun bisa mendengar degup jantung Abigail.
"Apakah dia sakit jantung? Mengapa detak jantungnya sama cepat dengan detak jantungku?" batin Lica.
"Aku mau kemana ya?" tanya Lita dalam hati. karena dia hanya sendirian dan tidak ada pasangan.
Lita terus berjalan tanpa tujuan, tadi pamit ke toilet padahal cuma alasannya saja hanya untuk menghindari mereka yang sudah berpasangan.
"Hah, nasib seorang jomblo," gumam Lita.
"Gimana ya rasanya pacaran, pengen sih tapi siapa yang mau sama gadis sepertiku," gumam Lita dalam hati.
Lita terus berjalan tanpa arah dan tanpa menoleh dengan benar kedepan. Hingga ia tidak menyadari bahwa ada seseorang pria yang berjalan terburu-buru dari arah berlawanan sehingga keduanya saling bertabrakan.
Lita yang memang tidak konsentrasi pun termundur kebelakang dan hampir terjatuh bila tidak ada seseorang menangkap pinggangnya. Dan keduanya saling bertatapan mata satu sama lain.
.
.
.
