(Novel kedua ku, kisah sederhana dan cinta manis sepasang anak manusia)
Bintang adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah kampus bergengsi dikotanya. Kehidupannya sangatlah sempurna. Ia memiliki keluarga yang hangat, paras yang tampan dan gagah, tubuh atletis dan tinggi. Memiliki kekasih super cantik seorang primadona kampus. Bintang juga menjabat sebagai ketua BEM dikampusnya, jabatan yang sangat bergengsi bagi mahasiswa sepertinya. Ia juga merupakan anak orang kaya bahkan kampus tempatnya menuntut ilmu adalah milik orangtuanya. Namun semua kehidupan sempurna yang dimilikinya seketika porak-poranda saat seorang mahasiswi baru dari desa datang dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mona mine yoongi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Permohonan Sekar
...Please kalau gak suka jangan kasih ⭐ 1 dan komen buruk...
...Please kalau gak suka skip aja please...
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Mas, buk Erin menelpon" ucap Laras sambil memberikan handphone sang suami.
"Halo buk" Bintang segera menjawab.
"Pagi ini temui saya dijurusan" ucap Erin diseberang sana.
"Skripsi belum siap saya perbaiki buk" jawab Bintang.
"Saya tunggu dijurusan jam 8" panggilan pun terputus membuat Bintang menghela nafas berat. Mau apalagi sech ibuk itu batin Bintang kesal.
"Ada apa mas ?" Laras pun ikut cemas melihat wajah sang suami yang kusut.
"Gak ada apa-apa sayangku, mas capek aja begadang semalaman" Bintang merevisi skripsinya sampai jam 2 dini hari tadi.
Laras pun meletakkan kopi yang dibuatnya di atas meja. Kopi buatan sang istri adalah kopi favorit Bintang dan ia tidak pernah ke coffee shop lagi sejak Laras membuatkannya di apartemen. Bahkan kopi buatan Laras adalah kopi paling enak dan sangat sesuai dilidah Bintang. Ia segera meminumnya dan merasakan energi nya mulai kembali.
Bintang dan Laras segera menuju kekampus.
"Eits sayang tunggu" ucap Bintang membuat Laras yang sedang berjalan kembali memutar tubuhnya.
"Ada apa mas ?"
"Salim dulu" Laras pun tersenyum, ia lupa. Laras segera menyalim tangan sang suami begitu juga Bintang segera mencium lembut kening sang istri. Kebiasaan ini selalu mereka lakukan dimanapun sebelum berpisah. Tanpa mereka sadari Salsa melihat semua nya membuat gadis itu kaget bukan kepalang.
"Apa itu pacar barunya ?" batin Salsa, gadis itu pun berlalu tak mau ikut campur. Ia tidak mau memikirkan Bintang lagi, baginya Bintang adalah masa lalu dan ia bersyukur pria itu sudah menemukan penggantinya.
Salsa bertekad akan menjadi wanita yang baik dan tidak mabuk-mabukkan lagi. Ia ingin serius membangun masa depannya sendiri. Peristiwa yang dialaminya bersama Steve menyadarkan Salsa, jauh dilubuk hatinya ia sangat menyesal. Namun nasi telah menjadi bubur, yang telah terjadi tak bisa diubah kembali.
Tak lama handphone Salsa bergetar dan menampilkan nama om mesum dilayar. Salsa pun mengabaikannya. Ia berjalan menuju kelas dan mulai mengikuti pembelajaran dengan serius.
🌟🌟🌟
Bintang tengah berjalan menuju kantor Erin saat ia berpapasan dengan Hendra.
"Bin, loe mau kemana ?"
"Ketemu buk Erin, judul loe udah di acc ?"
"Belum, ini baru mau ketemu buk Erin buat ngasih judul" mereka pun berjalan bersama.
Hati hendra kembali was-was. Ini adalah judul ke lima yang ia ajukan pada Erin. Dosen ini terkenal galak dan judes membuat banyak mahasiswa menghindarinya namun apesnya Bintang dan Hendra malah mendapatkan dosen pembimbing Erin.
"Semoga judul gue gak ditolak lagi" ucap Hendra, Bintang pun tersenyum.
"Semangat bro" ucap Bintang. Tak lama mereka pun sampai didepan pintu ruangan Erin.
Tok...tok...tok
Bintang mengetuk pintu Erin dan pintu pun terbuka.
"Masuk" Erin berucap dengan ketus. Bintang pun masuk namun saat Hendra ingin masuk, Erin langsung menahan pria itu.
"Mau ngapain ?" lagi-lagi wajah Erin jutek.
"Mau ajukan judul lagi buk" ucap Hendra sopan.
"Sekarang saya lagi sibuk, besok aja saya kabari" Erin langsung menutup pintu membuat Hendra menarik rambutnya frustasi. Di kelas Hendra, hanya dirinya yang belum mulai membuat proposal sementara kawan yang lain sudah mengerjakan skripsi.
"Aahhh...jutek banget sech, gue pacarin loe baru tau rasa" ucap Hendra jengkel. Ia tahu Erin adalah dosen yang masih single belum menikah. Mana mau laki-laki ama tu perempuan, judes gitu perfeksionis lagi batin Hendra sambil berlalu.
Sementara didalam ruangan, Bintang kembali menyodorkan skripsinya pada Erin. Dosen itu mulai membaca dengan serius.
"Ok lumayan, tapi belum selesai semua ya Bin ?"
"Iya buk, baru segitu yang bisa saya perbaiki" ucap Bintang bersyukur dalam hati, akhirnya revisi yang sekarang diterima.
"Kamu gak ada kuliahkan ? Temani saya kesebuah acara" ucap Erin yang membuat Bintang kaget.
"Maaf buk saya gak bisa" Erin meradang mendengar penolakan Bintang.
"Kamu mau di acc gak ?" Erin mulai mengeluarkan jurus ancamannya, Bintang pun tersenyum sinis. Ia segera berdiri.
"Permisi buk" ucapnya sambil berlalu.
"Brengs*k" Erin mengepalkan tangannya marah, ia segera berdiri dan mengejar Bintang.
"Bin tunggu" namun Bintang tak menggubris dan berjalan semakin cepat hingga ia hilang dibalik gedung fakultas. Erin menggeram kesal, sepertinya anak itu tidak takut dengan ancamanku batin Erin kesal. Ia terpaksa kembali keruangan namun tanpa diduga ada yang menabrak tubuhnya keras hingga ia oleng dan terjatuh.
"Auuhhh" Erin mengaduh kesakitan namun ia terkaget saat menyadari posisi nya sedang berada diatas tubuh seorang pria.
"Ibuk baik-baik aja ?" cemas Hendra yang tubuhnya dihimpit Erin, terasa hangat dan harum tubuh bu dosen serta lembutnya dua bukit kenyal membuat Hendra menelan salivanya susah payah.
"Buset, wangi banget ni dosen" batin Hendra yang jantungnya sudah tak karuan, tanpa sadar tangan Hendra mengelus lembut punggung Erin membuat dosen itu meremang. Erin pun mendengus kesal dan segera berdiri.
"Kamu punya mata gak sih ? Kenapa nabrak saya ? Mau di tolak lagi judulnya ?" Erin semakin emosi, ia tidak terima tubuhnya bersentuhan dengan pria yang tidak ia sukai.
"Maaf buk, saya tadi buru-buru" ucap Hendra merasa bersalah. Erin pun berlalu dengan wajah merah.
"Buk tunggu" Hendra menahan lengan Erin.
"Jangan sentuh"
"Sori buk" Hendra segera melepas tangannya.
"Apalagi ?" Erin berkata ketus.
"Tolong periksa judul saya buk, please" Hendra pun memohon.
"Besok" ucap Erin sambil berlalu dengan wajah tak peduli.
"Aaarrgghh dasar perawan tua" Hendra kesal bukan main.
🌟🌟🌟
"Tuan, nyonya Sebastian ingin bertemu" ucap Dania membuat Steve mengerutkan keningnya.
Saya bisa mengatakan anda sedang tidak ditempat tuan" ucap Dania yang melihat wajah Steve seperti tak suka dan Steve pun mengangguk, ia sangat malas bertemu wanita itu. Namun sebelum Dania beranjak, pintu ruangan Steve dibuka dari luar. Steve pun terkejut saat melihat Sekar berjalan masuk dengan anggun. Walaupun usianya sudah hampir empat puluh tahun, namun wanita itu tetap terlihat cantik dan seksi sama seperti saat mereka masih pacaran dulu. Steve segera mengusir bayangan Sekar dari pikirannya.
"Nyonya, berani sekali anda masuk tanpa izin ?" Dania meradang. Ia tidak suka pada Sekar karna wanita ini mengincar Steve, terlihat jelas dimata Sekar.
"Aku yakin Steve tidak keberatan, benarkan Bi ?" Steve tersenyum sinis saat mendengar panggilan Sekar untuknya. Panggilan manis mereka berdua saat masih bersama dulu.
"Keluarlah Dania" perintah Steve membuat gadis itu cemberut dan berlalu dengan hati tak rela. Sungguh ia takut Steve jatuh cinta pada wanita itu. Sekar tersenyum manis saat Steve mengusir Dania. Ia yakin dihati Steve masih ada cinta untuknya.
"Apa kabar Bi ? Apa kau sudah makan siang ?"
"Berhenti memanggilku Bi, namaku Steve. Ada perlu apa nyonya Sebastian ?" ucap Steve dongkol.
"Jangan memanggilku nyonya Sebastian" ucap Sekar dengan wajah sedih. Steve pun menarik nafas berat.
"Ada apa nyonya ? Saya sangat sibuk"
"Ayo kita makan siang Bi"
"Tidak bisa"
Sekar pun menangis pilu, sementara Steve hanya diam tidak menggubris air mata Sekar.
"Aku mohon Bi temani aku sebentar saja, demi masa lalu kita berdua" isak nya.
"Masa lalu telah berlalu, jangan diungkit lagi" Steve pun berdiri dan berjalan meninggalkan Sekar namun wanita itu segera mengejar Steve dan memeluknya erat dari belakang.
"Aku mohon Bi, temani aku. Aku rindu hangatnya cintamu"
Steve meradang, ia marah bukan main. Steve segera melepas pelukan Sekar dengan kasar.
"Kau pikir aku gigolo, jika kau ingin kehangatan datanglah ke GG club, disana banyak pria bayaran yang dengan senang hati menghangatkan tubuhmu" ucap Steve dengan nada tinggi.
"Aku mohon Bi. Izinkan aku menebus semua kesalahanku padamu, semalam saja. Aku minta semalam saja kita bersama"
"Kau gila" Steve segera berlalu sebelum ia ikutan gila.
Sekar makin menangis keras, ia menyesal telah meninggalkan Steve. Selama ini Sekar tidak mencintai suaminya, walau ia sudah berusaha namun ia tetap tidak bisa. Hanya Steve yang berada dihatinya.
...****************...
😍🥰🥰🥰🥰
buat author ku selamat berkarya,tetep semangat dan tetep menyala, semoga nggak akan kehabisan ide2 yg bagus buat pembaca setiamu...ku tunggu part selanjutnya ya Thor💪🔥😘
ter reno2 jadinya😍
ditunggu part selanjutnya ya kak🥰🥰
sadis jg si reno.. 🥰🥰🥰😎
masih ada part selanjutnya lg nggak kak...???
merasa kurang bacanya 😅🤭
jadi salah faham kan
akhirnya aq bisa dpt notifikasi lagi Thor, beberapa kayak eror jarang dpt notif😩... pokoknya buat BESTie ku tetep semangat, tetep menyala dan semoga selalu dpt ide2 cemerlang buat para pembaca setia... MENYALA authorku 🔥🔥🔥😘😘😘
ditunggu part selanjutnya ya kak... 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰