Area dewasa!!! karena akan ada beberapa adegan kekerasan dan dewasa..
Velvet Majestic Green, seorang gadis remaja badung, anak dari seorang pengusaha kaya raya. Meskipun ayahnya kaya tetapi Velvet bukanlah anak yang manja. Dia bekerja di sebuah minimarket sebagai kasir setelah pulang dari sekolahnya.
Damon Riley Robert, seorang pria tampan yang mempunyai sikap sedikit brutal. Dia sangat suka berkelahi dan bahkan memiliki geng. Damon sangat sering berurusan dengan polisi karena seringnya bermasalah dengan perkelahian antar geng ataupun perorangan.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik.. semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#7
"Sayang sekali aku sedang bekerja, kalau tidak aku pasti sudah membuat hidungmu berdarah darah," kata Velvet dengan wajah datarnya.
Meskipun masih remaja, Velvet sangat tegas dan tak mudah ditindas oleh siapapun. Diajarkan hidup mandiri sejak kecil, membuatnya menjadi gadis yang lebih percaya diri dan berani.
"Ck ck ck, kau berani juga, aku suka keberanianmu, sayang sekali kau masih dibawah umur, jika tidak aku pasti akan menciummu dan membawamu ke ranjang kingsizeku," balas Damon tersenyum miring dan membayar belanjaannya lalu keluar membawa sebungkus besar makanan dan minuman untuk dinikmati bersama teman temannya di luar minimarket.
Velvet mengepalkan tangannya dan wajahnya tampak kesal melihat ke arah Damon yang berjalan keluar minimarket.
Velvet masih melihat ke arah luar dimana Damon dan teman temannya masih asyik mengobrol disana.
Tak lama, Norman datang dan masuk ke minimarket.
"Vel, aku akan pulang sekarang, aku ada urusan mendadak dengan keluargaku. Mereka baru saja meneleponku dan ada keadaan darurat disana. Nanti aku akan memesankanmu taxi," kata Norman terburu buru.
"Jangan khawatirkan aku, uncle. Ayah tiriku bisa menjemputku kemari nanti," jawab Velvet.
"Oke, terima kasih sayang, bye. Uncle pulang dulu. Sampaikan hal ini pada Nyonya Heidi," kata Norman.
"Hmm, be careful, uncle," jawab Velvet.
Sampai pukul 11 malam, rombongan Damon masih belum beranjak dari sana.
Akhirnya, Velvet keluar dan membereskan kursi san meja diluar meskipun masih ada Damon dan teman temannya.
"Kami masih belum selesai, Velvet," kata Midas.
"Kami sudah akan tutup, jadi pergilah dari sini. Aku akan membereskan pekerjaanku," jawab Velvet mengambil kaleng bir yang sudah kosong serta bungkus camilan untuk dimasukkan ke dalam plastik sampah.
"Kau butuh tumpangan untuk pulang?" tanya Francis yang memang sedari awal suka dengan Velvet.
"Dia tak butuh tumpangan manapun. Ayo kita pergi dari sini," kata Damon beranjak dari tempat duduknya dan menuju motor besarnya.
Mau tak mau, Francis dan yang lainnya mengikuti perintah Damon karena Damon adalah yang berkuasa disini.
Damon yang paling dihormati dan disegani di kelompok mereka karena keberaniannya. Dan dia selalu menjadi garda terdepan jika salah satu anggota dari kelompok mereka bermasalah.
Damon memakai helmnya dan matanya masih bertatapan dengan mata Velvet.
Lalu mereka pun pergi dari sana.
"Dia tampan, kaya dan hidupnya tampak sempurna tapi sangat menyebalkan.. kusumpahi kau jatuh cinta padaku jadi aku bisa menyiksamu" gumam Velvet berkhayal sambil mengunyah permen karetnya yang sudah hambar rasanya.
Velvet kembali meneruskan pekerjaannya membersihkan halaman depan dan mengangkat kursi ke meja.
Tak lama ada 3 orang pria yang masuk ke dalam minimarket.
"Hei, kami sudah tutup," kata Velvet.
"Kau masih diluar, jadi tentu saja toko ini masih melayani pembelian, bukan?" kata salah satu pria itu.
Dan pria lainnya membuka pintu minimarket.
"Kami sudah closing", ucap Velvet dan mengikuti ketiga pria itu dibelakangnya.
"Come on nona, aku hanya ingin membeli 5 kaleng bir," kata pria itu.
"Huuftt, sudah kubilang toko kami tutup. Kalian bisa membeli di toko di perempatan jalan sana," ucap Velvet.
"Ambil birnya, jangan pedulikan gadis ini," kata pria itu kepada kedua temannya.
"Heiiii!!!," teriak Velvet dan mencegah mereka mengambil minuman di lemari pendingin.
"Ooohhhh, kau tidak bisa diberi tahu secara baik baik ya?" kata pria itu sudah mulai kesal.
"Kalian yang tak bisa diberitahu!!" bentak Velvet.
Velvet melihat ketiga pria ini memang terlihat sedikit mabuk dan sepertinya akan membuat kegaduhan disana.
Lalu ketiga pria itu mendorong tubuh Velvet dan membuat Velvet menabrak rak makanan ringan di sampingnya.
"Kalian sudah kuperingatkan sejak awal," kata Velvet dingin.
Ketiga pria itu hanya tertawa dan tak menggubris Velvet. Lalu Velvet menjambak rambut salah satu pria hingga membuat pria itu terjatuh dan wajahnya terkena besi rak.
"Aaawwww", teriaknya kesakitan.
"Apa yang kau lakukan anak kecil??!!," teriak pria yang satunya lagi dan mencoba memukul wajah Velvet.
Pukulan itu meleset karena Velvet berhasil menghindar. Velvet menarik tangan pria itu dan kemudian membantung tubuhnya ke lantai dengan keras.
Pria satunya lagi hanya melihat dengan terpaku.Dia tak menyangka Velvet akan merubuhkan kedua temannya dengan begitu mudahnya.
"Kau juga mau bernasib sama seperti mereka? dan ya, aku memang masih kecil tapi aku sangat bisa membuat tulangmu patah di beberapa bagian tubuhmu", ucap Velvet pada pria itu.
Lalu pria tanggung itu pun pergi dari minimarket meninggalkan kedua temannya yang sudah tepar tak berdaya.
Velvet menelepon polisi agar bisa mengamankan kedua pengacau itu. Tak lama polisi datang dan menangkap kedua pengacau itu.
"Hufftt..mereka membuatku terlambat pulang, sekarang sudah jam 1 , ck," kata Velvet melihat arloji di tangannya.
Lalu Velvet memanggil Heidi untuk pamit pulang.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤