Sahabatku Maduku

Rasa marah dan cemburu bercampur di dada Lisa. Panggilan dan chat yang puluhan kali ia kirim itu hanya dibalas dengan satu baris chat bahkan Dirga tidak menanyakan keadaanmu saat ini. 

“Bisanya-bisanya kamu Mas, “ gerutu Lisa lalu dengan cepat ia langsung menghubungi ponsel Dirga. 

“Halo Mas, kamu sebaiknya pulang sekarang!” Omel Lisa . 

“Hallo ini Sandra, Mas Dirga sedang mandi ada pesan apa nanti aku sampaikan kan padanya,” ujar Sandra ketus. 

Hati Lisa semakin panas ketika tahu sandra yang mengangkat telepon genggam suaminya itu. Ingin rasa ia mencaci maki wanita yang jadi madunya itu. 

“Apa yang kamu lakukan pada suamiku cepat suruh dia pulang, “ bentak Lisa kesal. 

“Hei kamu ingat Lisa! dia itu suamiku juga aku berhak atas dirinya dan Kamu sebaiknya jangan khawatir aku menjaganya dengan baik, “ ujar Sandra sengaja untuk memancing amarahnya Lisa.

“Dasar wanita kurang ajar lihat saja aku akan menyuruh Mas Dirga agar segera menceraikan mu!! Dengkus Lisa. 

“Coba saja kalau kamu bisa, kamu tahu Mas Dirga sampai memohon kepadaku agar aku tidak meninggalkan nya. Ternyata pelet mu itu sudah tidak mempan Lisa mas Dirga masih sangat mencintaiku, “ dasar kau wanita licik. 

Sandra langsung menutup telepon dari Lisa agar membuatnya semakin marah dan kesal. “Biar dia merasakan apa yang dulu aku rasakan, “ ucap Sandra dengan hati puas. 

Tidak berselang lama setelah itu Dirga keluar dari kamar mandi, Sandra lalu buru-buru meletakan ponsel Dirga ditempat semula. 

“Ada apa sandra? Apa kamu sedang menungguku?”  Tanya Dirga curiga. 

“Iya Mas aku mau membicarakan sesuatu denganmu pakailah baju dulu aku tunggu kamu du meja makan,” ujar Sandra. 

“Baiklah,” jawab Dirga 

Lalu sandra pergi dari kamar itu untuk menuju ke meja makan dan menunggu Dirga disana. 

“Apa yang ingin kamu bicara kan Sandra?” tanya Dirga   yang sangat penasaran. 

“Sejujurnya Mas, aku sudah memasukan gugatan cerai ke pengadilan agama beberapa hari yang lalu,” Ucap Sandra

“Apa kamu bilang san! kamu mau menggugat cerai aku? Sudah aku bilang aku tidak akan menyetujuinya, aku tidak mau melepaskan mu titik! “

Hubungan kita ini sudah menjauh mas, semenjak kamu menikahi Lisa kamu hampir tidak pernah memberiku nafkah lahir dan batin untuk apa aku bertahan dalam hubungan seperti ini? Toh kamu juga sudah punya Lisa aku sudah ikhlas Mas melepaskan  kamu untuk Lisa mungkin ini memang takdir kita, “ 

“Tidak San, aku tidak mau takdir seperti itu aku ingin kamu selalu ada disisiku, aku minta kamu cabut gugatan itu beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua aku janji akan bersikap adil,” Rayu Dirga.

Sandra terdiam sejenak iya berpikir keras untuk mepertimbangkan kembali keputusan nya. Sejujurnya ia juga tidak ingin berpisah dari suami yang masih begitu ia cintai itu. 

“Baik kalau begitu Mas aku akan memberikan kamu kesempatan untuk memperbaiki semuanya tapi aku punya syarat yang harus kamu penuhi, “ pinta Sandra. 

“Apa itu San, sebisanya aku akan memenuhi syarat itu, asal kamu jangan ceraikan aku, “ 

“Aku ingin semua pendapatan kamu  aku yang mengaturnya, kamu tentu tahu bukan jika aku tidak mau menandatangani surat persetujuan poligami itu kamu juga akan kehilangan pekerjaan kamu, 

“baik aku akan setuju untuk menandatangani surat itu aku rela di poligami. syarat kedua dari ku, adalah aku mau kepemilikan penuh atas rumah ini tentu kamu juga tahu buka  kalau rumah ini harta bersama jadi aku ingin rumah ini saja atas namaku.. Untuk mobil dan lain lain silahkan itu menjadi hak milikmu kecuali satu mobil yang aku beli sendiri otomatis menjadi hak penuh ku, “ Ujar Sandra 

“Bagaimana Mas, apa kamu mau menerima syarat itu dari ku?” 

Tanpa berpikir panjang Dirga langsung menyetujui syarat dari Sandra ia tidak ingin kehilangan Sandra sebagai istri nya. 

“Baiklah kalau kamu setuju Mas, aku akan membatalkan surat gugatan cerai itu dan aku juga bersedia untuk menandatangani surat persetujuan poligami, “ 

“Beneran San? Aku senang banget makasih yah San, “ sahut Dirga yang tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. 

“Ya sudah Mas, kamu sarapan dulu sudah aku masakin makanan kesukaan kamu, “ ujar Sandra sambil memberikan sepiring nasi kepada suaminya itu. 

“Terima kasih San, “ ucap Dirga. 

***

Wajah lisa memerah, matanya membelalak seperti nyaris akan keluar dari dari tempat. Benar-benar ia tak menyangka kalau suaminya itu akan dengan mudah menyetujui syarat yang diberikan oleh sandra. 

“Kenapa Mas menyetujui syarat yang diberikan oleh Sandra Mas!! Apa kamu mau melihat aku mengemis kepada sandera Mas!” Dengkus Lisa ia sangat frustasi akan hal itu seolah benda besar menimpa dadanya. 

“Nggak ada cara lain selain itu Lisa kamu mau aku jadi penganggaran hah! Jika aku tidak menyetujui syarat yang Sandra berikan dia akan menolak menandatangani surat persetujuan poligami itu!” Bentak Dirga yang sudah lelah berdebat dengan Lisa. 

“Dasar Perempuan licik, tidak bisa Mas aku tidak bisa menerima hal ini, aku juga istri kamu mas aku punya hak atas pendapatan mu aku tidak mau setiap bulannya mengemis uang kepada Sandra,” Desis Lisa dengan suara, bergetar. 

“Sudah lah Lisa kita ikuti saja mau Sandra setidaknya cara ini bisa menyelamatkan ku di kantor,” jelas Dirga.

Ingin rasanya Lisa mencaci maki suaminya itu yang begitu lemah di hadapan Sandra, Lisa benar-benar marah dan kecewa hatinya seperti terbakar bara api. 

“Nggak bisa kaya gini aku tidak akan menerima begitu saja syarat yang Sandra inginkan mau di bilang apapun aku ini tetap istri sah Mas Dirga dan aku berhak atas uang suamiku sepenuhnya, “ Lisa berbicara sendirian dengan nada.kesal sementara Dirga tertidur usai berdebat panjang dengannya.

...----------------...

...Apa kira-kira yang akan di lakukan oleh Lisa selanjutnya mari kita nantikan di bab selanjutnya besok jangan lupa kasih like, subs, komen dan vote yah author tunggu🥰😍...