Sahabatku Maduku

Sahabatku Maduku

Bab 1 Awal petaka

Suasana riuh memenuhi sebuah rumah dengan cat berwarna putih itu, isak tangis menggema di seluruh ruangan, Sandra melihat Lisa tengah menangis pilu di samping jenazah suaminya, kedua anak perempuan Lisa yang masih kecil pun tak kalah merana melihat ibunya yang tak berhenti menangisi kepergian ayah mereka yang mendadak.

Sandra  hanya terpaku melihat pemandangan pilu itu tak terbayangkan sakitnya melihat orang yang sangat dicintai pergi untuk selamanya. Sandra lalu menghampiri Lisa dengan langkah perlahan. 

“Lis, yang sabar yah, “ ucap Sandra kepada Lisa yang masih menangis di samping jenazah suaminya itu. 

“Iya San, makasih ya,” sahut Lisa dengan wajah sembab Sandra pun memeluk Lisa erat untuk menguatkan sahabat baiknya itu. 

Mereka berdua sudah menjadi teman baik cukup lama berawal dari suami Lisa dan Sandra merupakan rekan kerja di satu perusahaan yang sama, mereka bertemu ketika perusahaan mengadakan family gathering dari situlah Sandra dan Lisa menjadi teman bahkan sahabat tempat berbagi cerita dan keluhan kesah.

Hari ini adalah hari yang kelam bagi Lisa karena ia harus kehilangan pilar hidup nya yaitu sang suami yang meninggal mendadak karena serangan jantung. 

Sandra tidak pernah melihat Lisa sesedih ini sebelumnya karena Lisa di matanya adalah sosok yang ceria dan selalu bersemangat, yang bisa Sandra lakukan saat ini hanya menguatkan nya.

Setelah beberapa bulan kepergian suami Lisa kedua sahabat itu semakin dekat bak saudara kandung, Sandra senantiasa selalu ada ketika Lisa membutuhkan bantuan, tak hanya itu Lisa pun kini bekerja di butik milik Sandra  sebagai pramuniaga toko untuk bisa menyambung kehidupan keluarga kecilnya dan kedua anak perempuan nya yang masing-masing berumur 12 tahun dan 9 tahun. 

Kedua anak Lisa sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Sandra mereka cukup akrab dengan anak laki-laki sandra yang berumur 14 tahun mereka sering bermain bersama dan makan makanan yang sama. Lisa beruntung karena mempunyai teman yang tulus seperti Sandra. 

“Selamat malam Mas Dirga,” sapa Lisa lembut kepada Dirga yang mampir ke butik untuk menjemput istri nya itu agar pulang bersama-sama. 

“Malam juga Lis, kamu belum pulang? Ko tumben ini sudah malam loh, “ sahut Dirga sambil melirik jam tangannya. 

“Iya Mas belum Alhamdulillah hari ini butik ramai jadi saya pulang agak malam,” jawab Lisa. 

“Oh, kalau begitu kamu nanti pulang saya dan Sandra antar pulang saja khawatir sudah malam gini,” ucapnya. 

“Baik Mas, Terima kasih,” Sahut Lisa sumringah. 

Dirga lalu pergi meninggalkan Lisa dan menuju ke ruangan Sandra untuk menjemputnya. 

“Sayang, udah selesai kerjaannya?” Tanya Dirga yang seraya mencium kening istrinya itu. 

“Sudah Mas, yuk kita pulang,” ajak Sandra. 

“Oh iya sayang tadi aku ngajak Lisa untuk pulang bareng, gak apa-apa kan kita nganterin dia pulang dulu kasian udah malam, “ Ucap Dirga 

“Iya Mas gak apa-apa aku juga rencananya gitu sih tadi soalnya hari ini dia lembur kasian kalau pulang sendiri, “ balas Sandra. 

Setelah menempuh perjalan sekitar 20 menit sampailah mereka di di rumah Lisa dan disambut oleh anaknya Intan si sulung. Yang setia menunggu ibunya pulang bekerja sedangkan adiknya sudah tertidur lelap di kasurnya. 

“Assalamu'alaikum, “ sapa Lisa kepada Intan yang kemudian mencium tangan ibunya itu. 

“Waalaikumsalam,” sahut gadis cantik kelas 6 SD itu meskipun masih terbilang anak kecil tetapi Intan sudah bisa mandiri dan bisa mengasuh adiknya ketika ibunya bekerja. 

“Om, tante, “ sapa Intan yang kemudian mencium tangan keduanya. 

“Kamu belum bobo sayang,” tanya Sandra sambil mengelus lembut rambut gadis kecil itu. 

“Belum tante aku lagi nunggu ibu pulang dulu, “ jawabnya. 

“Anak baik sekarang kamu tidur yah kan ibumu sudah pulang, “ Lanjut Dirga sambil mengepalkan sejumlah yang untuk Intan. 

“Makasih om, “ jawab Intan sambil tersenyum senang.

“Mas, makasih yah lanjut Lisa yang melihat anaknya diberikan uang oleh Dirga. 

“Sama-sama, kamu masuk sana sama Intan sudah malam, “ ucap Dirga. 

“Iya mas sekali lagi makasih yah Sandra dan Mas Dirga,” ucap lisa kemudian mereka masuk ke rumah nya. 

*** 

“Mah, Om Dirga baik banget yah sama  kita, sering ngasih aku uang udah gitu perhatian bgt sama keluarga kita ngingetin aku sama papah, “ ucap Intan polos. 

“hah! Papah i–iya sayang kamu bener Om Dirga baik bgt, “ balas Lisa yang tiba-tiba teringat kepada almarhum suaminya. 

“Aku mau mah punya papah kaya om Dirga, “ ucap intan spontan. 

“Papah! Kamu mau punya papah lagi sayang?” tanya Lisa. 

“Mau banget Mah biar ada yang ngajakin main aku lagi sama adek ke taman udah lama bange aku gak jalan-jalan semenjak papah meninggal kita gak pernah jalan-jalan lagi, kan mamah sibuk kerja, “ Keluh Intan kepada ibunya dan membuat Lisa merasa bersalah. 

“Maafkan mamah yah sayang mamah janji kalau mamah libur kita jalan-jalan yah, “ 

“Yey oke mah intan seneng banget mah, “ ucap Intan. 

Keluhan sang anak kepada lisa rupanya menyadarkan ia akan pentingnya sosok ayah untuk anak-anak nya begitupun dirinya yang mulai kesepian tanpa adanya sosok suami di samping nya. 

Pada suatu malam di rumah Lisa terjadi kepanikan, sang anak bungsu rupanya mengalami demam tinggi sehingga ia harus meminta bantuan, tanpa berpikir panjang tentu saja ia langsung teringat kepada Sandra sosok yang selalu membantu nya. 

“Hallo San, tolongin aku San, bisa gak kamu anterin aku ke rumah sakit anakku yang kecil kejang karena badannya panas banget, “ Ucap Lisa panik. 

“Astagfirullah Sekarang Lis tapi aku ada di luar sekarang,” jawab Sandra. 

“Oh iya aku lupa sekarang kamu lagi meeting yah sama klien gimana yah San aku bingung banget harus minta tolong sama siapa lagi,” kata Lisa. 

“Gini aja Lis aku telepon Mas Dirga yah biar dia yang nganterin kalian ke rumah sakit, “ ucap Sandra. 

“Iya deh San, aku minta tolong banget yah soalnya aku khawatir sama Vina maaf yah San aku selalu ngerepotin kamu, “ 

“Enggak ko lis santai aja, iya sama-sama kamu hati-hati yah, “ 

Tidak beberapa lama kemudian Dirga datang dengan mobil hitam nya dan dengan sigap ia langsung mengantar Lisa dan Vina ke rumah sakit. 

“Dari kapan Vina demam Lis,” tanya Dirga khawatir. 

“Sore ini Mas, aku tadi di telepon Intan untuk pulang cepat karena adiknya demam dan benar saja dia demam tinggi dan tadi sempat kejang,” Jawab Lisa khawatir sambil menggendong Vina. 

“Kamu kenapa tidak langsung ke rumah sakit, “ tanya Dirga. 

“Tadi aku sudah memberi Vina obat penurun panas Mas tapi panasnya tidak turun malah semakin parah,” jawab Lisa 

“Kita harus cepat ke rumah sakit Lis kasihan Vina seperti nya dia kesakitan,” timpal Dirga cemas 

Lisa melirik ke arah Dirga ekspresi Dirga yang khawatir dan cemas akan keadaan Vina membuat Lisa terharu, rupanya hal itu menimbulkan percikan asmara terhadap Dirga sosok yang ia rindukan sebagai pelindung keluarga. 

Terpopuler

Comments

Rona Njang

Rona Njang

semangat thor

2024-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!