NovelToon NovelToon
Kansha

Kansha

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nico Queen

Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kota Besar

Aku duduk di ruang tunggu, menatap poster-poster berwarna cerah yang menempel di dinding. Anak-anak di poster itu tampak bahagia, tapi aku merasa jauh dari bahagia.

Di sebelahku, Kanaya menggenggam tanganku erat. Kami sudah menjadi teman baik selama di gedung dinas perlindungan anak. Kanaya selalu ada untukku, berbagi cerita dan menghiburku saat aku merasa sedih.

Pintu ruang tunggu terbuka, dan seorang petugas masuk dengan wajah serius. "Kansha, Kanaya, kami sudah mengambil keputusan," katanya pelan. "Kanaya, orang tuamu sudah bisa dihubungi dan mereka akan segera menjemputmu."

Kanaya menggelengkan kepala dengan kuat. "Tidak! Aku tidak mau kembali ke rumah! Orang tuaku selalu memukul dan membentakku! Aku tidak mau hidup seperti itu lagi!"

Petugas itu terdiam sejenak, mencoba memahami betapa seriusnya situasi ini. "Kami akan mengatur sidang untuk menentukan tempat yang terbaik untukmu, Kanaya. Tapi untuk sekarang, kamu harus ikut dengan kami."

Mata Kanaya memerah, air mata mulai mengalir di pipinya. "Tidak, aku mau bersama Kansha! Dia satu-satunya teman yang aku punya sekarang!"

Aku merasa hatiku berat ketika aku berjalan keluar dari gedung dinas perlindungan anak. Kanaya memelukku erat-erat, menangis tersedu-sedu. "Jangan lupakan aku, Kansha. Janji ya?"

Aku mengangguk pelan, merasa tenggorokanku tersumbat oleh emosi. "Ya, tentu. Aku tidak akan melupakanmu, Kanaya."

Perjalanan ke panti asuhan terasa panjang dan sunyi. Aku hanya bisa melihat ke luar jendela, menyaksikan pemandangan kota Jakarta yang begitu asing bagiku. Gedung-gedung tinggi, kendaraan yang berlalu lalang, dan keramaian orang-orang di jalanan membuatku merasa semakin terasing.

Aku melihat banyak sekali orang tua yang berjalan bersama anaknya, dan sekilas aku ingat ibu dan ayahku. Melihat seorang Nenek, langsung teringat Nenek Seruni. Apa artinya semua ini?

Sesampainya di panti asuhan, aku disambut oleh seorang yang menyebut dirinya pengasuh. "Halo, Nak. Nama saya Ibu Ratna. Selamat datang di panti asuhan kami."

Aku hanya mengangguk pelan, merasa tidak tahu harus berkata apa. Aku dibawa ke kamar baruku, sebuah ruangan kecil dengan tempat tidur susun dan lemari pakaian. Di kamar itu, ada beberapa anak lain yang sedang bermain.

"Hai, namaku Budi," sapa seorang anak laki-laki dengan senyum lebar. "Kamu anak baru, ya? Selamat datang di sini!"

Aku merasa canggung, tetapi mencoba untuk tersenyum. "Hai, aku Kansha."

Anak-anak lain mulai memperkenalkan diri mereka satu per satu. Ada Lina, Rina, dan Toni, Mereka semua tampak ramah dan berusaha membuatku merasa diterima.

Namun, di balik semua keramah tamahan itu, aku tetap merasa hampa. Aku tidak bisa berhenti memikirkan Kanaya dan nasibnya.

Malam itu, aku berbaring di tempat tidurku, menatap langit-langit kamar. Aku masih tidak bisa memahami mengapa semua ini terjadi. Mengapa aku harus dipisahkan dari Kanaya? Mengapa aku harus berada di tempat yang tidak aku kenal, jauh dari rumahku yang sebenarnya?

Sehari di panti asuhan terasa panjang. Aku mencoba menyesuaikan diri dengan rutinitas baru bangun pagi, sarapan bersama, mengikuti kegiatan di panti, dan bermain dengan anak-anak lainnya. Tetapi setiap kali aku berada di tengah keramaian, hatiku tetap merasa sepi.

Hari itu, Ibu Ratna mengajak aku untuk berbicara. "Kansha, bagaimana perasaanmu tinggal di sini? Apakah ada yang bisa kami bantu?"

Aku menghela napas panjang. "Saya... merasa bingung, Bu. Saya tidak tahu mengapa saya harus berada di sini. Saya tidak mengerti semua ini."

Ibu Ratna tersenyum lembut. "Kami mengerti, Kansha. Kami di sini untuk membantu kamu. Kami ingin kamu merasa nyaman dan aman di sini. Disini adalah keluarga barumu."

Aku mengangguk pelan, meski dalam hatiku aku tahu bahwa keluargaku yang sebenarnya ada di Eldoria. Tetapi bagaimana aku bisa menjelaskan itu kepada mereka? Bagaimana aku bisa membuat mereka mengerti bahwa duniaku berbeda dari dunia ini?

Meski aku masih merasa kehilangan, aku mulai menemukan kenyamanan dalam persahabatan dengan anak-anak di panti asuhan. Mereka bermain bersama, belajar bersama, dan berbagi cerita. Meski begitu, bayangan Eldoria dan teman-temanku di sana tetap menghantui pikiranku setiap malam.

Malam itu, setelah semua anak di panti asuhan tidur nyenyak, aku bangun perlahan dan mengenakan pakaian seadanya. Di panti asuhan ini tidak ada teknologi canggih seperti CCTV, jadi aku bisa keluar tanpa ketahuan.

Rasanya aneh, setelah sekian lama tidak menggunakan sihir, aku merasa ada sesuatu yang hilang dari diriku. Namun, malam ini aku bertekad untuk mencoba lagi. Aku membuka jendela kamar dan melompat keluar dengan hati-hati.

Saat menginjak tanah di luar, aku menarik napas dalam-dalam. Langit malam Jakarta tampak berbeda dari Eldoria. Tidak banyak bintang-bintang yang bersinar terang seperti di Eldoria, lampu-lampu kota yang berkelip-kelip.

Aku merentangkan tangan dan merasakan angin malam menyapu wajahku. "Baiklah, Kansha," kataku pada diriku sendiri, "saatnya mencoba."

Aku memusatkan pikiranku, mencoba merasakan energi sihir di sekitarku. Sebenarnya aku ragu, apakah di dunia yang berbeda ini sihir masih bisa digunakan?

Namun, seiring aku fokus, aku mulai merasakan kekuatan yang familiar mengalir dalam diriku. Dengan satu lompatan, aku melesat ke udara. "Wah, berhasil!" seruku dalam hati, kegirangan.

Aku terbang di atas panti asuhan, merasakan kebebasan yang lama hilang. Sensasi terbang membuatku tertawa lepas.

Rasanya seperti kembali ke Eldoria, saat aku berlatih sihir bersama Elarion. "Hehe, siapa sangka sihir bisa lebih mudah di sini," gumamku, menikmati setiap detik penerbangan.

Setelah beberapa menit melayang di udara, aku mulai bereksperimen dengan berbagai mantra. Aku mengayunkan tangan dan memanggil bola api kecil, lalu memadamkannya sebelum menyentuh tanah.

Aku mencoba jurus "Tarikan Cepat" untuk menarik batu kecil ke tanganku dari jarak jauh, dan hasilnya luar biasa. Aku merasakan energi sihir warisan dari Kakek Legendaris itu memang lebih mudah digunakan di sini daripada di Eldoria.

Tiba-tiba, di kejauhan, aku melihat seseorang yang hampir tertabrak oleh mobil. Tanpa berpikir panjang, aku melesat ke arah orang itu.

"Hei, hati-hati!" teriakku, meski suara klakson mobil lebih keras. Dalam sekejap, aku berhasil menarik orang itu dari jalan dan menyelamatkannya. Orang itu tampak bingung, berusaha mencari tahu siapa yang baru saja menyelamatkannya. Aku tertawa kecil dan melesat kembali ke udara sebelum dia sempat melihatku dengan jelas.

"Aduh, hampir saja," gumamku sambil terbang ke atas gedung. Aku duduk di tepi atap, menatap ke bawah. Jakarta tampak begitu hidup di malam hari. Lampu-lampu jalan berkelip-kelip, kendaraan berlalu-lalang, dan suara kota yang tidak pernah tidur terasa asing bagiku.

Aku memutuskan untuk menjelajahi kota lebih jauh. Terbang melewati gedung-gedung tinggi, melihat ke dalam jendela-jendela apartemen yang terang, dan menyaksikan kehidupan malam Jakarta dari atas.

Sesekali, aku turun ke tanah untuk berjalan-jalan tanpa mereka sadari. Rasanya menyenangkan bisa menggunakan sihir tanpa ada yang tahu.

Saat terbang di atas pasar malam, aku mencium aroma makanan yang menggoda. "Wah, perutku lapar," pikirku. Aku turun dan melihat berbagai makanan yang dijual.

Sayangnya, aku tidak punya uang untuk membeli apa pun. Tapi hei, aku punya sihir! Aku memutar otak, mencoba mencari cara untuk mendapatkan makanan tanpa ketahuan.

Aku mendekati penjual bakso, memusatkan pikiranku, dan dengan cepat mengambil satu tusuk bakso menggunakan sihir "Tarikan Cepat." Bakso itu terbang ke tanganku, dan aku segera berlari ke sudut yang gelap untuk menikmatinya. "Wah, enak juga," gumamku, mengunyah bakso.

'Eh tunggu! Itu berarti aku mencuri?'

Setelah puas berkeliling dan bermain-main dengan sihir, aku memutuskan untuk kembali ke panti asuhan. Aku tidak ingin membuat Ibu Ratna khawatir jika dia mendapati aku tidak ada di kamar saat pagi tiba.

Saat mendekati jendela kamarku, aku melihat ke sekeliling untuk memastikan tidak ada yang melihat. Aku melompat masuk dan menutup jendela dengan hati-hati.

Berbaring di tempat tidur, aku merasa puas dengan petualangan malam ini. Meski berada di dunia yang berbeda, aku masih bisa merasakan keajaiban sihir. Namun, aku tahu bahwa ini bukan hanya tentang bersenang-senang.

Aku harus mencari tahu mengapa sihir lebih kuat di sini dan bagaimana caranya kembali ke Eldoria. Tapi untuk saat ini, aku merasa bahagia bisa merasakan kebebasan dan menggunakan kekuatan yang diwariskan oleh kakek Legendaris itu.

1
Bening
semangat untuk mu
Teteh Lia
1000 tahun 😱
Teteh Lia
kebayang indahnya...
Tini Timmy
jiwa petualangan kansha sangat lah kental


lanjut.
semangat nulis nya kk/Smile/
Tini Timmy: sma"/Smile/
Nico queen: Tentu,
Makasih kak dukungannya
total 2 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Bening
semangat up nya..
2 iklan za sayang
Nico queen: Siap, makasih kak
total 1 replies
Bening
pengen punya nenek kayak nenek seruni
Bening
semoga harapan khansa menjadi kenyataan
Bening
penasaran dgn identitas nenek seruni sebenarnya
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
waduhh
Tini Timmy
nenek seruni baik banget/Smile/
Tini Timmy
wahh nenek seruni bisa baca pikiran kali ya
Tini Timmy: maklum kalau nenek" mah/Facepalm/
Nico queen: Hanya insting seorang nenek kolot😅
total 2 replies
Aegis Aetna
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
Aegis Aetna: yoi, sama-sama.
Nico queen: Siap kak, makasih masukannya🙏.
total 4 replies
syro
matap tetap semangat menulisnya
Aegis Aetna
subcreb dulu, nampaknya seru.
Nico queen: Siap kak, makasih udah mampir
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Nico queen: Siap kak/Drool/
total 1 replies
Bening
3 iklan + 1 bungga
semangat...
Nico queen: Woa makasih banyak kak
total 1 replies
Bening
suara siapa ini ?
Nico queen: Kira-kira siapa kak/Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!