NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:72.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nyai Carang Aking

Nyai Carang Aking atau yang lebih dikenal dengan Sang Penyihir Hitam dari Gunung Wilis adalah seorang dukun ilmu hitam juga seorang pendekar golongan hitam yang terkenal dengan kebengisan nya. Seperti halnya Nyai Calon Arang alias Ratu Lodaya, perempuan tua yang satu ini juga mengamalkan ilmu sesat dari aliran Tantra Bhairawa yang memuja Batari Durga.

Aliran Tantra Bhairawa adalah sebuah sekte dalam ajaran agama Hindu yang merupakan aliran agama yang terpengaruh oleh Agama Buddha dan cukup menakutkan dalam peribadatan nya. Selain memuja Batari Durga yang merupakan Dewi Kematian, aliran ini memiliki aturan bagi para pengikutnya untuk mempraktikkan Ma-lima yakni Matsya ( ikan), Mamsa ( daging), Mada ( minuman keras), Mudra ( tapa keras) dan Maituna ( seks bebas). Ajaran ini merujuk pada kebebasan pada manusia dalam menjalani kehidupan hingga apa yang menjadi pokok pikiran ajaran ini adalah membebaskan segala macam nafsu duniawi pada manusia.

Garis besarnya adalah ajaran Tantra Bhairawa mempraktikkan ilmu ghaib dan sihir gelap yang mengancam setiap orang yang tidak sepaham. Mereka cenderung untuk bersikap semaunya dan kejam hingga aliran ini dianggap sesat oleh sebagian agamawan Buddha maupun Siwa kala itu.

Pada masa awal kerajaan Medang berdiri, aliran ini mulai tumbuh dan berkembang pesat terutama di kalangan para ksatria untuk melegalkan kekuasaannya. Para raja yang menganut paham ini bebas berbuat apa saja tanpa takut dengan norma norma agama. Mereka bebas melanggar norma agama karena merasa bebas dari belenggu nafsu sesuai dengan aliran agama yang ia anut.

Nyai Carang Aking sendiri merupakan pemeluk Aliran Tantra Bhairawa yang taat dan sepenuhnya menjalankan segala ritual yang ada di aliran agama ini. Wisnuprabhawa, Raja Wuratan adalah salah satu murid sekaligus lelaki yang pernah berbagi kehangatan ranjang bersamanya. Ini untuk menurunkan Ajian Pelebur Langit yang merupakan salah satu ilmu kanuragan puncak kala itu.

Wisnuprabhawa bersenggama dengan Nyai Carang Aking selama sehari penuh agar Wisnuprabhawa mampu menerima seluruh ilmu kesaktian itu secara sempurna. Rupanya hal ini menyebabkan percikan perasaan di hati perempuan itu bahkan setelah mereka berpisah puluhan tahun lamanya. Nyai Carang Aking sepekan sekali melihat tampilan Prabu Wisnuprabhawa untuk melepaskan rindu lewat Ajian Kaca Benggala yang ia masukkan pas air kembang di kuali besar.

Dan pada hari ini, dia melihat orang yang dicintainya terbunuh oleh Prabu Airlangga dan ini membuat perempuan tua itu marah besar.

Perempuan tua itu langsung menaburkan kemenyan pada anglo tanah liat yang penuh dengan arang membara. Segera asap putih wangi dari kemenyan memenuhi seluruh ruangan ini, menciptakan sebuah suasana yang menyeramkan hingga mampu membuat bulu kuduk meremang.

Selepas itu, Nyai Carang Aking alias Sang Penyihir Hitam dari Gunung Wilis melangkah ke arah kandang ayam hitam mulus dan menyambar seekor jago di antara mereka. Dengan penuh kekejaman, perempuan tua itu langsung menggigit leher ayam jago hitam mulus ini. Leher binatang ini pun langsung robek dan darah segar keluar dari luka. Unggas yang konon katanya merupakan sarana persembahan untuk makhluk halus ini langsung menggelepar.

Nyai Carang Aking langsung meneteskan darah segar ayam ini pada satu wadah yang terbuat dari tanah liat. Begitu tetesan darah segar ayam hitam mulus ini habis, Nyai Carang Aking langsung melemparkan bangkainya ke seekor anjing hitam yang terikat di sudut ruang. Hewan peliharaan perempuan tua itu langsung memakannya.

Kemudian Nyai Carang Aking mengambil sebuah boneka dari jerami yang mirip dengan manusia. Dia langsung mencelupkan boneka jerami ini pada darah segar ayam hitam mulus.

Mulut perempuan tua berpakaian hitam compang camping ini tak henti-hentinya merapal mantra.

Begitu seluruh boneka jerami telah basah sepenuhnya oleh darah segar ayam hitam mulus, Nyai Carang Aking pun segera melangkah ke depan anglo tanah liat yang mengepulkan asap putih kemenyan. Disana ia cepat mengangkat boneka jerami berlumur darah segar ini ke atas anglo tanah liat berasap kemenyan.

"Oh Sang Mahakala yang menguasai waktu,

Oh Sang Penebar Maut di dunia manusia,

Oh Sang Bayar Durga pelebur semua dunia..

Bantulah aku, bantulah aku,

Berikan kuasa Mu yang abadi,

Berikan aku kedigdayaan yang sejati,

Ku persembahkan pengorbanan ini hanya untukmu,

Hanya untukmu... ", ucap Nyai Carang Aking lantang.

Zzzzzrrrrrrrrttttttthhhh!!!

Cahaya merah dengan cepat membungkus boneka jerami berlumur darah di tangan Nyai Carang Aking. Kejap mata berikutnya, boneka ini berubah menjadi boneka yang mirip dengan Prabu Airlangga.

Melihat hal itu, Nyai Carang Aking menyeringai lebar.

"Pembunuh Wisnuprabhawa harus menerima akibatnya!! ", gumam Nyai Carang Aking lirih namun penuh dengan ancaman.

Nyai Carang Aking kemudian meletakkan boneka mirip Prabu Airlangga ini ke tempayan besar yang penuh dengan aneka sesajen dan bebungaan. Setelah itu dia mengambil sebilah keris di samping anglo tanah liat dan menggerakkan nya di atas asap kemenyan.

"Teluh ku Teluh Sunyaluri..

Teluh ku ilmu Sang Batari..

Matilah kau, pembunuh Wisnuprabhawa!! ", ucap Nyai Carang Aking sembari menusukkan keris pusaka nya ke bahu kanan boneka yang mirip dengan Prabu Airlangga ini.

Chhhreeeeeeeeppppphh!

Nun jauh di Ibukota Kerajaan Wuratan, di Balairung Istana Kambang Putih, siang itu Prabu Airlangga sedang memimpin pertemuan para pemimpin prajurit Medang tentang harta rampasan perang. Tiba-tibal....

Hooooeeeeeeeeeggghhhh!!

Prabu Airlangga langsung muntah darah segar dan sebuah luka menganga lebar di bahu kanannya. Ini langsung membuat semua yang hadir kaget setengah mati.

"Gusti Prabu, ada apa dengan mu?! ", tanya Parahita seolah olah mewakili isi kepala dari semua orang di tempat itu.

Prabu Airlangga tak segera menjawab, namun cepat duduk bersila di lantai Balairung Istana Kambang Putih. Kedua tangannya cepat menangkup di depan dada. Mulut Prabu Airlangga pun langsung komat-kamit merapal mantra.

Dengan cepat, cahaya kuning keemasan berbentuk roda bergerigi tajam muncul di bahu kiri Prabu Airlangga. Dengan cepat cahaya kuning keemasan ini menyelimuti tubuh Sang Penguasa Kerajaan Medang. Ini membuat orang semakin bingung dengan apa yang sedang terjadi.

Sementara itu, Nyai Carang Aking pun dengan sekuat tenaga menusukkan keris pusaka nya ke bahu kiri boneka mirip Prabu Airlangga itu.

Chhhreeeeeeeeppppphh...

Blllaaaaaaaaaarrrrrrrr...!!!

Ledakan keras terdengar kala tusukan keris ini mengenai boneka mirip Prabu Airlangga. Tubuh Nyai Carang Aking terlempar ke belakang. Perempuan tua itu langsung muntah darah segar. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa akan ada serangan balik dari teluh nya.

Dia cepat bangkit dari tempat jatuh nya dan mencari-cari kemana keris pusaka nya mencelat. Begitu ketemu, ia langsung melesat ke arah boneka mirip dengan Prabu Airlangga yang masih ada di atas tempayan besar yang penuh dengan sesajen.

"Kurang ajar!!! Kutu ingusan! Demit alas!!

Aku pasti akan membunuh mu dengan mengenaskan!!! ", maki Nyai Carang Aking penuh murka. Dia langsung menusukkan keris pusaka nya kembali ke tubuh boneka ini dan hal yang sama pun terulang kembali.

Sementara itu di tempat Prabu Airlangga berada, darah segar kembali dimuntahkan oleh sang raja. Meskipun kini tak ada luka tambahan, tapi Sang raja Medang terus-menerus muntah darah segar.

Saat yang genting ini, Prabu Airlangga langsung teringat pada Mpu Barada. Dia pun langsung merapal mantra Ajian Pameling nya.

"Guru ku Mpu Barada..

Tolong murid mu ini, Guru..

Ada yang ingin mencelakai ku.. "

Nun jauh di lereng Gunung Penanggungan, di suatu pertapaan yang baru saja di bangun, Maharesi Mpu Barada sedang berjalan meninjau para pekerja yang sedang asyik bekerja memasang tiang. Tiba-tiba, cuping telinga nya bergerak-gerak dan suara meminta bantuan dari Prabu Airlangga pun terdengar. Lelaki sepuh ini dengan cepat duduk bersila.

"Dimana kau kini Nakmas Prabu? ", tanya Mpu Barada segera.

"Istana Kambang Putih, Guru", terdengar lagi suara Prabu Airlangga mengiang di telinga Mpu Barada. Lelaki tua itu cepat menganggukkan kepalanya. Kejap mata berikutnya dia telah menghilang dari pandangan.

Semua orang di Balairung Istana Kambang Putih kaget bukan main kala melihat kemunculan Mpu Barada di samping Prabu Airlangga. Lelaki tua itu dengan cepat komat-kamit membaca mantra dan langsung menghentakkan telapak tangan kanannya ke punggung Prabu Airlangga. Seketika cahaya kuning keemasan di tubuh Prabu Airlangga semakin terang dan menyilaukan mata. Semua orang tak mampu menatap langsung ke arah netes dan langsung memalingkan wajahnya.

Blllaaaaaaaaaaaaammmmmm!!!!

Ledakan dahsyat terdengar kala tusukan keris pusaka Nyai Carang Aking Sang Penyihir Hitam dari Gunung Wilis mengenai boneka mirip dengan Prabu Airlangga. Tubuh Nyai Carang Aking terpental jauh ke belakang dan menabrak dinding ruangan goa itu. Perempuan tua itu langsung muntah darah segar. Dia pun langsung tak sadarkan diri.

Di Istana Kambang Putih..

"Terimakasih atas bantuannya, Guru. Tanpa bantuan dari guru, mungkin saya sudah mati saat ini", ucap Prabu Airlangga dengan penuh hormat. Dia langsung mengusap sisa darah segar di sudut mulutnya.

" Sudah kewajiban ku, Nakmas Prabu..

Sebaiknya kau cepat duduk bersila. Aku akan mengobati luka dalam mu. Dan kau Parahita, siapkan obat untuk mengobati luka luarnya ", Prabu Airlangga cepat melaksanakan perintah dari Mpu Barada, sedangkan Parahita mengangguk cepat sebelum bergegas keluar dari Balairung Istana Kambang Putih.

Jauh di lereng Gunung Wilis, Nyai Carang Aking bergerak dari pingsannya dan segera bangkit dari tempatnya berada. Dia terbelalak lebar melihat seluruh tempat itu porak poranda.

Tempayan besar berisi sesajen dan bebungaan hancur. Kuali besar berisi air kembang serta anglo tanah liat tempat kemenyan berserakan tak tentu arah. Sedangkan boneka jerami berlumur darah nya terlihat terbakar di sudut ruangan.

Dia langsung marah besar sambil berkata dengan lantang,

"BANGSAAAAT!!!

SIAPA YANG BERANI MENGGANGGU PEKERJAAN KU??!!!! "

1
Umar Muhdhar
5
Umar Muhdhar
4
Umar Muhdhar
3
Umar Muhdhar
2
Umar Muhdhar
1
Umar Muhdhar
o
Asep Dki
bakalan tambag lgi selir nih airlangga..😆😆😆👍👍👍
andymartyn
gak terbayang bagaimana renggos, doyok ama Bancak kalau ngobrol pasti seru
Esther M
nambah bojo maning kang Ebez....sang Prabu mantabbb...
Idrus Salam
ternyata atas izin Prabu Airlangga, Tumenggung Sakri dapat menggunakan Pedang Naga Api yang menjadikan Mpu Sakri dikemudian hari adalah orang yang menyimpan Pedang Naga Api hingga ke tangan pemegang selanjutnya.
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
lo baca itu gak bangg @🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅 Dyah KencanaWangi.. KencanaWangi.. ini kembaran gw bangg satu biyung tapi beda bopo 🤣 Pendekar berilmu tinggi pulaa.. bukan main dah aah 😊🤭😎
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: Ouw... lain biyung lain bopo, bilang dong 😅
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾: weh.. adek kembar gw tu... satu biyung lain bopo 😂😂
total 3 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
ha ha ha.. /Facepalm/ /Facepalm/ /Facepalm/

Tumenggung mah bebaass kalo lagi marah, siapa coba yang berani bantah, apalagi ini Tumenggung Renggos, kumis nya aja serem gitu 🤣🤣
arumazam
seraanghhhh
saniscara patriawuha.
calon bojone sopo iku.... mang eBeezzzz
Eddy Airborne
mantap
Andbie
sip lanjut
Heryala Hery
Heaamm,nnt kamu Dyah kencanawangi jatuh cinta pulak sma Prabu Airlangga,mana mo nantang berkelahi pulak lagi.. 🤔🤔🤔👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tuh kan kayu gak salah ditendang sama Tumenggung Renggos 😅
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tumenggung Renggos jangan disuruh berpikir nanti timbulnya emosi, mending disuruh kerja aja pasti rampung 😁
Muchtar Albantani
nambah selir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!