Cinta Untuk Ibu

Saat Weekend tiba, Frans pun menepati janji nya dengan Kya untuk jalan jalan bersama. Disaat Jane sedang sarapan bersama kedua orang tua nya dengan Kya.

Bel rumah berbunyi

"Apa Frans sudah datang?." Tanya Bu Lily.

"Engak tahu Ma, padahal janji nya masih 2 jam lagi, Aku akan melihat nya." balas Jane lekas berdiri.

Saat membuka pintu, kedua mata Jane terbelalak terkejut bercampur senang saat ia melihat sahabat nya yang selama ini kerja di luar kota kembali.

"Emely."

"Surprise..."

Kedua wanita itu berpelukan. "Aku merindukan mu." kata Jane. "Aku juga merindukan mu."

"Kantor ku sekarang sudah pindah ke sini, aku gak lagi bekerja di luar kota."

"Benarkah?, aku senang mendengar nya Emely."

"Tapi aku tak ingin dengar kabar kalau kau masih sama saja." Kata Emely membuat Jane mengerutkan kening nya.

"Kabar ku masih sama seperti pembicaraan kita di telefon biasa nya."

"Jadi kamu masih jomblo?, astaga Jane."

Mendengar kata Jomblo, Jane pun tersenyum mengelengkan kepala nya. "Memang nya kamu sudah punya pacar?." Balas Jane.

"Belum sih, tapi paling tidak aku sudah pacaran beberapa kali." balas Emely.

"Akan ada saat nya, kita berdua akan menemukan pasangan kita, sementara kita bertahan dulu dengan status single." Ucap Jane. kedua wanita itu pun tertawa.

"Tante Emely." Teriak Kya senang saat melihat sahabat dekat ibu nya datang.

"Kya sayang, kya cantik, keponakan ku yang paling imut. Tante bawakan oleh oleh untuk kamu."

Saat Frans datang, Emely pun di ajak untuk ikut serta pergi jalan jalan bersama. Tujuan mereka pun pergi ke sebuah pantai untuk menikmati senja.

"Frans kelihatan sayang banget sama Kya, kenapa kamu ga dengan nya saja."Goda Emely. Saat melihat Frans menemani Kya bermain pasir di tepian pantai.

"Hei, Kita sudah berteman sejak lama, aku tidak ada perasaan apa pun pada Frans, jadi jangan berfikir yang tidak tidak." Ucap Jane. Emely Pun tertawa.

"Perasaan bisa tumbuh kapan saja Jane, kita kadang tidak sadar, lagian Frans baik, dia pasti masuk ke dalam kriteria calon Papa untuk Kya" Balas Emely lagi. Jane pun mengelengkan kepala nya, ia diam tak ingin menanggapi pembicaraan ini lebih panjang.

"Eh Jane, menurutmu, bagaimana kalau kita coba aplikasi dating, mana tahu kita bisa bertemu yang cocok kan, kamu terlalu sibuk bekerja, ayo lah." Ajak Emely.

"Aku sedang tidak memikirkan hal itu Emely."

"Hanya Mencoba kan, tidak harus menerima mereka. Buat hilangkan stres Jane."

"Nanti saja, jangan sekarang."Balas Jane. Emely pun tersenyum dan mengangguk setuju.

•••

Jane berjalan membeli minum untuk mereka minum, tidak jauh dari sana, ia melihat seorang laki laki tua sedang memegangi dada nya. Jane pun berjalan menghampiri untuk menanyakan keadaan nya.

"Permisi Pak, anda baik baik saja?." Tanya Jane. tampak laki laki itu terlihat susah bernafas.

"Mari saya bantu pak, duduk dan bernafas lah perlahan." Ujar Jane sembari ia membantu pria tua Itu duduk di sebuah kursi.

"Apa yang terjadi pak?." Tanya Jane.

Laki laki tua itu pun memberitahu kalau ia di pukul seseorang, orang itu merampas ponsel nya, membuat dada nya terasa sesak.

"Astaga Dimana yang sakit pak?, apa mau ke rumah sakit?." Tanya Jane khawatir.

"Nona, boleh kah anda menelepon putra saya?." Tanya Bapak itu.

"Boleh pak, silakan di pakai ponsel saya."Balas Jane dan memberikan ponsel nya pada pria tua itu.

"Terima kasih Nona."Balas Laki laki itu sembari mengembalikan ponsel nya.

Saat Jane menemani laki laki itu, dari jauh ia melihat Kya menangis, Jane pun jadi khawatir. "Pak saya mau menghampiri putri saya dulu, saya akan kembali."Ucap Jane. Pak tua itu pun mengangguk. Memastikan pria tua itu sudah aman duduk disitu, Jane pun pergi.

Saat ia kembali untuk melihat pria tua itu, ia melihat bapak itu sudah di papah oleh beberapa orang, Jane pun hanya melihat dr jauh bapak itu di bawa ke dalam mobil dan sudah aman.