NovelToon NovelToon
Only 200 Days Mr.Mafia

Only 200 Days Mr.Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Four

Bagiamana jika kehidupan seorang mafia yang terkenal akan ganas, angkuh atau Monster ternyata memiliki kisah yang sungguh menyedihkan?

Bagaimana seorang wanita yang hanyalah penulis buku anak-anak bisa merubah total kehidupan gelap dari seorang mafia yang mendapat julukan Monster? Bagai kegelapan bertemu dengan cahaya terang, begitulah kisah Maxi Ed Tommaso dan Nadine Chysara yang di pertemukan tanpa kesengajaan.

~~~~~~~~~~~
✨MOHON DUKUNGANNYA ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

O200DMM – BAB 04

MAFIA VS PENULIS 1

Nadine menutupi mulutnya karena berusaha tenang, keringat masih membasahi wajah cantiknya, ia terus bergerak gelisah sembari memegang serta memijat keningnya. Dita dan April mencoba menenangkan temannya itu, bersama mencari jalan keluar.

Nadine dilanda rasa bingung. Jujur saja, Nadine merasa takut ketika dia bertemu pria asing itu, tapi di sisi lain ia juga tidak ingin teman-temannya menjadi sasaran empuk pria pembunuh itu. Apa yang sebenarnya mau pria itu lakukan kepadanya?

Melihat kegelisahan Nadine, April dan Dita sepakat, mereka akan ikut menemani Nadine bagaimana pun caranya. “Kami akan ikut menemani mu!” ucap April mendapat anggukan percaya dari Dita.

“Tapi aku tidak ingin kalian celaka.” Tegur Nadine frustasi.

“Apa meninggalkan kami berdua di sini bisa menjamin keselamatan kami?” Nadine berhenti bergerak, kini dia menatap di temannya itu yang masih kukuh ingin ikut.

Meski begitu, perasaan tak enak Nadine terus saja muncul. Apa bisa kita percaya dengan orang asing? cukup lama memandang wajah kedua temannya, akhirnya Nadine pasrah.

.

.

.

Beberapa menit berlalu. Ketiga wanita tadi mulai keluar dari bandara, dan benar saja, ada satu mobil hitam mewah beserta tiga pria berotot dan gagah tengah menatap ke arah Nadine. Salah satu dari mereka sudah duduk di kursi pengemudi, bersiap diri.

Jantung Nadine masih berpacu, di saat dua pria tadi mulai bergerak ke arahnya. Saat ini pukul 07:00 am, beberapa orang sudah ada di bandara, keamanan di sana juga tak begitu banyak.

“Bos sudah menunggu anda nyonya. Mari!” ucap anak buah 1 kepada Nadine seraya meraih lengan wanita itu.

“Don't touch me! Jangan pernah menyentuhku. Aku bisa berjalan sendiri.” Sentak Nadine tak ingin di sentuh oleh orang-orang tadi.

“Katakan kepada bos kalian. Aku mau ikut asal temanku juga ikut!” sejenak, kedua anak buah tadi berekspresi seperti tak setuju akan keinginan wanita di depannya saat ini. Mereka salah besar jika berpikir Nadine adalah wanita penurut seperti wanita j****g yang bos mereka temui.

Di lihat dari ekspresi kedua pria tadi, membuat Nadine tersenyum lebar. Tentu saja mereka bingung, karena bos mereka hanya menginginkan keberadaan Nadine.

DARRR!

Seketika semuanya tiarap saat mendengar sebuah lepasan dari pistol. Nadine menutup telinganya syok dan ketakutan, begitu pula temannya dan orang-orang yang ada di sekitar sana. Salah satu anak buah tadi mulai menyodorkan pistol yang baru ia lepaskan ke langit-langit, kini berada tepat di depan wajah Nadine.

“Nadine!” panggil April dan Dita karena takut jika sampai orang-orang tadi berbuat kelewatan.

Nafas Nadine memburu, namun dia sama sekali tidak menunjukkan kelemahannya.

“Ayo tembak! Aku ingin tahu apakah bos mu itu akan mengampuni mu.” Tubuhnya gemetar, tapi sebisa mungkin Nadine melawan orang-orang tadi menggunakan otak bijaknya.

Benar juga. Seketika pria tadi mulai mengalah karena dia masih sayang nyawa. Bosnya sudah memberi peringatan agar barangnya tidak ingin tergores sedikitpun. “Biarkan mereka ikut. Bos punya banyak rencana pengganti!” ucap pria yang ada di kursi pengemudi.

.

.

.

Selama dalam perjalanan. Nadine terus saja berdoa agar semuanya baik-baik saja, ia tak tega melihat ketakutan di mata kedua temannya tadi.

Beberapa menit kemudian, karena kelajuan dari menyetir mobil, akhirnya mereka sampai dengan cepat. Nadine melihat ke luar jendela, mereka berada di pinggir jalan tol, bukankah itu tidak boleh. Tapi mereka orang-orang gila itu tak punya rasa takut dan tanggung jawab sebagai seorang rakyat di negaranya.

Salah satu anak buah tadi hendak membawa Nadine keluar dari mobil, namu lagi-lagi. “DON'T TOUCH ME!” gertak Nadine mengingatkan sekali lagi. Betapa geramnya penjaga tadi ketika terus mendapatkan teguran yang sama.

Mereka mulai keluar dan melihat ada satu mobil hitam lainnya yang lebih mewah dan berkesan mahal. Tanpa di sadari oleh Nadine, April dan Dita bahwa mobil hitam lainnya juga mengikuti mereka dari belakang, itu sudah di siapkan oleh Maxi sendiri.

“Bos ada di dalam mobil. Masuklah.”

Nadine menatap muak orang-orang tadi, memberikan keyakinan untuk kedua sahabatnya sebelum dia mulai berada di samping pintu mobil asing yang di ketahui milik seorang bos.

Nadine yang dasarannya seorang wanita pemberani dan tidak takut akan pencabutan nyawa sekalipun, dia menatap marah dan mulai mengetuk kaca mobil sedikit lebih keras. Dari arah lainnya, anak buah Maxi mulai merinding karena melihat Nadine tanpa rasa takut melakukan semua itu. Wanita itu hanya tidak tahu saja bagaimana kekejaman bos mereka. “Semoga kau terlindungi.” Gumam pelan para anak buah yang masih berdiri tadi.

Tiba-tiba pintu mobil terbuka sendiri dan Nadine terkesima saat melihat seorang pria berjas hitam tengah duduk menatap depan dengan karismanya sendiri. Tebakannya memang benar! Pria yang sama. Bagaimana mungkin ada pria setampan dia? Nadine berusaha tetap tenang dan mulai masuk, namun tiba-tiba pintu mobil di tutup rapat-rapat dan mulai di kunci otomatis. parahnya lagi, mobil yang saat ini di naiki oleh Nadine, mulai bergerak melaju meninggalkan orang-orang yang masih berdiri di pinggir jalan termasuk kedua temannya.

“Tidak, tidak, tidak! Hentikan mobilnya!” Nadine menggedor jendela mobil tadi, sementara pria yang masih duduk di sampingnya itu hanya diam saja, seakan-akan tak peduli.

“NADINE!!!” teriak Dita dan juga April berusaha mengejar temannya namun tak bisa.

“APA YANG KAMU LAKUKAN??? APA YANG SEBENARNYA KAMU INGINKAN HAH?” sentak Nadine emosi kepada pria tampan yang masih terlihat santai.

“Temanmu akan baik-baik saja.” Balas Maxi bersandar lalu melipat kedua tangannya di dada. Bisa di lihat bahwa otot pria itu sungguh terbentuk meski tengah mengenakan sebuah jas sekalipun. Balasan itu sungguh membuat Nadine menggeleng kesal.

“SIAPA KAMU HUH? TIBA-TIBA MENGANCAM DAN BERBUAT SESUATU SEENAKNYA, SIAPA ANDAA??!” tak bisa slow karena terlalu emosi. Nadine meluapkan semua amarahnya.

“Maxi Ed Tommaso.” Pria itu menoleh sejenak sambil memperkenalkan dirinya sendiri dengan santai, Menunjukkan wajah tampannya. Nadine benar-benar ingin meninju wajah itu.

Nafas Nadine tak aturan, menatap penuh amarah ke pria asing yang sama sekali dia muak melihatnya, antara ingin tertawa, sedih dan berteriak. “Pria gila.” Nadine meraih ponselnya dalam saku, hendak menelepon temannya, namu tiba-tiba pria di sampingnya tadi meraih ponsel Nadine dan membuangnya lewat kaca yang ia tinju hingga pecah.

Mata Nadine membulat hebat, terkejut ketika melihat darah keluar dari luka di punggung tangan pria aneh tadi, apalagi pria itu sama sekali tidak meringis kesakitan, malahan datar seolah tubuhnya sudah mati rasa.

“KAMU GILA!” Kini dia bingung harus bagaimana, benda satu-satunya yang dapat menghubungi temannya baru saja di buang.

Nadine tidaklah bodoh, dia masih punya banyak ide untuk bisa bebas dan salah satunya adalah berteriak meminta tolong ke pengendara lainnya.

“HELP ME!!! TOLONG AKU, AKU MOHON!!! SIAPA SAJA.” Sambil menggedor kaca mobil begitu keras, tak peduli meskipun itu mewah dan membayar dengan sebuah ginjal. Nadine hanya ingin bisa bebas.

“To--” sebuah benda dingin menempel di leher Nadine hingga gadis itu mulai terdiam, menoleh ragu saat sebuah pisau masih berada di lehernya. Bergerak sedikit maka semuanya akan fatal.

Nadine mulai menahan tangisnya saat melihat wajah dan sikap seperti seorang monster di diri pria yang saat ini di depannya.

Jari telunjuk pria itu menempel di bibirnya sendiri. “Shuutt! Jangan berisik.” Pinta Maxi dingin dan menyeramkan. Wanita itu mendorong kepalanya ke belakang supaya kulit lehernya tidak terlalu menempel dengan benda tajam bernama pisau.

“Ok-oke hffuuu, hikss. Okay!” Nadine pasrah meski dia sesenggukan karena tangisannya tadi. Matanya memerah karena menangis, dan dia lega saat Maxi mulai menjauhkan pisau darinya.

1
Sya'wanah
trus....
kl menyukai ,kenapa nggak d ulangi n lanjut next yg lebih hot.
( berimajinasi itu indah.. wk wk wkk )
Four.: hahaha GK boleh nakal ya otaknya /Facepalm//Chuckle/
total 1 replies
Sya'wanah
ganti Calum nggak nggunain Oskar lagi nich.kan katanya ganti saja nama asst nya
Four.: tau ah, lupa aku 😅🙏
total 1 replies
Sya'wanah
punya kembaran kah maxi...
kl sekarang mau kabur,apa nggak puyeng liat jalur melarikan dirinya.jauuuub dr kota.awak d ganggu pemuda2 rese LG lho.
Four.: tetap santai 😌😁
total 1 replies
Asri
aku lanjut kesana 😄
Four.: yaaa silahkan /Joyful/
total 1 replies
Asri
agak lama aku baca novel ini dan agak terlambat juga nemunya 😄
tadinya baca cerita luna almo dulu sih..untuk maxi nadine ini ditengah udah mau menyerah krn alurnya lambat ya..tapi penasaran jadi ttp aku baca..dan kesimpulannya bagus banget walaupun banyak bab yang menguras emosi..terimakasih kak author..
Four.: iya kahhh!!! terima kasih atas perjuangannya membaca cerita ini 😅😅 walaupun sedikit mengesalkan 😅😌/Facepalm/
total 1 replies
Nur Andi Baharuddin
Novel terbaik dari semua cerita mafia.
Four.: iya kahhh!!! terima kasih 🤗
total 1 replies
Mahanie Mutalib
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Dewi Arsandi
Biasa
Dewi Arsandi
Kecewa
M
T.E.S tristan ericson scott
Four.: salah donggg 🤭
total 1 replies
Mawar
ceritanya bagus ...
Four.: terima kasih 🤗
total 1 replies
SLina
y jahat eric kenapa maxi y jd korban?
Four.: ya.... begitulah kehidupan 😌
total 1 replies
SLina
doray adalah penggnggu dlm segala kondisi
Four.: mungkin saja hal genting lohh /Chuckle/
total 1 replies
SLina
"sebuah dua luka tembak" hmmm
Yani Basith
karakter nya kuat .. ga berubah dr awal sampe ahir .. ut baca bab selanjutnya kadang gw makan dulu ut ngisi tenaga soalnya emosi gw di aduk2 .. jd lemes kl abis baca .. keren banget othor ini ..
Four.: terima kasih 🤗 baca juga butuh tenaga kok 😁
total 1 replies
Dandelion senja
tidak sesuai dgn karakter yg di tuliskan. wanita penuh dgn lemah lembut, yg ada malah kelihatan arogan tp goblok ahahaha
Four.: maaf jika itu tidak sesuai dengan yang kamu pikirkan 😌
total 1 replies
Dandelion senja
apa sih nadine. tidak mencerminkan kata" nya dia gadis yg lembut dan baik hati. jatuhnya seperti arogan
Four.: mungkin saja dia arogan karena paksaan kan sejak awal kan 😌 mohon bersabar 😁
total 1 replies
HNF G
alex jgn lgsg dibunuh. siksa dulu sampe minta dibunuh 😡😡😡😡😡😡
Four.: nanti jadi kasihan tauuuu 😁
total 1 replies
HNF G
apartemen sm hotel jgn dijual lah, itu kan usaha legal.
Four.: tapi uangnya kan dariiiiii ilegal 😁
total 1 replies
HNF G
nadin tempat curahan semua rahasia😅🤦‍♀️
Four.: gimana lagi, cuman dia yang jadi pendengar yang baik 😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!