" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Romantis
" Ayo kita makan " ajak Papi yang memang sudah lapar , mereka makan dengan suasana hangat dan bahagia keluarga yang memang sudah cukup lama tak Zain rasakan karena akhir-akhir ini dia lebih banyak menghabiskan waktu sendiri ketimbang bersama keluarga.
............
Diperjalanan pulang.
" Terimakasih sudah mau datang dan membuat orang tua Saya bahagia " ucap Zain yang menyetir mobil itu pada Aya yang duduk di samping nya.
" Daddy bisa nggak sih bicara nya biasa aja , Aya bukan karyawan Daddy " ketus Aya kadang merasa jengkel juga mendengar cara bicara Zain yang cukup formal padanya.
Zain memperlambat laju mobil nya Lalu menatap Aya mendengar ucapan Bocil itu .
" Okey terimakasih ya udah mau datang kerumah Daddy " ucap Zain mencoba mengubah cara bicaranya agar Aya merasa nyaman ngobrol dengan nya .
" Iya cama-cama" jawab Aya dengan lucunya yang membuat Zain tertawa spontan.
" Ehhh,,, Daddy baju sekolah Aya ketinggalan" kata Aya baru ingat .
" Jadi itu baju siapa?" tanya Zain melirik dress hitam yang dipakai Aya .
" Baju Mami ,,, cantik kan?" kata Aya yang memang sangat suka dengan baju pemberian mertuanya itu .
" mmmh" angguk Zain gengsi juga memuji Bocil nakal yang sebelumnya sudah terlanjur dia bilang tepos itu .
" Mami bajunya limited edition semua Daddy , jadi sangat modis tapi cuma ini aja yang muat sama Aya padahal ada tadi yang lebih cantik cuma kebesaran" kata Aya bercerita dengan lesu .
" makanya besar sedikit biar ada bentuknya " ucap Zain dengan mulut pedas nya .
" mulut Daddy ya emang nggak ada rem nya " rengek Aya meninju lengan Zain akan menangis mendengar jahatnya ucapan Zain .
" becanda Bocil " tawa Zain setelah ditinju oleh Aya .
" hikss,,, becanda boleh ,,, hiks tapi jangan main fisik juga " kata Aya menangis tiba-tiba saat ucapan Zain menyakiti hati nya.
Zain langsung meminggirkan mobil nya .
" hai jangan menangis Maafkan Daddy " Zain langsung meminta maaf memegang tangan Aya yang sudah menangis karena ucapan nya .
" Daddy jahat ,,, bilang Aya jelek mentang-mentang body Aya nggak kayak pacar Daddy" gerutu Aya memukul lengan Zain berulang kali jiwa Miss queen nya benar-benar tersakiti oleh ucapan Zain.
" Astaga , nggak ada Lo Daddy bilang begitu . Bagus Kok body Aya montok dan gemoy lagi" kata Zain akhirnya berkata jujur tak ingin melihat Aya menangis lagi .
" Daddy bohong,,, kemarin aja Daddy bilang Aya tepos " ingat Aya sambil cemberut.
" ya kemarin Daddy nggak tau kalau Aya montok soalnya Aya pake baju kebesaran terus " kata Zain dengan jujurnya menghapus air mata Aya .
" Daddy bohong " tak percaya Aya .
" yaudah sini Daddy sentuh biar percaya " kata Zain dengan ekspresi seriusnya.
" Enggak boleh " kata Aya menggeleng polos menyilangkan kedua tangannya di dada .
" Lah terus gimana caranya Daddy percaya kamu montok kalau pegang aja nggak boleh " kata Zain lagi melepas sabuk pengaman nya semakin mendekat pada Aya .
" Aya bukan cewek murahan ya kayak pacar Daddy yang mau dipegang-pegang" suara meninggi Aya kedekat telinga Zain yang mendekatkan wajahnya.
" murahan gimana? Aya kan istri Daddy jadi halal aja dong kalau Daddy sentuh " kata Zain lagi menyakinkan Aya .
" Enggak . Enggak ada yang boleh sentuh Aya siapapun itu " tegas Aya yang sedari dulu selalu memegang prinsip itu .
" iya nggak ada yang boleh sentuh tubuh Aya kecuali?" tanya Zain tidak melanjutkan ucapan nya .
" Suami Aya" jawab Aya melanjutkan ucapan Zain dengan polos .
" Nah Daddy kan suami Aya sini Daddy sentuh " ucap Zain yang kedua tangan nya sudah langsung memegang kedua benda bulat pas ditangan yang masih tertutup baju itu.
" aaaa,,, enggak " Aya mendorong Zain.
" Sebentar saja Daddy hanya merasakan nya" kata Zain tetap tenang berhadapan dengan Bocil polos itu , walaupun sebenarnya baru memegang saja hasrat nya sudah serasa sampai ke ubun-ubun.
" udah " kata Aya yang merasa risih menjauhkan tangan Zain dari nya .
Zain tersenyum lebar lalu mengambil nafas beberapa saat dan setelah merasa tubuh nya kembali normal Zain melanjutkan perjalanan.
" Aya nggak tepos kan?" tanya Aya lagi setelah cukup lama diam menatap Zain yang fokus nyetir itu .
" Aya montok " jawab Zain senyum-senyum sendiri sambil buang muka agar Aya tak menyadari nya , memegang benda tadi sungguh membuat Zain hampir hilang kontrol.
" Awas aja Daddy berani Katai Aya tepos lagi " ancam Aya sambil cemberut.
" Enggak dong kan sekarang Daddy udah merasakan nya " kata Zain benar-benar terlihat serius walaupun sudah ingin tertawa berhadapan dengan istri kecilnya yang memang masih begitu polos Sampai bisa Zain manfaatkan.
Sesampai di apartemen Aya yang sudah mengantuk langsung membentang kasurnya di samping ranjang serta menaruh bantal dan selimut sedangkan Zain masuk ke kamar mandi.
Drettt
Drettt
^^^" Hallo Sayang kenapa belum tidur?"Tanya Marvell menatap Aya yang berbaring di bantal itu dengan hangat .^^^
" Belum ngantuk Yang" jawab Aya tersenyum lebar menatap layar ponsel nya.
brukkk .
Handuk basah bekas Zain mengeringkan rambut nya langsung dia lempar ke wajah Aya yang bilang tidak mengantuk padahal di mobil saja tadi sudah teler saking mengantuk nya .
Aya kembali memegang ponselnya yang sempat menimpa dadanya setelah memindahkan handuk yang dilempar Zain ke atas ranjang.
^^^" Yaudah pejamkan mata ya biar Aku temenin biar bisa tidur " ucap Marvell dengan romantis yang membuat Zain yang masih berdiri itu ingin muntah mendengarnya.^^^
" Ihhhh,,, Ayang romantis banget deh " kata Aya Baper tersenyum lebar sesekali juga menatap Zain yang masih berdiri menatap nya tajam itu.
^^^" Iya apa salahnya kamu kan wanitaku" kata Marvell seolah menyatakan Aya adalah milik nya .^^^
" Yang sudah aku rebut " tawa menggelegar Zain dengan lantangnya lalu masuk keruang ganti, merasa dingin karena hanya memakai handuk yang melilit di pinggang nya.
^^^" Sayang kok ada suara pria ?" tanya Marvell curiga karena walaupun tidak terlalu jelas namun dia tau kalau itu suara pria .^^^
" Aya kan lagi nonton" alasan logis Aya yang tentunya membuat Marvell percaya .
" Sayang tidurlah, ini sudah malam besok kan sekolah nanti kesiangan" kata Marvell begitu perhatian.
" Iya ini tidur sebentar lagi filmnya masih sisa sedikit lagi" kata Aya tersenyum geli menatap Zain yang keluar ruang ganti memakai piyama dengan warna senada dengan yang Aya pakai .
Jleppp .
" Akkkk " pekik Aya melempar ponselnya entah kemana saat lampu tiba-tiba mati , Aya langsung naik keatas ranjang menggapai pada Zain yang sudah berbaring di ranjang itu.
" Daddy Aya takut " rengek Aya memeluk Zain erat dari belakang .
" bilang lah pada pacarmu itu" cuek Zain menikmati pelukan hangat Aya di punggung nya.
" Daddy ,,, hadap Aya , Aya takut " tangis Aya ketakutan kehilangan kontrol saat kegelapan benar-benar membuatnya takut .