Deskripsi Novel: "Bayang di Balik Jejak"
Di kota kecil Rivermoor yang diselimuti kabut, sebuah rumah tua bernama Rumah Holloway menyimpan rahasia kelam yang tidak pernah terungkap. Sejak pembunuhan brutal bertahun-tahun lalu, rumah itu menjadi simbol ketakutan dan misteri. Ketika Detektif Elena Marsh, yang penuh ambisi dan bayangan masa lalu, ditugaskan untuk menyelidiki kembali kasus tersebut, dia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa.
Jejak-jejak misterius membawanya ke dalam jaringan ritual gelap dan pembunuhan berantai yang melibatkan seluruh kota. Setiap langkah yang diambilnya memperdalam keterlibatannya dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang pernah ia bayangkan. Namun, ancaman terbesar justru datang dari bayang-bayang yang tak kasatmata—dan nama Elena ada di daftar korban berikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JEJAK BERDARAH
Kegelapan merayap di atas kota Rivermoor, sebuah kota kecil yang terisolasi dan dikelilingi oleh hutan lebat. Hujan gerimis turun sejak senja, membasahi jalanan berbatu yang tampak sepi dan suram. Di tengah malam yang mencekam, seorang pria berjaket hitam berjalan cepat, langkahnya nyaris tanpa suara di antara rintik hujan. Ia menyusuri gang-gang sempit dengan tujuan yang jelas—rumah tua di ujung kota, tempat di mana semua kisah kelam bermula.
Rumah itu dikenal dengan nama "Rumah Holloway." Tidak ada yang berani mendekatinya sejak beberapa tahun terakhir. Sebuah pembunuhan brutal terjadi di sana, dan hingga kini kasusnya belum terpecahkan. Polisi menemukan korban dengan luka-luka mengerikan, dan sejak saat itu, rumah tersebut menjadi simbol ketakutan di Rivermoor.
Namun, malam ini, seorang detektif muda bernama Elena Marsh bertekad untuk mengungkap kebenaran. Dia baru dipindahkan ke Rivermoor dari satuan investigasi khusus di kota besar. Elena dikenal sebagai sosok yang gigih dan tak kenal takut, meskipun di balik ketegasannya, ada bayangan masa lalu yang terus menghantuinya.
Deskripsi Elena: Elena berusia awal 30-an, dengan rambut hitam sebahu dan mata cokelat tajam yang selalu memindai sekelilingnya. Dia berpakaian sederhana, mengenakan mantel kulit cokelat tua dan sepatu bot hitam yang sudah usang. Di pundaknya tergantung tas selempang berisi buku catatan, senter, dan pistol kecil yang selalu siap ia gunakan.
Elena berhenti sejenak di depan gerbang besi berkarat rumah Holloway. Angin dingin menyapu wajahnya, membawa aroma basah tanah dan sesuatu yang lain—sesuatu yang busuk, seolah-olah kematian masih bersemayam di dalam rumah itu.
Narasi batin Elena: "Ini hanya rumah tua," pikirnya, meskipun instingnya berkata sebaliknya. Ada sesuatu yang salah. Bukan hanya tentang kasus yang belum terpecahkan, tetapi tentang apa yang ia rasakan saat ini.
Elena menghela napas dalam, mengumpulkan keberanian sebelum membuka gerbang besi yang berderit nyaring, memecah kesunyian malam. Dia mengeluarkan senter dari tasnya dan menyalakannya. Cahaya putih pucat menerobos kegelapan, menyinari jalur berbatu yang ditumbuhi lumut, menuju pintu depan rumah.
Rumah Holloway berdiri megah sekaligus menyeramkan. Dindingnya dipenuhi sulur-sulur tanaman liar yang merambat hingga ke atap. Jendela-jendelanya pecah sebagian, dan cat putih pada dindingnya mengelupas, memperlihatkan kayu tua yang lapuk.
Langkah Elena terhenti di depan pintu kayu besar yang terlihat kokoh meskipun usang. Dia mencoba gagangnya—terkunci. Mengeluarkan kunci yang diberikan kepolisian lokal, dia memutar dengan perlahan. Pintu terbuka dengan suara gemeretak, memperlihatkan ruangan gelap di dalamnya.
Deskripsi Interior Rumah Holloway: Begitu masuk, Elena disambut oleh bau apek yang menusuk. Ruangan utama dipenuhi debu dan sarang laba-laba. Sebuah lampu gantung kristal menggantung di tengah langit-langit tinggi, tertutup debu tebal. Di sudut ruangan, ada piano tua yang kuncinya sebagian patah. Rak buku besar berdiri kokoh di dinding sebelah kanan, penuh dengan buku-buku berdebu dan beberapa bingkai foto yang buram.
Langkahnya bergema saat dia menyusuri ruang tamu. Ada jejak kaki samar di lantai kayu berdebu, mengarah ke lorong sempit di sisi kiri. Elena mengikuti jejak itu, menyalakan lampu tambahan di senter untuk melihat lebih jelas.
Lorong itu panjang dan terasa lebih dingin. Dindingnya dipenuhi foto-foto keluarga Holloway—wajah-wajah yang tersenyum namun tampak aneh di bawah sorotan cahaya senter. Wajah mereka seolah mengikuti Elena dengan tatapan kosong.
Narasi Batin Elena: "Kenapa aku merasa mereka memperhatikan?" pikir Elena, mencoba menepis rasa tidak nyaman.
Jejak kaki berakhir di depan sebuah pintu kecil di ujung lorong. Pintu itu tampak lebih baru dibandingkan dengan bagian lain dari rumah. Elena memegang gagang pintu, tetapi sebelum dia bisa membukanya, suara berderak terdengar dari belakangnya. Dia berbalik dengan cepat, mengarahkan senter ke arah suara.
Tidak ada siapa-siapa. Hanya bayangan yang bergerak pelan mengikuti gerak cahaya.
Dialog Internal: "Fokus, Elena. Ini hanya rumah tua yang berisik," bisiknya kepada diri sendiri.
Dia kembali ke pintu kecil itu dan membukanya perlahan. Di baliknya, ada tangga yang mengarah ke bawah—menuju ruang bawah tanah. Bau busuk semakin kuat, membuat Elena menutup hidung dengan tangan.
Setiap langkah di tangga kayu itu terasa seperti memasuki dunia lain. Dindingnya terbuat dari batu, basah dan dingin. Cahaya senter menari-nari di permukaan kasar, memperlihatkan coretan-coretan aneh di dinding. Simbol-simbol yang tampak seperti campuran antara tulisan kuno dan lambang-lambang ritual.
Di dasar tangga, Elena menemukan sebuah ruangan luas yang dipenuhi dengan peralatan aneh. Ada meja kayu besar di tengahnya, penuh dengan alat-alat tajam yang berkarat. Di sudut ruangan, ada kursi kayu dengan tali yang melilit di sandaran tangan dan kakinya.
Deskripsi Ruangan: Ruangan itu terlihat seperti laboratorium atau ruang penyiksaan. Ada botol-botol kaca berisi cairan aneh yang berjajar di rak. Beberapa di antaranya memiliki label tulisan tangan yang nyaris tidak terbaca. Di dinding, terdapat papan besar dengan peta kota Rivermoor, penuh dengan pin merah yang menandai beberapa lokasi.
Elena mendekati papan itu, memperhatikan pin-pin merah yang tampak mencurigakan. Salah satu lokasi yang ditandai adalah kantor polisi Rivermoor. Pin lainnya menandai rumah Holloway sendiri, serta beberapa lokasi terpencil di sekitar kota.
Sebelum dia bisa mencerna lebih jauh, suara langkah kaki terdengar di atasnya. Suara itu semakin dekat, menuruni tangga dengan ritme pelan namun pasti.
Elena segera mematikan senter dan bersembunyi di balik rak kayu besar, menahan napas. Langkah kaki berhenti di pintu ruang bawah tanah, tetapi pintu itu tidak terbuka. Sebaliknya, Elena mendengar suara berbisik—sebuah suara laki-laki yang asing, berbicara dalam bahasa yang tidak dia kenali.
Setelah beberapa saat, suara itu menghilang, dan langkah kaki kembali naik. Elena menunggu beberapa menit sebelum menyalakan senter kembali. Tangannya gemetar, tetapi tekadnya semakin kuat.
Dia mengambil foto peta di papan dengan ponselnya, lalu mendekati meja kayu untuk memeriksa lebih lanjut. Di sana, dia menemukan sebuah buku harian tua dengan sampul kulit yang sudah mengelupas. Halaman-halamannya dipenuhi tulisan tangan yang rapi namun aneh, seolah-olah ditulis dalam keadaan tergesa-gesa.
Catatan Buku Harian: "Mereka tidak akan berhenti sampai semuanya selesai. Rumah ini adalah awal, tetapi Rivermoor adalah kunci. Korban-korban berikutnya sudah ditentukan."
Elena membalik halaman demi halaman, sampai menemukan sesuatu yang membuat darahnya membeku—daftar nama. Beberapa nama sudah dicoret, tetapi ada satu nama di bagian bawah yang belum dicoret: Elena Marsh.