NovelToon NovelToon
Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Slice of Life
Popularitas:1.2M
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di pertengahan tahun 1980, Dewi merasakan pedihnya dijadikan tulang punggung layaknya sapi perah, tapi tetap dianggap sebagai benalu. Bahkan, KDRT kerap Dewi maupun anaknya dapatkan dari suami dan juga keluarga suami, yang selama 5 tahun terakhir Dewi nafkahi. Karenanya, Dewi nekat menjadikan perceraian sebagai akhir dari rumah tangganya.

Dewi bertekad bahagia bahkan sukses bersama kedua anaknya. Segala cara Dewi lakukan, termasuk menjadi ART, sebelum akhirnya menjadi warung keliling. Namun pada kenyataannya, menjadi sukses bukanlah hal mudah. Terlebih, Dewi masih saja diganggu orang-orang dari masa lalunya. Dewi sampai berurusan dengan hukum akibat fitnah keji, sebelum akhirnya mengikuti program transmigrasi di era Orde Baru yang tengah berlangsung.

Akan tetapi karena sederet cobaan itu juga, Dewi menemukan cinta sejati sekaligus kesuksesan yang selama ini Dewi perjuangkan. Kesuksesan yang membuat Prasetyo sekeluarga sangat menyesal!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13 : Kabar Pernikahan Prasetyo

“Prasetyo sudah menikah lagi. Dia menikah dengan bosnya!” tegas ibu Surmi tak lama setelah Dewi membuka pintu kamarnya. Karena kebetulan, ibu Surmi memang sengaja menunggu di depan pintu kamar Dewi.

“Ibu Retno?” sergah Dewi tak sedikit pun memberi kabar dari ibu Surmi, jeda. “Jika memang iya, ... berarti alasan kebencian ibu Retno, juga perubahan emosi mas Pras ketika ibu Retno telepon tapi mas Pras sedang bersamaku, ... benar. Semua yang terjadi memang tidak mungkin hanya kebetulan! Mereka memang punya hubungan spesial. Puncaknya, ketika mas Pras dengan sangat tega meninggalkanku di depan puskesmas saat aku akan melahirkan Utari, dan itu gara-gara ditelepon ibu Retno!” batin Dewi sudah langsung melakukan cocok logi.

“Ya! Tentu saja! Memangnya, wanita terhormat mana lagi yang akhirnya memiliki pemikiran terbuka, bahwa ada laki-laki baik seperti Prasetyo, tapi memiliki istri benalu seperti kamu! Memang sudah sepantasnya, hanya wanita terhormat yang pantas bersanding dengan Pras!” tegas ibu Surmi sengaja mema.ki-mak.i tepat di depan wajah Dewi.

“Lebih tepatnya, yang bersangkutan merupakan janda berumur!” sergah Dewi menyikapi ibu Surmi dengan sangat elegan.

“Dari segi usia, ibu Retno hanya beberapa tahun lebih muda dari Ibu. Sementara untuk kekayaan, ... mohon maaf, beliau hanya kebetulan mendapatkan warisan, setelah sebelumnya menjadi pelako.r.”

“Karena dulunya, ibu Retno sama saja dengan saya. Kami sama-sama bekerja sebagai pembantu di rumah orang kaya. Bedanya, kami beda kelas. Karena saya bukan tipikal wanita yang doyan suami orang.”

“Terbukti, sekarang kembali terulang. Ibu Retno masih doyan suami orang. Dia dengan sangat keji menghancurkan rumah tangga dari orang tua anak-anak tak berdosa!”

“Ya enggak apa-apa sih. Ini jauh lebih baik ketimbang mereka selalu berzi.na. Benar, kan? Soalnya mereka mendadak menikah, langsung sah, tanpa izin saya sebagai istri pertama. Memangnya pernikahan macam apa yang bisa secepat itu harus segera dilakukan? Mereka digrebek? Beneran kepergok zi.na?!” Kali ini, Dewi berbicara cepat sekaligus tegas.

Ibu Surmi yang merasa tersinggung, nyaris menamp.ar Dewi. Namun dengan segera, Dewi yang tidak menatap tangan kanan ibu Surmi, segera menahannya. Malahan Dewi sengaja memutar tangan kanan wanita itu hingga terdengar bunyi “Pletuk!”.

Ibu Surmi meraung kesakitan. Hingga anak-anak yang awalnya cuek tengah tiduran, langsung terusik.

“Biar Ibu punya alasan masuk akal, kenapa Ibu enggak bisa bekerja!” tegas Dewi sesaat setelah dirinya mengakhiri ulahnya kepada ibu Surmi. “Satu lagi, kalian enggak usah khawatir aku mohon-mohon agar mas Pras membatalkan atau malah sampai meminta mas Pras mengakhiri pernikahan barunya.”

“Justru saya merasa sangat bersyukur karena mereka akhirnya menikah. Mengenai hukum apa yang harus mereka terima karena sudah menikah tanpa izin istri pertama, biarkan itu pengadilan yang memutuskannya.”

“Dan semoga, impian kalian bisa hidup mewah, menjadi orang kaya tanpa harus capek kerja, juga segera kesampaian. Syukur-syukur warisan ibu Retno masih tetap ada, meski ibu Retno malah digrebek dan dinikahkan dengan suami orang!”

“Semoga, ibu Retno mau kasih kalian tumpangan hidup enak! Sekalian, saya juga mau pamit. Karena mulai sekarang, kewajiban saya di keluarga ini sudah selesai. Sekarang, tugas dan kewajiban saya sudah digantikan oleh ibu Retno!” Dewi mengakhiri ucapannya dengan tersenyum kecut.

“Mulutmu ngomong apa?!” ucap Warti meledak-ledak. Ia baru keluar dari kamar dengan kepala awut-awutan, sementara bedak tebal di wajahnya, sebagiannya sudah luntur. “Masih pagi sudah bikin ribut! Masak, beres-beres, apa bagaimana sana. Dasar orang enggak punya otak!”

Mendengar itu, Dewi menggeleng tak habis pikir. “Semoga kalian bahagia dengan cara yang semestinya!”

Jika tidak diartikan ke bahasa Indonesia yang benar, bahasa yang Warti pakai benar-benar kasar. Wanita itu terus memulut-mulutkan Dewi sambil mengikuti Dewi. Warti bahkan meneriaki Dewi mal.ing dan berharap bisa memeriksa tas Dewi. Hanya saja, efek tetangga yang sudah muak dan lebih peduli ke Dewi, justru Warti yang diguyur air satu ember oleh tetangga sebelahnya.

“Hobi banget bikin rusuh! Memangnya bisa mati, ya, kalau sehari saja enggak bikin gara-gara?” sergah tetangga tersebut kepada Warti. Warti yang kuyup langsung meraung-raung mirip kucing kebelet kawin.

Berbeda kepada Dewi, kepada tetangga tersebut, Warti memang tidak berani. Warti memilih masuk kontrakan, sementara sang tetangga menyumpahi Warti sekeluarga segera pindah dari sana.

“Paling tidak jika kalian tidak sampai diboyong istri baru Pras yang kabarnya kaya, minimal kalian tidak bisa bayar kontrakan karena yang biasa bayar kontrakan dan itu Dewi, sudah tidak peduli!” tegas si tetangga. Wanita berusia tiga puluh lima tahun itu sampai membanti.ng embernya di teras kontrakan Warti.

Di lain sisi, Dewi sudah melangkah jauh meninggalkan area kontrakan. Dewi sampai jalan raya yang ramai kendaraan. Dari motor, sepeda, mobil, delman, bahkan becak. Dewi melangkah sambil memegangi tas bahan warna cokelat kusam terbilang lusuh yang menghiasi pundak kanannya. “Sesakit ini! Berarti selama ini, aku memang dikhianati!”

“Pengorbananku selama menjadi istri mas Pras sia-sia. Yang aku perjuangkan malah sibuk bersenang-senang sama bosnya!”

Dewi memilih naik becak. Air mata Dewi tak hentinya berlinang membasahi pipi. Di ingatannya kini, semua kejadian membahagiakan sekaligus menyedihkan dalam hubungannya dan Prasetyo, tengah terputar. Sebenarnya Dewi tidak ingin menangis, tapi apa yang ia terima dari Prasetyo begitu menyakitkan. Terlebih sebelumnya, Prasetyo pernah berjanji untuk memperbaiki hubungan mereka. Yang paling membuat Dewi sedih, tentu nasib kedua anaknya. Karena sampai di titik sekarang saja, Prasetyo tetap tidak peduli kepada anak-anak mereka.

Terlepas dari semuanya, Dewi juga belum sadar, bahwa ojek yang sebelumnya sempat mengantarnya, kembali mengikutinya.

“Sekarang aku harus lebih kuat. Sekarang waktunya yang tepat buat menggugat mas Pras!” batin Dewi yang kemudian menyeka tuntas air matanya menggunakan ujung jilbabnya.

“Mas Pras yang minta aku menutup aurat, tapi dia juga yang hobi selingkuh sama nenek-nenek montok berpenampilan se.ksi. Memang otak mas Pras perlu dipertanyakan kualitasnya. Buktinya, ketimbang ke istri dan anak, dia tetap lebih berat ke keluarganya. Dia rela menyik.sa istri dan anaknya asal keluarganya bahagia. Atau mungkin, memang aku yang sudah tidak ada artinya. Sampai-sampai, mas Prasetyo setega itu ke aku bahkan anak-anak?”

“Ya sudah Mas. Enggak apa-apa. Aku ikhlas. Jika begitu memang cara Mas bahagia, aku juga punya cara sendiri agar aku dan anak-anak bahagia. Aku akan membuktikan bahwa kami bisa bahagia, meski kini kami sudah tidak mungkin bersama kamu lagi!” batin Dewi terus mengelap tuntas air matanya.

“Kasihan banget sih tuh mbaknya. Dulu mama juga begitu. Terus berusaha tegar, ujung-ujungnya tumbang!” batin mas Abdul yang baru meninggalkan Dewi setelah tahu Dewi pulang ke rumah majikannya dengan selamat.

1
Sri Wahyuni
gak ada ponsel dulu tuh thor,aq 84 tuh dah masuk sd.jd tahu bener klo dulu gak ada ponsel.pager pun itu dah 90an
Sulfia Nuriawati
polisi zaman batu btl² mengerikan, mental jg akhlaknya hancur, g perlu sidang pk hukum rimba lbh bgs, yg kuat yg bener, skrg jg gt cm terttp tp tetap bs d lht masyarakat cm skrg lbh cuek tp skalinya deterjen yg bertindak hbs bersih d cuci semua
Sulfia Nuriawati
zaman knil polisinya cr mudah eh skrg byk oknum polisi yg cr uang menjual keadilan, jd g ada yg brbh ttp sm cm beda kasus jg sikonnya
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
Eric ardy Yahya
miskin tuh keluarga Prasetyo . padahal sudah ketahuan keluarga Prasetyo tuh aslinya MOKONDO . eh masih saja dianggap benar sama mereka. memang ya keluarga Prasetyo semuanya bodoh
Eric ardy Yahya
salah Prasetyo sendiri yang otak udang , apalagi keluarganya yang sok merasa hebat tuh , punya anak tapi MOKONDO .
Eric ardy Yahya
memang ya si Prasetyo tuh keluarga MOKONDO . hey Pras , memangnya kalau cowok bersih rumah dianggap malu ? justru kalian sebagai cowok juga harus bisa berbakti pada istri , jangan karena pikir cewek bersih rumah kalian bisa santai tanpa buat apa-apa? kalian salah besar karena kalian tuh pemalas
Eric ardy Yahya
orang gila tuh si Prasetyo . memang dah ada ya keluarga macam ini yang otaknya gak pernah dipakai dan masih anggap dia paling benar .
Eric ardy Yahya
orang bodoh kayak keluarga Prasetyo , pantas dikasih hukuman disiksa tuh . biar tau rasa gimana dibilang benalu sama orang lain .
Ibrahim Efendi
daku gak ada komen apa2 ya thor. masih terus menikmati membaca karya author ini.🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏😁
Dorce
mau dong Thor
Dorce
waduh pak Mahmud ...sadar diri
dong
Dudeh Hamidah
Luar biasa
Hilmiya Kasinji
ini roman2 nya si Mijo rada gak bener nich . jadi curiga si Mijo main api
Hilmiya Kasinji
tega banget ya mbok e mas Abdul . pdhl disaat dia terpuruk kan mas Abdul yg berjuang
Hilmiya Kasinji
Luar biasa
Hilmiya Kasinji
nah itu baru bener mbak Dewi , buat apa bertahan kalo anak tetep jadi korban
Hilmiya Kasinji
mbak Dewi bertahan demi bisa anaknya gak jadi seperti dia ... tapi apa mbak Dewi gak bisa berfikir , lawong si alif aza sering dipukuli sama bapak dan keluarganya . kalo seperti itu kan lbh parah daripada masa kecil mbak Dewi . bisa ngrusak mental Alif juga
Hilmiya Kasinji
ijin baca kak
Dorce
badai pasti berlalu
org sabar dan baik seperti mereka
pasti akan bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!