Peringatan : cerita ini ada adegan +21 yang belum menikah, janda, dan duda di larang keras membaca cerita ini, ingat bijak lah memilih bacaan...
cerita ini kisah tentang seorang Kaisar yang terlahir dengan penderitaan, kejeniusan dan ilmunya lah yang akan menuntunnya menjadi seorang Kaisar, ikuti ceritanya yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panglima Perang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KERAJAAN SALEMBA
"Paman jaya apakah aku boleh menggunakan kamar mandi,!" Ucap pemuda itu meminta izin,
'Boleh silahkan..di sebelah sana..!' Ucap paman jaya sembari menunjukkan letak kamar mandi di kediamannya itu,
Setelah membersihkan diri ia kembali di tengah-tengah para penduduk yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya,
"Kami sudah selesai anak muda, kami mohon pamit,!" Ucap kepala dusun itu,
"Tunggu paman...aku ada sedikit rejeki untuk kalian terimalah ini,!" Ucapnya sembari memberikan sekantong koin yang ia miliki itu,
'Tidak perlu anak muda, bantuan mu sudah sangat cukup untuk kami,!' Ucap kepala dusun itu menolak secara halus,
'Kepala dusun ini akan meringankan sedikit penderitaan kalian, aku harap kepala dusun bisa membagikannya dengan rata kepada mereka semua,!' Ungkap pemuda itu kembali,
Kepala dusun menerima pemberian pemuda itu,
"Terima kasih atas kebaikanmu ini anak muda,!" Ungkap kepala dusun itu yang sebenarnya mereka sangat membutuhkan koin-koin itu,
'Paman jaya ini untuk keluargamu,!' Ucap pemuda itu sembari memberikan 3 koin emas kepada paman jaya itu,
'Kalau begitu kami mohon pamit anak muda,!' Ujar kepala dusun bergegas pergi,
Silahkan...
"Paman jaya..apakah kami di perbolehkan menginap di sini,!" Tanya pemuda itu,
"Tentu saja boleh anak muda...silahkan..di sana ada kamar yang kosong,!" balas paman jaya sembari menunjuk kamar yang kosong itu,
'Kalau begitu kami istirahat dahulu,!' Ucap pemuda itu,
Ayo juma...
Mereka melangkahkan kaki menuju kamar kosong itu,
'Juma kita istirahat dulu disini, besok pagi-pagi kita menuju ke lokasi peperangan itu,!' Ungkap pemuda itu kepada juma,
"Baiklah...sebaiknya kita tidur lebih cepat,!" Sambung juma semangat,
Mereka pun membaringkan tubuh di atas kasur yang sama dan tertidur lelap,
Pagi-pagi sekali mereka sudah bangun dari tidurnya dan sudah membersihkan diri,
"Paman jaya...kami mohon pamit melanjutkan perjalanan, paman tetaplah di sini,!" Ucap pemuda itu kepada paman jaya yang sedang duduk bersantai,
'Kemana perjalanan kalian selanjutnya,!' tanya paman jaya penasaran,
'Kami akan menuju lokasi terjadinya perang itu paman,!' balas pemuda itu,
"Baiklah...dan berhati-hatilah...Terima kasih paman dan bibi sudah memberikan tumpangan kepada kami di sini,!" Ungkapnya lagi,
"Sama-sama ini tidak seberapa,!" balas paman jaya tersenyum,
Mereka pun melangkah keluar diantar paman jaya, lalu mereka berpamitan kepada kepala dusun dan penduduk lainnya,
Mereka semua sedih di tinggalkan kedua pemuda baik itu, namun karena tugas mereka terpaksa merelakan,
"Juma kita harus secepat mungkin menyelesaikan tugas ini,!" Ucap pemuda itu membuka pembicaraan,
"Ya kita harus mengurus kedua kerajaan dan menyelesaikan permasalahannya itu,!" Balas juma cepat,
Mereka berjalan selama 3jam dan dari kejauhan sudah terlihat peperangan antara kedua kerajaan itu, terlihat dari bendera masing-masing kerajaan,
"Juma menurutmu mana yang kerajaan samudra,!" Tanya pemuda itu,
'Entahlah bendera mereka tidak menunjukkan kerajaannya,!' balasnya lagi,
"Sebaiknya kita mendekati perang itu supaya kita mengetahuinya,!" Pemuda itu kembali bicara.
Ayo...
"Hentikan pertarungan....!" teriak Abi saka menggunakan tenaga dalam,
Juma yang berada di sebelah pemuda itu kaget mendengar teriakannya yang menggelegar, tapi anehnya tidak membuat gendang telinganya pecah, padahal jarak keduanya sangat dekat,
Prajurit yang mendengar suara menggelegar itu pun berhenti dan diam,
Pemimpin pertarungan kerajaan samudra pun mendekatinya, sama seperti kerajaan lawannya itu,
Siapa kamu anak muda...mengapa menghentikan perang yang belum usai ini,
'Ya kamu siapa..!' Tanya kedua kerajaan itu serentak, ,
"Di mana raja kalian bawa mereka kemari, kalau kalian tidak bisa membawanya hentikan pertarungan, jika kalian bisa membawanya kalian lanjutkan lah sampai titik dara penghabisan,!" Ungkapnya tegas dan jelas,
"Tidak bisa...kami hanya mendengarkan perintah raja kerajaan saja,!" Ucap pemimpin itu,
'Ya benar...siapa kamu mengatur kami...!' Tambah pimpinan kerajaan itu lagi,
"Aku hakim yang akan mengadili kalian yang berbuat kebatilan,!" Tambah pemuda itu tegas,'
Haha...
Haha..
"Pemuda bau kencur sombong sekali,!" Ucap pemimpin salah satu kerajaan itu sembari tertawa,
Dengan cepat juma menendang pemimpin itu hingga terlempar ke tengah-tengah prajurit yang menghentikan perangnya itu,
Brukk...
Ah..
Kamu...
Pemimpin yang terpental itu kesakitan karena dadanya nyeri akibat tendangan yang membuatnya sampai terjungkal sejauh ini,
"Sekali lagi ada yang melawan maka bernasib lebih parah dari itu, silahkan kalau mau mencobanya,!" Ucap juma marah,
Pemuda itu hanya tersenyum melihat reaksi yang di tunjukkan juma,
'Kalian kembalilah ke kerajaan kalian masing-masing atau kalian menunggu di sini dengan syarat tidak ada peperangan,!' Serunya menegaskan pilihan mereka,
'Lebih baik kami disini,!' jawab pemimpin yang masih berdiri di dekatnya itu,
"Baiklah...aku tinggalkan kalian di sini, namun ingat kalau kalian bersikeras melanjutkan perang itu, Maka kalian berdua ku jadikan abu,!" Tegasnya lagi.
Baik..baiklah...
Mereka berdua meninggalkan para prajurit dan pimpinan nya itu, dan melangkahkan kaki menuju salah satu kerajaan itu terlebih dahulu,
Tak butuh waktu lama mereka tiba di kerajaan salemba,
Mereka berjalan menuju pintu gerbang kerajaan itu,
Berhenti...
'Ada keperluan apa kalian datang ke istana ini,!' Ucap salah satu penjaga pintu gerbang itu,
"Panggil raja kerajaan salemba kemari, aku ingin bertemu dengannya,!" Ucap juma kepada penjaga itu,
"Tidak bisa, kamu pasti penjahat yang akan membunuh raja kami,!" Jawab penjaga itu lagi,
'Penjaga..kami hanya berdua saja, kalau kami berniat jahat mungkin dengan sekejap kami bisa mati, masuk ke kandang macan,!' Ucap pemuda itu merayu,
Penjaga itu saling berpandangan dan tiba-tiba salah satu dari mereka masuk ke dalam,
'Tunggu sebentar...!' Ucap penjaga yang masih berjaga itu,
lama menunggu..akhirnya penjaga yang masuk tadi pun keluar dari istana,
"Raja tidak bisa bertemu siapa pun dan tidak mau menemui siapa pun,!" Ucap penjaga yang tadi masuk itu,
'Kalau begitu...aku ingin tau dimana kamu berbicara dengan rajamu itu,!' Tanya pemuda itu, namun pertanyaan itu membuat juma bingung,
'Di kamarnya..raja sedang berada di kamarnya,!' Ungkap penjaga itu cepat,
"Berarti kamu tidak melihat rajamu itu secara langsung,!" Tambahnya lagi,
Juma yang mendengar pertanyaan yang tidak penting itu pun bertambah bingung, apa yang sebenarnya pemuda ini tanyakan ahh..
"Ya saya tidak melihatnya secara langsung, hanya mendengar perintahnya saja,!" Pungkas penjaga itu juga bingung maksud pertanyaan pemuda di depannya itu,
'Apa kamu yakin yang berbicara denganmu itu raja kerajaan ini, bagaimana kalau bukan dan bagaimana kalau raja yang sebenarnya sedang di sekap di dalam, dan keselamatan rajamu sedang terancam di sana,!' ungkapnya menakuti namun meyakinkan,
Apa...
Apa...
Bukan hanya penjaga yang terkejut, tetapi juma juga terkejut dengan kata-kata pemuda itu
"Pertanyaan-pertanyaan tadi ternyata sangat mendasar, dan sangat menjebak memang benar-benar pemuda yang cerdas,!" pikir juma yang baru menyadari,