NovelToon NovelToon
Penyihir Di Dunia Aura

Penyihir Di Dunia Aura

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Sistem / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Perperangan
Popularitas:60.3k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Aku adalah Arthurian Merlin, pengkultivasi sihir iblis yang melampaui batas kemampuan manusia. Aku menolak kedewaan dan berkeliaran di Bumi sebagai Iblis Amarah. Seorang pria yang membuat sungai darah mengalir disetiap langkahnya.

Banyak perang terjadi dari langkahku, tetapi pemenangnya tetap sama. Aku adalah orang yang kejam dan Iblis di antara segala Iblis. Semua pembantaian itu semata-mata demi melampiaskan dendamku terhadap tujuh Dewa dan kuil penyokong mereka yang telah menghancurkan keluargaku.

Namun, apa ini? Mengapa penyihir Iblis tersohor sepertiku bangkit di tubuh pemuda yang lemah ini? Lalu, mereka tidak menggunakan sihir di sini?

Aku, Arthurian Merlin, sang Iblis Amarah yang mencatat sejarah dengan darah, bangkit kembali di dunia yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Pendapat

Nahel Al Mahesa memiliki pendapat yang berbeda, dia berkata, "Menurut Saya kita juga harus memperhatikan sudut pandang yang lainnya juga. Saat ini, di ibu kota Colin, lebih dari sejuta orang berkumpul di luar pagar istana. Situasi tidak aman yang ditimbulkan dari perpecahan ini memancing kemarahan masyarakat. Terlepas dari adanya provokator, karena pemerintah melibatkan barisan tentara bersenjata dalam masalah ini, kekacauan semakin menjadi-jadi. Saya yakin pemerintah pusat juga akhirnya sadar akan hal ini."

Semua yang ada di sana meneguk ludah mereka dengan kekhawatiran. Nahel berbicara dengan berbelit-belit dan tidak secara langsung menampilkan inti kata-katanya. Sayangnya, hal ini tidak disukai oleh Kepala Keluarga. Dia yang semula tenang kini menjadi marah. "Terus apa yang sebenarnya ingin kamu katakan? Pemerintah pusat akan tumbang? Apa kamu yakin!?"

Nahel menjawab dengan kepala tertunduk, "Pangeran kedua adalah seorang ahli siasat yang mumpuni dan Pangeran Ketiga memiliki pengaruh besar di militer. Jadi, maksudku mungkin...."

"Mungkin!?" Kepala Keluarga semakin tidak senang. Pendapat yang berisi keraguan tidak dapat diterima sama sekali. "Bagaimana bisa kamu mengatakan itu? Tentu saja itu mungkin akan terjadi atau mungkin tidak. Apa kamu pikir orang-orang yang duduk di sini dengan senang hati akan mendengarkan cerita fiksimu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi!?"

Rapat berlangsung dengan suasana yang sangat dingin. Semua orang merenungkan pilihan sulit ini, dan tahu betapa pentingnya keputusan mereka. Namun, tidak ada yang berani memberikan jawaban yang pasti.

Setelah diskusi yang panjang, kepala keluarga akhirnya memberi isyarat agar semua orang pergi, kecuali cucu termudanya yang masih berdiri di sana. Kepala keluarga tidak berharap banyak dari Arthur karena dia dihadirkan sebagai hukuman dan untuk mengikat penjelasan darinya.

Arnold kemudian dengan nada yang agak sinis bertanya, "Baiklah, kau, kutu buku yang mengembangkan apa itu namanya tadi? Sihir? Apa pendapatmu tentang masalah ini?"

Arthur dengan tenang menjawab dengan pertanyaan, "Kakek, apa Pangeran kedua dan ketiga ingin naik tahta?"

Arnold dengan malas menganggukkan kepalanya. Masing-masing dari mereka membangun relasi yang baik dengan beberapa keluarga berpengaruh dan beberapa orang pemegang kekuasaan. Pangeran kedua contohnya, dia dengan cerdik berhasil mengambil Asosiasi Pejuang dan Menara Obat sebagai pendukung kuatnya.

Namun, saat pemerintah pusat memutuskan mendukung Pangeran Pertama secara penuh, beberapa hubungan relasinya terputus dan memaksa Pangeran Kedua untuk bekerja sama dengan Pangeran Ketiga yang menguasai sebagian besar kekuatan militer.

"Kalau begitu, tidak mungkin bagi mereka untuk bekerja sama."

"Apa? Mengapa tidak mungkin?"

"Kek, jika pihak mereka menang, apa akan ada dua Raja di kerajaan ini?"

"Haha, kau berbicara seperti anak kecil. Mana ada kerajaan yang memiliki dua...." Arnold semula menganggap apa yang dikatakan oleh Arthur sangat lucu, tetapi kemudian dia menyadari kesalahannya. Itu bukanlah perkataan polos tanpa alasan, melainkan sebuah pemikiran yang muncul dari melihat langsung ke arah keserakahan manusia.

Saat Arnold tenggelam dalam keadaan bimbang, Arthur melanjutkan, "Kakek, memilih di antara para Pangeran bukanlah solusi yang bijaksana. Ketiganya pasti memiliki ambisi untuk menjadi raja, dan itu akan memicu konflik di masa depan mau atau tidak mau."

Arnold cukup terkejut dengan kata-kata bijak dari cucu termuda ini. Dia dengan jelas menilai bahwa Arthur adalah seseorang yang penuh ambisi dan emosi terakhir kali, tetapi rupanya anak ini juga bisa berpikir dengan kepala dingin. Dia pun mulai mendengarkan dengan lebih serius.

"Saran Saya, kita tidak perlu memilih satu kubu di antara mereka. Kita bisa mendekati ketiganya sekaligus dan menjalin hubungan yang kuat dengan baik. Lagipula, masing-masing dari ketiganya memiliki kekuatan yang cukup untuk menjadi Putra Mahkota. Kakek, jangan lupakan ini. Keluarga kita memperoleh kebangsawanan lewat perdagangan. Dengan berhubungan baik dengan semua pihak, kita bisa memastikan masa depan keluarga kita."

Kepala Keluarga tertunduk dengan mata melotot, dia cuman bisa menganggukkan kepalanya tanpa penentangan. Kemudian dia sedikit tertawa ketika menyadari bahwa dia yang berkuasa sedang diceramahi oleh anak kecil yang bahkan belum cukup umur untuk masuk ke Akademi. "Kau benar. Ini adalah solusi yang paling baik. Kita tidak perlu terlibat dalam persaingan mereka. Kita akan mendekati mereka dengan hati-hati dan menjaga kepentingan keluarga kita."

Arnold tersenyum dengan sangat puas dan dia sangat menyukai kata-kata Arthur tentang keluarga mereka yang pada dasarnya adalah keluarga pedagang. Orang-orang bahkan anaknya sendiri berpikir bahwa alasan kesuksesan keluarga Mahesa terus berkembang karena tanah yang subur dan sumberdaya yang melimpah, tapi kesuksesan Mahesa sesungguhnya berasal dari bisnis. Jadi, mereka malah memfokuskan diri dalam peningkatan kekuatan militer alih-alih memikirkan perkembangan jalur dagang.

Arnold diam-diam merasa lega dan bahkan mulai melihat Arthur sebagai penopang kuat keluarga Mahesa di generasi berikutnya.

"Duduk dan beristirahatlah." Arnold memberi izin ketika dia membuka laci mejanya dan mengeluarkan tiga amplop resmi beserta kertas, tinta, dan pena. Saat dia ingin menulis surat untuk ketiga Pangeran dia berhenti sejenak saat pemikiran untuk menguji Arthur muncul di benaknya.

"Arthur, kau bilang kalau hal terbaik bagi kita adalah berdiri di sisi netral, 'kan? Jadi, sebagai kakekmu, aku harus mempercayaimu dan mencoba berteman dengan ketiganya, 'kan?"

"Ya, meskipun pihak Pangeran Pertama lebih unggul. Kita tetap harus berdiri di garis batas, bukan karena itu yang paling aman, tetapi karena kita keluarga dagang. Kita akan menutup akses dagang kita kepada mereka untuk sementara waktu ini, khususnya persenjataan. Lalu, katakan bahwa keluarga Mahesa kita berharap situasi Negara yang berbelit ini berakhir dengan baik. Untuk sementara waktu, kita bisa mengalihkan jalur dagang kita ke tempat lain seperti Negara tetangga atau Kekaisaran Suci. Bahkan jika keuntungan akan mengecil, itu lebih baik daripada gudang penuh yang membuat penjarah meneteskan liur."

Keyakinan, mengenalkan masalah, menempatkan solusi, tidak terpengaruh oleh tekanan, dan memberi alasan yang masuk akal. Arnold merasa sangat senang saat mendengarnya. Sosok seperti inilah yang dia harapkan sebagai pewarisnya. Namun, di sisi lain dia juga merasa sedih. Arthur bagaimanapun adalah yang termuda sekaligus yang terlemah, tidaklah mudah membuatnya naik.

"Baiklah aku sudah mendengarnya. Pergilah dan nikmati perjamuannya. Aku akan memanggilmu lagi nanti."

Arthur berdiri, menundukkan kepalanya, dan keluar dari ruangan dengan seringai puas di wajahnya. Di sisi lain, Arnold menghela napas berat, andai saja Arthur bukan si bungsu, dia tanpa ragu akan memberinya dukungan penuh. "Yah, cucuku yang lain juga tidak terlalu buruk," pikir Arnold. Dia kemudian memikirkan sesuatu yang lain.

Dia berteriak, "Apa ada seseorang di luar?" Setelah itu, pintu terbuka dan seorang penjaga muncul. "Ya, Tuan Kepala Keluarga."

"Katakan pada Harish kalau aku ingin menemuinya sekarang.'

"Baik."

1
abdillah musahwi
auto kakeknya kena serang mental
/Grin//Grin//Grin//Grin/
abdillah musahwi
ahli hukum Yang Jaran/Shy//Facepalm/ kuda dong /Grin//Grin//Grin//Grin/
abdillah musahwi
diana-diana kau terlalu sombong dan jumawa, ingat dilangit ke satu masih ada langit diatas dan jangan menilai sampul buku kalo belum membaca isinya atau melihat didalamnya
abdillah musahwi
Thor, ini sponsornya yach/Chuckle/
abdillah musahwi
hai Thor, saya mau coba baca dulu yach
Ibrahim Rusli
sumpah untuk cerita di awal chapter terlalu nge bacot tapi endingnya keren Thor ..🤘🏻🤩 siiip boleh lanjut s2
Ibrahim Rusli
cerita ini tentang dunia sihir or dunia politik sih ..
Ibrahim Rusli
terlalu banyak menjelaskan dirimu Thor lebih baik langsung ke cerita nya saja jadinya terkesan nge bacot doang
Tiar
wowww....mantap
Cecek
otw thorr
Buang Sengketa
lanjutannya ubah nasib Shirley
REZI™~™
gass min semangat lanjutkan
Cecek
gas thorrr
blood moon
nggak sabar nunggu S2nya 😭
MR LA
lanjutkan kan Thor nanggung banyak konflik Ama pahlawan
black reaper
MC nya malah tidur,gak guna bangat
Buang Sengketa
Shirley jadi makhluk jenis apa ya
Buang Sengketa
kasihan Shirley..ganas kali Arthur 😁
syirubin nadzri
up Thor semangat
syirubin nadzri
bau bau ehem ehem nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!