Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanggung Jawab
Pagi-pagi sekali Weni sudah rapih dan segar, ia akan pergi ke Restoran yang sudah di berikan alamat nya pada dirinya.
Weni menghela nafas kasar karena Aldi tidak pulang lagi, ia mencoba mengabaikannya dan memilih untuk fokus bekerja saja.
Weni melangkahkan kaki nya dengan semangat, ia akan naik angkutan umum ke Restoran tersebut.
"Semangat, Wen" gumam nya dengan ceria.
Weni menunggu bus di halte yang tidak jauh dari Apartemennya. Tak berselang lama, bus pun datang dan Weni langsung saja naik.
Selama perjalanan, Weni hanya diam dengan memandang keluar jendela.
"Aku akan mencoba bersabar dan bersabar, hingga suatu saat nanti mungkin kamu akan mencintai-Ku, Mas" gumam Weni dengan lirih.
Sesampai nya di Halte depan Restoran, Weni langsung saja keluar dan bergegas masuk ke Restoran tersebut.
Terlihat Restoran itu sepi dan bahkan sangat sepi, entah memang masih pagi atau memang tidak ada pengunjung.
"Selamat pagi" sapa Weni pada kasir disana.
Seorang wanita yang bekerja bagian kasir pun menoleh, ja bangun dan tersenyum pada Weni.
"Anda pasti Bu Weni, ya" tebak kasir tersebut yang bername tag Vio.
"Iyaa, apa saya kesiangan?" tanya Weni
"Tidak Bu, mari saya antar ke ruangan anda. Disana anda sudah di tunggu" jawab Vio sopan.
Tanpa bertanya apapun, Weni langsung saja mengikuti langkah Vio. Ia melihat-lihat suasana Restoran tersebut dan memang banyak yang harus di Renovasi.
Weni dan Vio langsung saja duduk di sofa yang ada disana, Weni hanya diam dan mendengarkan semua nya.
"Maaf Bu Weni, Bu Mia sudah memberikan sepenuh nya hak atas Restoran ini pada anda. Di rekening ini ada uang untuk mengulang kembali restoran ini sesuka anda" ucap Hana dengan menyodorkan Atm.
Weni menarik nafas lalu membuang nya perlahan, ia berpikir bahwa mungkin ini lah kesempatan untuk berusaha dari nol.
"Baiklah, saya akan gunakan untuk merenovasi dan membuat nya semenarik mungkin. Dan apakah disini ada keluhan dari pengunjung?" tanya Weni dengan serius.
Disana ada Vio, Hana , Diki , Amar dan Weni. Karyawan lainnya sudah di berhentikan karena tidak bisa menggaji nya.
Lalu Amar dan Diki memberitahukan tentang masalah restoran, Hana dan Vio juga ikut menceritakannya. Mereka akan mencari tahu dimana letak kesalahannya.
Weni hanya mendengarkan saja sambil memikirkan jalan keluarnya. Kemungkinan restoran juga akan tutup sementara waktu selagi mereka merenovasi nya.
"Menurut saya, ini hanya tinggal di tata dan di rapihkan saja, terus kita tambahkan dengan kesan menarik dan elegant nya. Untuk makanannya, saya sendiri yang akan turun tangan memasak" putus Weni dengan tegas.
"Baik Bu, apakah kita perlu tukang dan yang lainnya?" tanya Hana
"Tidak perlu, aku rasa kita juga bisa dan ada Amar dan Diki yang angkat atau belanja. Kita mulai siang ini saja bagaimana?" tanya Weni balik.
"Setuju Bu" jawab mereka serempak.
Weni dan yang lainnya lalu bersiap untuk menutup dulu Restoran. Setelah itu mereka akan membagi tugas.
Weni, Amar dan Hana akan membeli semua kebutuhan untuk renovasi, dan sisa nya akan menata ulang ruangan VIP, outdor dan indoor, meja-meja dan kursi.
Weni sudah memberikan pengarahan dan pembagian tugas bagi yang berada di restoran, setelah mereka mengerti baru Weni dan yang lainnya berangkat.
"Mudah-mudahan Bu Weni bisa membawa Restoran ini berkembang ya" ucap Vio tulus.
"Iya, aku yakin Bu Weni bisa. Untung saja Bu Mia tidak jadi menutup Restoran ini" balas Diki dengan yakin.
Vio hanya menganggukan kepala saja, setelah itu mereka langsung saja bekerja.
Sedangkan Weni dan Hana pergi untuk membeli pernak-pernik dan beberapa pajangan, bunga dan yang lainnya. Sedangkan Amar, ia membeli yang lainnya.
Mereka bekerja dengan semangat yang penuh, di dalam benak dan hati nya selalu saja berdo'a agar usaha nya tidak sia-sia.
Hingga hampir siang hari Weni dan yang lainnya selesai belanja dan memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, Weni memilih untuk membeli makanan terlebih dulu untuk makan siang mereka.
Sedangkan untuk barang-barang nya, akan di antarkan oleh truk.
"Aku harus yakin dan bisa, sekarang aku punya tanggung jawab atas mereka. Dan semoga saja usaha ini akan membuahkan hasil" batin Weni dengan yakin.
Weni dan yang lainnya tiba di Restoran pukul 02 siang, mereka langsung saja masuk dan mengajak Vio serta Diki untuk makan terlebih dulu.
"Bu, baru sebagian saja yang kita bereskan. Hanya VIP yang baru selesai" ucap Vio
"Tidak apa, nanti kita sama-sama kerjakan dan sekarang kita makan dulu" balas Weni ramah.
Mereka makan dengan duduk lesehan di ruangan Outdoor yang ada di pinggir Restoran. Mereka makan dengan lahap karena memang sudah sangat lapar dan lelah.
Setelah selesai dengan makan siang nya, mereka istirahat sebentar sebelum melanjutkan kembali pekerjaannya.
Hingga tak berselang lama, Truk yang membawa belanjaan Weni tadi sudah datang.
Amar dan Diki langsung saja membantu menurunkan dan memasukan barang-barang tersebut.
Setelah selesai, mereka langsung kembali bekerja dengan gotong royong. Weni dan Vio mendekor ruang VIP, sedangkan Hana, Amar dan Diki sedang mendekor ruangan lainnya.
"Bu, ini bagusnya di sebelah mana?" tanya Vio.
"Ini disini saja, kelihatannya bagus dan menarik" jawab Weni.
Vio hanya menganggukan kepala saja dan kembali membantu Weni. Hingga sore tiba tetapi pekerjaan mereka belum selesai. Bahkan mungkin akan beres 3 hari kedepan.
"Bu, bagaimana kalau kita lembur saja? Kalau Ibu akan pulang tidak apa. Disini ada kamar khusus buat kami dan Ibu" ucap Hana.
"Hemm boleh juga, kalau begitu kita lembur agar secepat nya selesai, lagian Suami saya juga belum pulang dari perjalanan bisnis nya" balas Weni tersenyum kecut.
Hana mengangguk tetapi manik mata nya melihat ada yang aneh dengan Bos nya tersebut.
Weni kemudian masuk ke dapur, ia akan memasak untuk makan malam mereka. Sednagkan yang lainnya lanjut lagi bekerja.
"Entah perjalan bisnis atau perjalan liburan bersama kekasih nya. Sungguh kasihan sekali kamu, Wen" batin Weni dengan meringis.
Weni fokus memasak saja, ia akan membuang pikiran yang buruk dari otak nya. Dia sebenarnya hanya menekan hati nya saja agar tidak berharap dan sakit, banyak kemungkinan yang Weni pikirkan tentang kehidupan Rumah tangga nya.
Setelah berkutat selama hampir 1 jam, ia baru selesai memasak. Weni kemudian menata nya di meja makan yang ada di dapur.
"Ayo makan dulu" ajak Weni pada yang lainnya.
"Siappp BuBos" balas Hana dan Vio serempak.
"Dasar tukang makan" cibir Diki dengan menjitak kepala Vio.
"Ck, sirik aja lo" dengus Vio sambil terus melangkah
Sedangkan Amar dan Hana sudah sampai di dapur bahkan sudah duduk dengan rapih. Weni hanya menggelengkan kepala saja melihat tingkah mereka.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat