Lanjutan My Kindergarten Teacher dan The Five Brothers
Bagaimana jika kamu adalah putri dan cucu pemilik salah satu bank terbesar di Indonesia tapi dikira miskin oleh duda kaya hingga menawarkan menjadi Sugar Daddy nya supaya bisa berdekatan karena pria itu mengalami gynophobia.
Salasika Hadiyanto tidak menyangka jiwa gabutnya membuat dirinya memiliki Sugar Daddy bernama Lingga Xavier Horance. Part konyolnya, anak Xavier, Xander sangat dekat dan mendukung ayahnya tinggal bersama Sasa.
Bagaimana reaksi Dewa dan Sagara Hadiyanto saat tahu cucu dan putrinya memiliki Sugar Daddy akibat salah paham?
Generasi ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sasa Mau Pulang
Sasa menatap wajah usil Xavier, membuat dirinya ingin ...
"Aaaddduuhh !" Xavier mengusap kakinya yang diinjak Sasa dengan sandal bulunya. "Sasa !"
"Papa Viking !" balas Sasa sama galaknya.
"Kamu itu ... Aaaddduuhh duh duh duh ....!" Xavier tidak menduga jika bayi gulanya main pencet hidungnya yang mancung.
"Awas kalau mikir meshum lagi ! Aku kembalikan uang papa Viking semuanya dan aku pergi dari kehidupan papa Viking !" desis Sasa dengan wajah judes.
Mata hijau Xavier terbelalak. What? Memangnya Bayi Gula aku bisa mengembalikan uang segitu banyaknya sementara sudah dia pakai beli barang-barang branded ! Apa ...
"Sama bunganya !" ucap Sasa lagi.
"Jangan Sasa ... Aku tidak akan ... Aneh-aneh lagi," pinta Xavier.
Sasa melepaskan jepitan hidungnya dan berjalan meninggalkan Xavier tanpa sadar menggoyangkan pinggulnya dengan ritme tegas. Gimana tidak mau mikir aneh-aneh, lha kamu itu fisiknya body goals banget !
Xander yang baru keluar dari kamarnya setelah membereskan tasnya untuk sekolah besok, melihat papa dan Sasa seperti habis ribut. Haaaiissshhh, apa lagi ini antara Papa dan Sasa. Xander tersenyum smirk. Tapi aku suka sih, macam begini harusnya keluarga apalagi Sasa seperti mama saja perlakuannya ke aku. Ya Allah, semoga si cupid benar kerjaannya ke Sasa. Xander bisa melihat papanya sudah mulai tertarik ke Sasa tapi gadis itu tetap seperti biasanya.
"Xander, tolong kamu siapkan meja. Aku di posisi ujung," pinta Sasa membuat Xander dan Xavier terkejut.
"Kenapa Sasa ?" tanya Xander sambil ke dapur dan membuka lemari dimana piring dan alat makan lainnya disimpan.
"Takut ada ular menjalar di kaki aku," jawab Sasa cuek membuat Xavier melongo.
Hiyyyaaaahhhh, aku dibilang ular ? - batin Xavier gemas.
"Oke Sasa." Xander melirik tajam ke Xavier. Jangan aneh-aneh!
Xavier melotot ke Xander. Bahkan anakku susah mulai melawan aku ?
***
Malam itu mereka makan malam ala Italia dengan penuh pasta tapi waja Xavier tampak manyun karena tidak bisa modus ke bayi gulanya yang sedang mode senggol bacok. Xander yang duduk di tengah-tengah, bergantian melihat wajah Sasa dan Xavier.
"Aku besok kembali ke kontrakan," jawab Sasa tiba-tiba.
"Lho? Kenapa?" seru kedua orang itu langsung dengan nada panik.
"Karena ini kan masih masa orientasi jadi aku harus lebih pagi berangkatnya. Rumah kontrakan aku kan paling dekat, cuma lima menit. Cuma sampai Sabtu kok." Sasa menatap ayah dan anak itu dengan wajah acuh.
Xander menoleh ke arah Xavier. "Papa bikin masalah apalagi ke Sasa?" tanya bocah laki-laki itu judes.
"Nggak ... Papa nggak buat masalah apapun," jawab Xavier sedikit gugup.
"Tidak mungkin Sasa tiba-tiba mau ke kontrakan kalau papa nggak bikin perkara!" Xander menatap tajam ke Xavier.
"Xander, aku itu cari praktisnya." Sasa tidak mau Xander mengajak frontal ke Xavier.
"Tapi Sasa cuma seminggu ini kan?" Xander menoleh ke Sasa.
"Cuma Minggu ini saja. Minggu depan sudah kembali kemari." Bukan tanpa alasan Sasa memilih menjauh sementara dari Xavier karena dia juga hendak mengganti wallpaper di kamarnya yang sama dengan kamarnya disini agar Khadijah tidak curiga.
"Baiklah. Aku rasa Sasa dan papa sedang butuh time out jadi boleh Sasa pulang seminggu ini. Seminggu ya ?" Xander menatap lurus ke Sasa membuat gadis itu cekikikan.
"Siap anak Viking. Itu aku sudah membuat marinasi banyak bahan makanan. Kamu dan papa bisa tinggal memasaknya kok."
Xavier hanya cemberut mendengar bayi gulanya akan pergi. Apa ini cuma akal-akalan Bayi Gula aku tidak mau dekat-dekat dengan aku dulu ? Apa aku segitu mengerikannya?
***
Sasa sedang berada di kamarnya untuk membereskan tasnya ketika suara ketukan terdengar di pintu kamarnya. Gadis itu lalu membuka pintu kamarnya dan melihat Xavier berdiri di depannya.
"Boleh aku masuk?" tanya Xavier.
"Tidak. Kalau mau bicara, di luar saja. Mau ngomong apa?" Sasa berjalan maju dan membuat Xavier mundur. Sasa menutup pintu kamarnya dan berjalan melewati Xavier menuju sofa ruang tengah. Sasa pun duduk dan menatap Xavier sambil menepuk sisi kosong sofa.
Xavier pun duduk di hadapan Sasa dengan kaki diangkat satu dan kepala disangga dengan tangannya. Matanya menatap lembut wajah Sasa yang polos tanpa make up.
"Sekarang mau ngomong apa?" tantang Sasa.
"Kamu sengaja pulang kan? Apa ada sesuatu? Tadi yang menelpon ibu kamu kan? Apa kamu takut ibu kamu tahu bahwa kamu tidak ada di kontrakan?" cecar Xavier.
"Iya. Kenapa?" balas Sasa yang dalam hati dirinya bersyukur tadi ngomongnya campur aduk bahasa Jawa jadi Xavier tidak terlalu paham.
"Bilang saja kalau kamu sudah bersama aku ... Aaaddduuhh !" Xavier memegang keningnya yang kena slentik Sasa.
"Enak saja ! Tidak semudah itu wahai Férguso ! Mamaku bisa kena serangan jantung ! Sudah, kamu tidak usah ribut soal orang tua aku karena itu urusanku !" hardik Sasa gemas.
Xavier lalu memajukan wajahnya. "Apa kamu ... Takut aku cium lagi?" bisiknya dengan wajah usil.
"Iye ! Karena papa gula sudah melanggar perjanjian ! Hanya tinggal bersama tanpa sentuhan fisik apalagi kegiatan romance. Papa Gula sudah melanggar !" Sasa sedikit memundurkan tubuhnya karena Xavier semakin dekat. "Jangan salahkan aku kalau dalam waktu tiga puluh detik muka papa gula kena tonjok aku !"
"Memangnya kamu berani?" senyum Xavier yang dari gelagatnya hendak mencium Sasa lagi.
BUGH!
Xavier melongo tidak percaya jika Sasa benar-benar meninju wajahnya. Pria itu mengelus pipinya sambil melotot ke arah Sasa sementara gadis itu hanya tersenyum smirk. Sasa pun berdiri dan menepuk pundak Xavier.
"Ini alasan paling utama kenapa aku butuh pergi dari kamu, Manusia Viking. Karena kepercayaan aku, disalahgunakan." Sasa menepuk kepala Xavier lembut lalu berjalan menuju ke kamarnya.
"Sasa ...."
Sasa pun berbalik. "Apa Xavier ?"
"Seminggu ya?"
"Seminggu." Sasa pun berbalik lagi.
"Sasa ...."
Sasa kembali membalikkan tubuhnya ke arah Xavier. "Apa lagi ?"
"Sasa, je t'aime ...." Xavier menatap Sasa dengan wajah serius.
Sasa melongo lalu tertawa kecil. "Papa Viking, nggak ... Ngelindur?"
Giliran Xavier yang bingung. "Apa itu ... Ngelindur?" tanya Xavier.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
lagi mbak, lagi😁
biar kapok tu di ayu sama ibunya🤣🤣
salah pilih lawan
tu bru dr jkrta,bntr lg bkln pd dtng tu kluarga sasa yg lain....siap2 aja khilangn jbtan....