Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan siang di rumah sakit
Besok hari nya.
Mia memasak untuk makan siang di rumah juga untuk dia bawa ke rumah sakit. Tadi papa dan mama sedang keluar, tapi mereka akan makan siang di rumah.. jadi mia tetap memasak cukup banyak untuk mereka.
"Rantang warna ini apa ini yaa" gumam nya memilih milih.
"Ini aja deh" dia mengambil dua rantang berwarna senada..
Mia sengaja membawa dua, karena pasti kakaknya akan memintanya ikut makan. jadi dia akan makan bersama kak al nanti. yang penting makanan untuk mama dan papa sudah tersedia.
"Bi... mia mandi dulu ya, itu bisa di makan bersama bi"
"Baik nona.."
Mia bersih bersih.. dia belum pernah ke rumah sakit milik winata.. ini kali pertama baginya. dia akan di antar supir nanti. walaupun dia sudah tau membawa mobil, tapi dia belum di izinkan berkendara sendirian.
Mia tampil segar dan cantik. dia menggunakan gaun warna peach di bawah lutut. dan lengan 3/4. tampil elegan dan sopan.
Tak lupa juga mia memoles sedikit wajahnya.. dia belajar makeup secara otodidak..
"Ahh parfum" ucapnya menyemprotkan parfum mahal ke tubuhnya.. semua kebutuhannya di sediakan oleh mama dan kak al. sangat cantik dan mahal tentunya.
"Legoooo" mia membawa sling bag warna senada. lalu segera menuju meja makan tempat rantang bekal untuk nya dan kak al.
"Bi.. mia berangkat dulu ya, mia sudah mengirim pesan pada mama dan papa."
"Baik nona.. hati hati"
"Makasih bi"
Mia dengan riang akhirnya keluar dari lingkungan rumah winata.. dia sudah mengabari kak al bahwa mereka sudah di perjalanan menuju rumah sakit.
"Permisi sus.."
"Ada yang bisa saya bantu buk?"
"Mohon maaf, saya ingin bertanya ruangan Dokter Alex winata di sebelah mana yaa?" tanya mia ramah
"Dokter alex? Direktur alex maksud ibu?" tanya perawat memastikan.. dia menatap mia dari atas sampai bawah, apakah pacar dokter alex? atau adiknya? tapi sepertinya direktur alex tidak punya adik perempuan. batin perawat.
"Sus?" panggil mia lagi
"Eh.. maaf buk, ruangan dokter alex ada di lantai atas di ruangan direktur tepatnya. ibu bisa naik lift ke lantai 7 nanti belok kiri, dan di situ" jawab perawat setelah tersadar dari pikirannya.
"Makasih sus" jawab mia tersenyum.
.
.
.
"Bos.. nona sedang di rumah sakit milik keluarga Winata." lapor sang suruhan edward sambil mengirimkan foto mia saat berjalan ke dalam rumah sakit tadi.
"oke. tetap awasi dari jauh. jangan sampai atmaja dan suruhannya mengetahui posisi mia. Putuskan semua akses mereka" titah edward tegas
"Baik bos.."
...
"Untuk apa dia ke rumah sakit? apa dia sakit?"
"Nona ternyata menemui dokter alex tuan" isi pesan suruhan nya seolah mengetahui apa yang ada di otak edward. dia lega.. gadisnya baik baik saja.
"rey!"
"Saya tuan"
"Kapan si belatung itu datang?"
edward memang memiliki nama khusus untuk bella karna kesal nya wkwkwkwk
"Seperti nya sesuai jadwal tuan, jam 1 siang." jawab rey menahan tawa.. nama itu terasa cocok untuk bella.. tapi bukan kah itu nama yang buruk?
"Oke.. kamu kerjain dia rey, buat dia menyesal datang bermain main ke sini" ucap edward datar
"Baik tuan" jawab rey patuh. dia sudah tau apa yang akan dia lakukan pada gadis yang bernai mengganggu milik tuan muda nya.
.
.
.
Di rumah sakit.
Tok tok tok..
"Masuk.."
"Kak al.." nana masuk dengan senyum tak lepas dari wajahnya. dia membawa tempat bekal nya untuk dia santap bersama sang kakak.
"Duduk sini.. kakak akan cuci tangan dulu"
Mia menata makan siang untuknya dan alex. sesekali dia memperhatikan ruangan kakak nya.. banyak gambar gambar organ tubuh manusia.. dan alat alat kedokteran tentu nya.
"Selamat makan"
"Selamat makan"
...
"Ini yang masak kamu dek?"
"Iya kak.. apakah enak?" tanya mia menatap alex
"Tentu saja.. ini sangat enak. masakanmu sama mama beda tipis enaknya." jawab alex memuji adiknya.
"Iya dong.. anak mama elina gituu" sombong mia membuat alex terkekeh.
Sampai suapan terakhir, mereka menikmati makan siang dengan canda tawa dan sesekali saling mengejek. ini yang membuat mia betah lama lama dengan alex.. karna alex banyak stock jokes nya yang receh receh. tidak seperti kak zi yang kaku.. dan tidak banyak bercanda. tapi dia tetap menyayangi kakak nya itu. karna cara kak zi menunjukkan rasa sayang nya berbeda.
"Makasih makan siang nya dek"
"Sama sama direktur" jawab mia pura pura menghormat.. alex mengusap rambut mia gemas.
"Kak al.. jangan di berantakiin" ucap mia menggerutu dengan wajah cemberut yang malah terlihat lucu.
"Kek el jengen de berenteken" ujar alex masih tetap ingin menggoda mia.
"Aku akan mengadu sama kak zi.. biar kak zi nanti yang marahin kakak" ancam mia walaupun mereka jarang bercanda dengan zian.. dia hanya ingin mnegamcam. tapi...
"Coba.. kakak pengen liat, apa kak zi mu itu akan membelamu atau tidak" tantang alex malah membuat mia masuk perangkap sendiri.
Mia dengan wajah kesal membuka ponsel pemberian alex.. dia mencari nomor kak zi.. ketemu.
Tut.. tut.. tut.. dia melakulan video call.
Menyambung.
"Halo.."
"Ka zi.." wajah menggemaskan mia terlihat jelas di layar ponsel zian.. dia menjauh dar rekan rekan nyam rasanya tak rela jika rekan nya yang lain melihat tingkah gemas adik nya.
"Ada apa hem?" tanya zian seperti biasa dengan nada terkesan datar.
"Kak al gangguin mia.. mia udah jauh jauh nganterin makan siang, tapi mia di ganggu" adu mia langsung di depan pelaku. sedangkan alex hanya tersenyum mengejek, dia tau zian pasti tidak akan membela mia. tapiiii...
"Mana kak alex, biar kakak nanti yang meledakkan rumah sakit nya" jawab zian mengikuti kemauan adiknya, dia tau saat ini mia dan alex hanya sedang bercanda.
"What?" pekik alex tak terima.
"Lalu nanti kak al kerja di mana?" tanya mia pura pura polos.
"Biarkan dia pengangguran" jawab zian nyeleneh membuat mia tergelak.
"Hahahahahh... kak zi, liat muka kak al" mia mengarahkan kamera menghadap ke arah alex yang sedang menunjukkan wajah songong tak terima.
"Apa kalian makan siang hanya berdua? bahkan kamu belum pernah masakin kakak" ujar zian membuat alex merasa menang.
"Kak zi, mia sudah kangen sama kakak.. nanti kalau kakak pulang, mia masakin khusus buat kakak ya" jawab mia berusaha adil kepada kedua kakak nya.
"Kakak pegang janji mu" ucap zian senang.
"Masakan mia tidak enak.." alex mikut nimbrung ingin menggoda adik nya lagi. benar saja mia langsung mencebikkan bibir tak terima.
"Tidak enak.. tapi habis kak" adu mia menunjuk bekal mereka yang sudah kosong.
Mereka tertawa sambil mengejek dan menggoda satu sama lain.
Dengan komunikasi seperti ini dan juga sifat mia yang tulus dan tingkah nya yang begitu menggemaskan bagi zian dan alex.. rasanya mereka gampang menjadi dekat layaknya saudara kandung.
BERSAMBUNG...