Suami Misterius Ku

Dokter melihat keadaan Sela yang memang lumayan parah patah kaki nya, harus menjalani operasi kecil untuk memasang gips agar tulang nya bisa bersatu kembali. Amara dan Celin lah yang menemani nya, Sela sudah berpesan agar jangan memberitahu Ibu nya sekarang karena dia tidak mau apa bila Rosana sampai cemas dan ketakutan.

Sebab menurut nya ini hanya luka biasa saja dan tidak perlu untuk di beritahu, biar nanti saat orang tua nya pas datang sudah agak mendingan sehingga Rosana tidak perlu sangat cemas. Sela takut apa bila malah di suruh pulang kerumah di kampung agar bisa di rawat oleh Ibu nya, itu yang sangat ia hindari.

Bukan karena Sela sok sehingga tidak mau bila pulang kerumah lagi, tapi karena ada rasa trauma yang sangat kelam. jadi Sela pun tidak pernah mau pulang lagi kerumah di desa nya, biar lah orang menganggap nya wanita sombong yang sudah nyaman tinggal di kota, sehingga tidak mau pulang kerumah lagi.

Sebab Sela lebih mengutamakan kenyamanan nya saja dari pada mendengarkan omongan manusia manusia tidak berguna. tetangga kan tau nya cuma komentar saja tanpa tau apa yang sebenar nya sudah di rasakan, untung nya di desa Sela sudah agak berkurang yang suka julid apa bila ada sedikit ada keanehan.

"Kok bisa sih Sela sampai menabrak pohon begitu!" heran Amara ketika sedang menunggu operasi.

"Jalan kan licin, siapa tau saja pandangan Sela buram." Celin selalu berpikir positif.

"Ini pasti ada setan yang mengganggu nya, kau tidak ingat tadi dia bilang ada pria di kamar mandi? tapi pas kita datangi malah tidak ada apa apa!" Amara selalu saja takut akan setan.

"Pikiran mu itu selalu saja soal setan! ini tuh kecelakaan biasa, Ra." Celin lama lama kesal juga.

"Itu karena kau tidak percaya dengan ada nya setan! tidak kau lihat rumah Sela di kelilingi hutan begitu." Amara tidak mau kalah.

"Ah mana ada lah setan, kau saja yang pikiran nya selalu kesana!" Celin tetap tidak percaya.

Sebenar nya Amara masih ingin debat soal setan yang ada di rumah Sela, namun dia segera sadar bahwa semua akan sia sia saja karena Celin tidak mungkin pula mau percaya akan ucapan nya. dari pada buang tenaga, maka lebih baik Amara diam saja.

Tapi dia memang yakin sekali bahwa di rumah Sela itu ada sesuatu yang tidak benar, apa lagi tadi Sela pun sibuk membahas pria yang ada di dalam kamar mandi. pikiran Amara tambah kemana mana, bukan karena dia penakut saja melainkan memang rasa nya itu benar.

"Udah enggak usah kau pikirkan sampai botak, masalah begitu pun kau sibuk!" sergah Celin melihat Amara termenung.

"Kalau kamu enggak percaya ya udah, tapi aku yakin kok rumah Sela itu memang ada yang tidak beres." tukas Amara tetap yakin.

"Besok seperti nya kau perlu di obati agar tidak selalu kepikiran setan, biar ku cari ustad dulu." Celin tertawa kecil.

Amara mendengus karena dia sama sekali tidak sedang bercanda, apa yang ia pikirkan itu adalah hal yang sangat serius sekali. tinggal menunggu saja kapan dia bisa melihat setan, kalau bisa melihat maka rasa nya pasti lebih baik.

"Permisi, apa kalian teman nya Sela?" Bastian datang bersama dengan Dion.

"Iya, kalian siapa?" Celin menatap dua pria tampan ini.

"Kami orang yang tadi menghubungi ponsel Sela, dulu kami juga berteman dan sudah lama tidak pernah bertemu." jelas Bastian.

"Oh iya, aku tadi yang membalas pesan mu." Amara mengangguk pelan.

"Gimana keadaan Sela nya, dan kalau boleh tau dia sakit apa?" Dion bertanya dengan nada cemas.

"Tadi kecelakaan, mobil nya nabrak pohon sehingga kaki nya patah." jelas Amara tersenyum manis karena melihat betapa tampan nya Bastian.

"Ya Allah, apa patah nya parah?!" Bastian panik sekali mendengar penjelasan Amara.

"Lumayan parah, sekarang sedang di pasang gips sama dokter." angguk Amara.

"Duduk lah dulu, mungkin sebentar lagi akan selesai." ujar Celin pula.

Maka dua pria tampan ini segera duduk menunggu dengan pikiran cemas, terutama Bastian yang memang punya perasaan dengan Sela. jauh sebelum mereka menikah, Bastian memang sudah suka pada Sela.

Setelah mereka menikah maka cinta Bastian itu tambah besar sebenar nya, cuma karena saat itu masih kecil sehingga belum sadar sepenuh nya dengan cinta di dalam hati. sekarang sudah pisah baru lah sadar bahwa yang ada di dalam hati nya adalah cinta tulus, namun untuk bersama sudah sangat susah.

...****************...

Reza main orgen dengan handal karena sejak muda dulu ini sudah jadi pegangan nya, sekarang malah main di rumah nya Pak Camat yang sedang menikahkan anak nya. pesta lumayan besar dan banyak tamu yang datang, tak ketinggalan dua beradik yang sangat terkenal sejak dulu hingga sekarang, bukan cuma di desa nya sendiri mereka sangat di kenal.

Apa lagi wajah mereka yang seolah tidak bisa tua, sudah beberapa tahun berlalu dan mereka wajah nya tetap saja begitu tidak ada tua atau pun kerutan. bahkan anak Arya yang tua saja sudah empat belas tahun usia nya, tapi wajah sang Ayah masih saja seperti berusia dua puluh tahunan.

"Terima kasih sudah datang, Mas Arya dan Mbak Purnama." Pak Camat menyambut senang.

"Wah mewah sekali pesta nya, Pak." puji Arya tersenyum.

"Ah biasa saja, silahkan nikmati hidangan nya." Pak Camat menyuruh yang bertugas menghidangkan makanan di meja bulat.

"Silahkan, ayo di nikmati ya makanan nya." mereka menyuruh Arya dan Purnama makan.

Mereka makan sambil menikmati hidangan dari Pak Camat, Arya makan dengan gugup karena beberapa pasang mata menatap dia sambil berbisik genit. banyak para gadis yang antri setelah tau Arya jadi duda, namun sudah delapan tahun istri nya meninggal dan Arya sama sekali tidak ada niat untuk menikah lagi.

"Dasar para gadis gatal!" Purnama merutuk kesal.

"Nama nya juga orang tampan, itu pasti kedut kedut apem nya." celetuk Sam.

"Sok tau kau! apa barusan kau periksa pula apem nya." tuding Arya.

"Tau ini Sam! malah bahas apem, dasar ya otak mu itu mesum." Purnama kumat julid nya.

"Lah kan kalian biasa nya ngomong gitu, bahkan kata Maharani kalau wanita lihat pria tampan anu nya jadi menganga." Sam merasa tidak bersalah.

PLAAAAK.

"ADUH!"

Sam menjerit karena kepala nya di tampar dengan Arya hingga menjerit kesakitan, sekarang mereka lagi bicara serius malah Sam nyeletuk di hal porno, padahal biasa nya juga ngomongin hal yang begituan.