NovelToon NovelToon
MY BEAUTIFUL SOLDIER

MY BEAUTIFUL SOLDIER

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: PimCherry

Rafael Graziano Frederick, seorang dokter spesialis bedah, tak menyangka bahwa ia bisa kembali bertemu dengan seorang gadis yang dulu selalu menempel dan menginginkan perhatiannya.

Namun, pertemuannya kali ini sangatlah berbeda karena gadis manja itu telah berubah mandiri, bahkan tak membutuhkan perhatiannya lagi.

Mirelle Kyler, gadis manja yang sejak kecil selalu ingin berada di dekat Rafael, kini telah berubah menjadi gadis mandiri yang luar biasa. Ia tergabung dalam pasukan khusus dan menjadi seorang sniper.

Pertemuan keduanya dalam sebuah medan pertempuran guna misi perdamaian, membuat Rafael terus mencoba mendekati gadis yang bahkan tak mempedulikan keselamatan dirinya lagi. Akankah Mirelle kembali meminta perhatian dari Rafael?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKU SUDAH BERUBAH

Bughhh

Tanpa mempedulikan posisi pisau yang kini berada di lehernya, Mirrelle mengayunkan kakinya hingga mengenai tulang pipi pria yang mengancamnya dengan pisau saat ini. Pisau itu pun menyayat leher Mirelle hingga mengeluarkan darah.

“Sial an!!” pria itu langsung mengumpat karena tak menyangka bahwa Mirelle akan menendangnya meski ada pisau di lehernya.

Bughhh

Sekali lagi Mirelle mengayunkan tendangannya dan kini langsung mengenai perut pria itu, hingga pria itu terjatuh.

Mirelle mengambil sebuah pisau kecil dari saku celananya dan mengarahkannya ke leher pria itu. Kini keadaan telah berbalik, pria itu yang berada dalam keadaan terdesak.

“Cepat katakan siapa namamu?” tanya Mirelle.

“Sampai mati pun aku tak akan mengatakannya,” jawab pria itu.

Pisau yang tadi berada di leher pun diputar oleh Mirelle kemudian ditancapkan di pa ha pria itu.

“Arghhhh sialll!!” teriak pria itu kaget dengan apa yang dilakukan Mirelle.

“Cepat katakan atau aku akan membuatmu lebih menderita lagi.”

“Jangan pernah berharap!!” ucap pria itu, “Arghhhh!!”

Teriakan kembali terdengar karena Mirelle menggoyangkan pisau yang masih tertancap itu ke arah bawah, membuat kesakitannya bertambah.

Dengan borgol yang ada di saku yang lain, Mirelle memborgol tangan pria itu. Setelahnya ia mengambil tali dan mengikat pergelangan kaki pria itu hingga tak bisa bergerak sama sekali.

“Lepaskan aku, wanita sial an!” teriak pria itu.

“Teruslah mengumpat tapi aku tak akan pernah melepaskanmu!” Mirelle menarik tali yang ada di tengah-tengah pergelangan kaki, hingga akhirnya tubuh pria itu pun mulai bergerak.

“Kurang ajarr!! Siallll!!”

Mirelle terus menarik pria itu menuruni bukit, tanpa peduli dengan umpatannya sama sekali. Beberapa kali pria itu juga mengaduh karena kepalanya terbentur batu yang ada di sepanjang perjalanan. Mirelle juga tak mempedulikan luka sayatan yang ada di lehernya meski saat ini darah itu masih mengalir.

“Kamu tidak bisa lembut sedikit apa!!”

Namun ucapan pria itu sama sekali tak dipedulikan oleh Mirelle. Ia terus melangkah hingga sampai di depan tenda khusus tentara.

Brughhh

“Argghhh sialll!” umpat pria itu lagi ketika Mirelle seperti melemparkan dirinya begitu saja.

Beberapa orang tentara yang ada di sana pun mendekat. Hari sudah malam dan hanya ada beberapa orang tentara yang berjaga.

“Interogasi dia. Jangan biarkan dia lari! Kalau perlu, robek saja mulutnya biar dia mengatakan semua informasi yang kalian perlukan!” Mirelle pergi dari sana setelah melakukan itu.

Ia melangkahkan kaki menuju ke tenda miliknya. Mirelle merasakan ada yang mengalir di lehernya dan ia hanya menyeka nya begitu saja dengan tangan.

Tiba-tiba saja pergelangan tangan nya ditarik. Namun sikap waspada Mirelle, membuatnya langsung menarik tangannya kembali dan memasang posisi siaga.

“Elle! Ini aku.”

Namun Mirelle tak mempedulikan nya dan kembali melanjutkan langkahnya menuju tenda. Rafael yang melihat Mirelle pun mengikuti langkahnya.

“Elle! Setidaknya biar aku mengobati lukamu dulu,” ucap Rafael.

“Terima kasih, Dok. Aku bisa melakukannya sendiri,” ujar Elle. Ya, ia memang sudah terbiasa mengobati lukanya sendiri. Tak pernah ia ataupun anggota sniper yang lain meminta bantuan paramedis, kecuali jika mereka terkena tembakan, tapi itu jarang sekali terjadi, hampir tak pernah.

“Elle! Ikut denganku atau aku akan mengatakan semua ini pada keluargamu!” ancam Rafael.

Mirelle menghentikan langkahnya kemudian menoleh. Ia menatap Rafael dengan tajam. Jantung Rafael langsung berdetak dengan sangat cepat saat melihat tatapan Mirelle yang sangat amat berbeda itu.

“Katakan saja, aku tidak takut!”

“Elle! Kamu boleh membenciku, tapi jangan menolak bantuanku. Aku seorang dokter dan aku wajib membantumu. Itu tugasku,” ucap Rafael.

Mirelle menghembuskan nafasnya kasar dan akhirnya ia mengikuti langkah Rafael.

“Masuklah.”

Mirelle memindai sekeliling dan ia tahu bahwa itu bukanlah tenda khusus paramedis. Rafael yang tahu gerak-gerik Mirelle pun langsung mengerti.

“Ini tendaku, tempat aku beristirahat. Tenda paramedis masih penuh dengan banyaknya pasien setelah ledakan gudang bahan baku,” ucap Rafael, “Duduklah.”

Mirelle duduk di kursi yang ada di sana. Rafael mengambil kotak P3K miliknya, kemudian mengambil kursi dan duduk berhadapan dengan Mirelle.

“Jangan bergerak, ini akan terasa sakit. Pegang aku jika kamu merasa sakit,” ucap Rafael.

Rafael dengan perlahan membersihkan luka Mirelle dengan alkohol. Tak ada perubahan pada raut wajah Mirelle. Rafael tahu luka yang terkena alkohol itu pasti sakit, tapi Mirelle sama sekali tak meringis.

“Apa kamu tak merasakan sakit sama sekali, Elle?” batin Rafael.

Terakhir, Rafael menempelkan plester yang agak besar karena luka yang dialami Mirelle cukup panjang.

“Selesai,” ucap Rafael, “datanglah lagi ke sini untuk …”

“Terima kasih, Dok,” Mirelle berdiri kemudian keluar dari tenda Rafael, meskipun pria itu belun menyelesaikan kalimatnya.

Rafael hanya bisa menghela nafasnya pelan saat melihat kepergian Mirelle. Berusaha mencari Mirelle selama enam tahun dan kini kembali bertemu dengan Mirelle yang sudah berubah seratus delapan puluh derajat.

“Aku sudah berubah, Elle. Aku bukan Rafael yang dulu yang akan mengusir serta mencaci maki dirimu. Aku … aku merindukanmu, tawamu, senyummu, manjamu. Namun, sepertinya sekarang kamu lah yang ingin aku menjauh,” batin Rafael.

Di dalam tenda, Mirelle menghela nafasnya dalam. Ia sudah pergi dan mengambil pekerjaan yang ia yakin tak akan berhubungan apalagi sampai bertemu dengan Rafael. Namun siapa yang pernah mengira bahwa di dunia ini selalu ada yang namanya kebetulan.

Setelah mengganti pakaiannya, Mirelle pun segera berbaring di atas velbed, tempat tidur yang terbuat dari terpal dengan kaki kaki besi yang bisa dilipat. Velbed ini juga busa digunakan sebagai tandu.

Tak ingin terlalu banyak berpikir, Mirelle memejamkan matanya dan mulai mengistirahatkan tubuhnya.

🧡🧡🧡

Maaf kmrn kmrn ga update. Hp Cherry lagi error, ngelag trus panas ga bisa dipake. Semua data hilang pula 😭. Ini bisa up pinjam hp saudaraku dl. Mohon maaf ya 🙏

1
Anonymous
Mengandung bawang di episode ini 🥹🥹🥹🥹
Tabita Maria
Rafael
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Capricorn 🦄
ok
Er Ropah
bgys bngt critanya......
PimCherry: Terima kasih Kak 🧡🙏
total 1 replies
Merary Phelia
wahh wahhh ..enak aja lu yaa 🙄
Mefri Yanti
rafael
Ryan Jacob
semangat Thor
Healer
Buruk
Anonymous
ok
Sucyati Mahfuid
calon mertua idaman./Kiss/
Anonymous
ini
agoes Rezha
cat
Kenzi Kenzi
pawangnya is ave
Kenzi Kenzi
surrpises... dihari jdimu
Rizky Rezha
hemm
Kenzi Kenzi
iti obat dri dave,mo njebak mu cath
Kenzi Kenzi
tetap di nt
Sastri Dalila
👍👍👍
Triana Mustafa
benar sekali raf.... wanita selalu benar..dan menang.. wkwkwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!