Anastasya menikah dengan Abimayu karena perjodohan orang tua mereka. Namun setelah menikah Abimayu bersikap acuh kepada Ana karena dia belum bisa menerima Ana dalam hidupnya. Sedangkan Ana telah lama jatuh cinta kepada Abimayu sejak pertama kali melihatnya. Ana terus berusaha untuk membuat Abimayu agar bisa menerima dirinya. Tapi Abimayu tetap tidak bisa menerimanya setelah mengetahui Ana adalah wanita yang suka pergi ke klub malam.
Mampukah Ana meluluhkan Abimayu sampai Abimayu menerimanya?
Mampukah Ana bertahan mencintai Abimayu disaat Abimayu selalu mengabaikannya?
jangan lupa lanjutkan baca kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adwiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Di perusahaan Abimayu sudah bersiap akan pulang, setelah ini dia tidak langsung pulang kerumah, karena dia sudah memiliki janji dengan para temannya untuk ke luar bersama. Mereka berjanji bertemu sebelum jam lima sore, tapi dia tidak bisa jika harus pergi di waktu itu dan memutuskan akan menyusul setelah dia pulang dari bekerja.
"Apa yang kamu lihat, Viko?" tanya Abimayu saat melihat Viko temannya menatap tajam ke arah depan. Sekarang dia sudah berada di sebuah kafe di tengah-tengah kota bersama beberapa temannya.
"Tidak!" jawab Viko. Tapi matanya tetap masih menatap tajam ke arah depan.
Dari arah pintu kafe terlihat dua orang wanita yang baru saja masuk ke dalam kafe tersebut dengan penampilan yang seksi. Dua wanita itu adalah Ana dan Risa yang ternyata juga memutuskan untuk singgah di kafe itu, dan Ana belum menyadari bahwa di situ juga ada Abimayu.
"Aku ke sana dulu!" Tiba-tiba Viko berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kw arah dua orang wanita yang tadi dia lihat sejak mereka pertama kali masuk ke kafe ini hingga mereka memilih duduk di bagian kafe paling sudut.
Abimayu melihat ke arah Viko yang terus berjalan dan akhirnya berhenti di sebuah meja yang membuat dia melebarkan matanya. Dia melihat Ana bersam temannya juga sedang berada di kafe ini, dan merekalah yang menjadi tujuan Viko saat ini.
Di kursinya Ana belum menyadari bahwa Abimayu juga ada di kafe ini. Dia dan Risa sedang memainkan ponsel mereka sambil menunggu pesanan yang telah mereka pesan.
"Risa!" Viko memanggil Risa yang sedang melihat ke arah ponsel di tangannya. Ana dan Risa sama-sama mengalihkan pandangan ke asal suara yang memanggil nama Risa.
Risa terkejut melihat siapa orang yang memanggilnya saat ini yang telah berdiri di sampingnya. Wajah Risa terlihat takut ketika melihat Viko, lalu dengan cepat Risa berdiri dan ingin melangkah pergi. Tapi langkahnya terhenti karena Viko mencekal lengannya dengan kuat hingga dia sampai meringis karena menahan sakit.
Ana juga ikut berdiri dari duduknya karena melihat Risa yang sudah dicekal oleh Viko dan dia berniat ingin menolong Risa.
"Viko, lepaskan! Lenganku sakit." Risa berkata sambil mencoba melepaskan pegangan Viko yang sangat kuat di tangannya.
"Tidak akan! Sudah lama aku mencarimu, dan sekarang kamu bilang lepaskan? Tidak akan Sebelum kamu beri penjelasan." Viko berkata dengan sedikit emosi.
"Tapi..."
"Ayo ikut aku! " Viko langsung menarik Risa untuk keluar dari kafe.
"Lepaskan dia!" ucap Ana sambil menarik Risa mendekat ke arahnya, sedangkan tangan Viko masih tetap memegang lengan Risa dengan kuat.
"Jangan ikut campur, ini bukan urusanmu." Viko tambah marah melihat Ana yang ingin menolong Risa.
Sekuat apapun Risa mencoba melepaskan pegangan dari cekalan Viko, Dia tetap tidak berhasil. Ana juga berusaha membantu, bahkan dia sempat beradu mulut dengan Viko, tapi tetap saja Viko tidak melepaskan Risa.
Keributan mereka bertiga tidak lepas dari pandangan semua orang yang berada di kafe itu dan termasuk dengan Abimayu. Dia juga melihat ke arah mereka sambil menahan amarahnya.
"Lepaskan dia!" ucap Ana karena sejak tadi Viko tetap tidak ingin melepaskan Risa dari genggamannya.
"Kamu tidak perlu ikut campur, karena ini adalah urusan-ku hanya dengan kekasih-ku." Viko sudah bertambah emosi karena beberapa orang yang berada di kafe ini juga ingin meleraikan mereka. Tapi setelah Abimayu mengatakan Risa adalah kekasihnya, maka mereka tidak lagi ingin ikut campur.
Ana juga tidak berniat menyusul Risa dan Viko setelah mengetahui mereka adalah sepasang kekasih. dia imgin memberi waktu dengan sepasang kekasih tersebut untuk bicara, karena dia mendengar Viko mengatakan kalau dia butuh penjelasan dari Risa.
Ana ingin kembali ke tempat duduknya, tapi sebelum sempat duduk, matanya sudah melihat sosok Abimayu yang duduk bersama temannya di sebelah lain sudut kafe, dan dia baru menyadari kalau Abimayu juga berada di kafe itu.
Senyum lebar terukir di bibir Ana, lalu dia berjalan ke arah Abimayu, karena dia berniat akan bergabung dengan suaminya karena dia ditinggal sendiri oleh Risa.
Saat Ana berjalan menuju Abimayu, teman Abimayu berbisik-bisik saling menggoda yang bisa di dengar oleh Ana.
"Ehmmm, teman wanita Viko ini juga tidak kalah seksi," bisik mereka. Mata mereka tidak lepas dari Ana yang berjalan menuju ke arah tempat duduk mereka.
"Kenapa dia ke sini?" tanya salah satu dari mereka.
"Mungkin dia ingin menggoda kita," ucap salah satu yang lain lagi.
"Kalau modelan begini, siapa yang berani menolak." Kembali mereka berkata.
Abimayu hanya bisa menahan geram mendengar gurauan temannya. Berani-beraninya mereka berkata begitu di depannya.
"Mas Abi," panggil Ana dengan senyum tipis di bibirnya.
Abimayu hanya menatap Ana dengan tajam. Sedangkan ke tiga temannya saling berpandangan mendengar Ana memanggil Abimayu.
Belum sempat Ana ikut duduk bergabung, dia sudah di tarik oleh Abimayu keluar dari kafe tersebut.
"Mas, tangan-ku sakit!" ucap Ana yang merasakan kesakitan karenan tangannya sangat kuat di genggam oleh Abimayu.
"Apa kamu yang kamu lakukan di sini?" tanya Abimayu yang menahan emosinya.
"Kenapa Mas Abi bertanya? Bukankah Mas Abi tahu apa tujuan orang-orang jika pergi ke kafe ini?" jawab Ana dengan kesal.
"Ya, aku tahu. Tapi sepertinya berbeda dengan tujuanmu! Kamu sepertinya datang ke sini untuk memportontonkan tubuh kalian kepada orang-orang di kafe ini." Abimayu berkata menyindir Ana.
"Mas, apa maksud kamu? Aku hanya ingin singgah untuk menikmati waktu bersama teman-ku. Kenapa menuduh-ku dengan begitu." Ana berkata tidak percaya dengan apa yang diucapkan Abimayu kepadany.
"Kalian melakukan itu, lihat saja bagaimana penampilan kamu sekarang! Apalagi dengan temanmu yang tadi." Abimayu merasa malu kepada temannya melihat penampilan Ana sekarang.
"Aku tidak peduli dengan orang yang melihat-ku, karena aku tidak berniat untuk melakukan itu." Ana berkata acuh dengan apa yang dipersilahkan Abimayu saat ini.
"Aku ingin menunggu teman-ku di dalam lagi!" ucap Ana sambil ingin pergi.
"Tunggu!" Abimayu menahan langkah Ana yang sudah ingin pergi.
Tiba-tiba Abimayu membuka jas yang dia pakai dan melemparkan kepada Ana.
"Pakai itu, jangan jadi wanita yang terlihat murah di mata orang-orang," ucap Abimayu yang membuat Ana emosi.
"Ap...."
"Jangan membantah, jika kamu masih ingin masuk ke kafe ini lagi." Abimayu tidak membiarkan Ana membela diri lagi, karena dia sudah merasa sangat malu, apalagi temannya sempat berkata menggoda melihat penampilan Ana.
Ana akhirnya mengalah lalu mengikuti Abimayu kembali masuk ke dalam kafe.
"Maaf, kami sedikit lama," ucap Ana kepada teman Abimayu yang melihat mereka dengan heran. "Aku istrinya Mas Abi, Ana." Ana mengenalkan dirinya sendiri kepada teman Abimayu.
Teman Abimayu terkejut mendengar itu, mereka merasa heran melihat Ana, karena mereka tidak percaya bahwa yang ada di depan mereka sekarang adalah Ana istrinya Abimayu.