Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Aisha berdecih lalu tersenyum remeh pada Naura dan ibu mertuanya.
"Cih....sinetron ikan terbang banget sih! Ngga kreatif! Masa mau mengulang adegan yang sama kaya kakak mu beberapa tahun lalu!"
Naura menukikkan alisnya.
"Aisha!", bentak ibu mertuanya.
Aisha memutar bola matanya malas sambil melempar-lempar kuncinya yang ada di genggamannya.
"Kamu mau tanggung jawab mas?", tanya Aisha saat ada di dekat Fazal.
"Apa yang harus ku pertanggungjawabkan, Sha! Aku ngga pernah apa-apain Naura!", kata Fazal meyakinkan Aisha.
Aisha sedikit berjinjit dan berbisik ke telinga Fazal.
"Jangan terlalu mendalami peran sebagai suami mas. Karena selama ini, Aisha mu pun hanya pajangan usang!", kata Aisha. Setelah mengatakan demikian, gadis itu pun berlalu dengan santai.
Fazal mengusap wajahnya dengan frustasi.
"Ayo kita masuk dulu, Naura! Kita bicarakan di dalam!", ajak Eva.
"Tapi tante, Tante dengar sendiri kan mas Fazal bicara apa? Dia ngga mengakui anak ini sebagai darah dagingnya hiks ...hiks ...!"
"Ya ampun, tenang Naura! Sabar!", Eva mengusap punggung Naura dengan lembut.
"Fazal, kita bicara di dalam. Kakeh dan ayah mu harus tahu hal ini!", kata Eva sambil merangkul Naura yang masih menangis sesegukan.
Fazal memukul angin yang tak nampak sama sekali. Bisa-bisanya masalah seperti ini datang di saat dirinya ingin memperbaiki hubungannya dengan Aisha.
Naura mengangkat salah satu alisnya. Ia tersenyum samar di sela isakan buaya nya. Eva sangat mudah di pengaruhi olehnya selama ini.
"Duduk dulu ya Naura, ibu panggilkan kakek dan ayah Fazal dulu!", ujar Eva.
"Iya, Tante!", jawab Naura lirih.
Fazal menatap kesal pada mantan kekasihnya itu. Tak lama kemudian, kakek Abid dan Firman pun bergabung di sofa dimana Fazal dan Naura yang tak saling bicara.
"Ada apa ini?", tanya Abid. Eva duduk di samping Naura sambil mengusap bahu perempuan itu.
"Ini Yah, Naura hamil! Fazal harus mempertanggungjawabkannya!", kata Eva.
Firman dan Abidzar spontan menoleh pada sosok yang terlihat kacau tersebut.
"Fazal!", Firman geram mendengar berita tidak mengenakan itu.
"Ayah, kek! Aku ngga pernah lakuin apa-apa sama Naura, apalagi sampai menghamilinya...itu ngga mungkin!", Fazal membela dirinya.
"Hiks...hiks ...aku tahu kamu mau memperbaiki hubungan kamu dengan Aisha. Tapi...dia darah daging kamu mas! Kalau kamu memang tidak mau dia ada, aku akan menggugurkannya!", kata Naura sambil memukul-mukul perutnya.
"Hentikan Naura!", Eva menahannya.
Fazal memijat pelipisnya karena begitu nyeri melihat keadaan ini. Siapa yang akan percaya ucapannya?
Bahkan dia menyadari jika dirinya selingkuh dengan Naura di belakang Aisha!
Firman dan Abid tak mau gegabah. Mereka tak langsung saja percaya dengan ucapan Naura. Apalagi si kakek!
Kakek Abid berpikir bahwa bisa saja ini akal-akalan Naura yang tak terima Fazal memutuskan hubungan terlarang mereka.
Sedang Firman sedang memikirkan jalan keluar. Bagaimana pun juga, reputasi keluarganya bisa rusak seandainya memang benar Fazal menghamili Naura.
"Ayah sama mas Firman ini memang ngga punya hati apa! Naura hamil lho, hamil cucu dan cicit kita!", kata Eva.
Dia memang sangat mendukung hubungan Fazal dan Naura sejak dulu. Tapi tidak dengan Firman dan Abid. Entah lah, sebagai laki-laki mereka merasa kalau Naura sedikit berbeda dengan perempuan mana pun.
Mungkin karena keduanya sudah berpengalaman menghadapi banyak wajah selama hidup.
"Buktinya apa kalau Fazal yang menghamili kamu?", tanya Firman.
"Kami...kami sering check in, om!", jawab Naura menunduk.
Fazal menggeleng cepat.
"Ngga! Mana pernah kita check in! Kamu ngga usah ngada-ngada Naura!", Fazal berdiri.
Abid meminta Fazal tenang agar kembali duduk.
Fazal meremat kedua tangannya. Marah, benci, kesal, capek dan segala rasa ada pada dirinya saat ini.
Pikirannya juga kacau, bagaimana ia akan menjelaskan pada Aisha meski tadi ia mendengar ucapan Aisha yang cukup menohok hatinya.
"Ada yang lain, mungkin yang lebih meyakinkan?", tanya Firman.
Naura menghapus air mata buayanya.
"Apa om ingin melihat video kami yang sedang....??!", ucapan Naura tersendat.
"Stop!", Firman mengangkat tangannya.
"Pulanglah! Kami akan memikirkan jalan keluar untuk masalah ini!", kata Abid.
"Yah, Naura sedang hamil cicit ayah lho! Ayah tega biarin dia pulang sendiri, udah mau magrib begini?", tanya Eva.
Abid memilih bangkit dari sofanya dan meninggalkan ruangan itu. Firman pun mengikuti jejak sang ayah.
Fazal yang kesal pun memilih beranjak ke kamar. Kakeknya pasti akan memikirkan banyak hal untuk kejelasan masalahnya saat ini.
"Naura, kamu yang sabar ya! Tante yakin kalau kekek dan ayah Fazal akan memikirkan yang terbaik buat kalian."
"Makasih Tante masih mau merangkul Naura. Padahal Tante tahu, apa yang kami lakukan adalah sebuah kesalahan!", kata Naura menunduk dalam.
Eva tak bisa berucap apa pun. Dia ingin menahan Naura di rumah ini karena hari sudah menjelang magrib.
Tapi Naura kekeh ingin secepatnya pulang agar bisa beristirahat. Dan setelah mendapatkan taksi onlen, Naura pun bergegas kembali ke rumah kakak nya yang ia tumpangi selama ini.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
"Lo cari tahu siapa Aisha Salsabila, Nik!", pinta Dion pada Nikala. Dan dengan mudahnya Nikala mendapatkan informasi tentang Aisha.
"Jadi....Aisha itu yang waktu itu ketemu di rumah sakit ? Waktu Asha di rawat di sana?
OemJi.....", kata Visnu.
"Iya, baru sadar dia yang di rumah sakit juga waktu itu."
"Pasien sempat dinyatakan koma dan meninggal dunia namun kesempatan hidup kembali.",Nikala menjelaskan.
"Jadi ini yang Lo maksud sama pertanyaan kemarin, soal reinkarnasi ada apa ngga!?", tanya Visnu. Dion hanya menggelengkan kepalanya.
"Asha sudah berada di surga, Yon!",
Kata Visnu pada sahabatnya tersebut.
"Aku kangen sama kegabudannya!", ujar Dion. Mungkin Dion pikr dirinya saja yang kehilangan Asha, mereka pun sama.
Setelah itu, mereka pun bubar ke tempat tinggal mereka masing-masing.
💜💜💜💜💜🌸🌸🌸
Terimakasih 🙏