NovelToon NovelToon
Dijebak Di Malam Pengantin

Dijebak Di Malam Pengantin

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:564.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Aura, gadis berusia 26 tahun yang selama hidupnya tidak pernah memahami arti cinta.

Karena permintaan keluarga, Aura menyetujui perjodohan dengan Jeno.

Akan tetapi, malam itu akad tak berlanjut, karena Aura yang tiba-tiba menghilang di malam pengantinnya.

Entah apa yang terjadi, hingga keesokan harinya Aura justru terbangun di sebuah kamar bersama Rayyan yang adalah anak dari ART di kediamannya.

"Aku akan bertanggung jawab," kata Rayyan lugas.

Aura berdecih. "Aku tidak butuh pertanggungjawaban darimu, anggap ini tidak pernah terjadi," pungkasnya.

"Lalu, bagaimana jika kamu hamil?"

Aura membeku, pemikirannya belum sampai kesana.

"Tidak akan hamil jika hanya melakukannya satu kali." Aura membuang muka, tak berani menatap netra Rayyan.

"Aku rasa nilai pelajaran biologimu pasti buruk," cibir Rayyan dengan senyum yang tertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Tidak mungkin

Rayyan benar-benar menepati ucapannya untuk datang ke cafe pada malam itu. Matanya menelisik ke seluruh penjuru ruangan namun dia tidak menemukan keluarga Aura atau satu orangpun yang dikenalnya disana.

"Permisi, Mas. Apa sudah reservasi? Atau ada yang bisa dibantu?" Seorang pelayan menyambut kedatangan Rayyan malam itu.

"Ehm, apa ada pesanan meja atas nama Bapak Sky atau Aura?"

Pelayan itu tersenyum lembut. "Ya, meja atas nama Aura memesan tempat di VIP room. Ada disebelah sana. Mari, saya antar Mas."

Rayyan mengikuti pelayan itu yang mengantarkannya pada sebuah pintu ruangan disana.

"Silahkan, Mas."

"Terima kasih."

Rayyan membuka handle pintu, ruangan itu benar-benar privasi, partisinya terbuat dari dinding yang kokoh, bukan kaca transparan. Didalamnya terdapat pendingin sendiri dan meja makan yang cukup besar dengan bentuk persegi panjang.

Rayyan tidak berpikir buruk, dia duduk disalah satu kursi yang kosong. Kedatangannya memang lebih cepat sepuluh menit dari waktu yang ditentukan sebab Rayyan terbiasa tepat waktu dan dia tidak mau telat hingga membuat keluarga Aura kecewa lagi pada dirinya.

Beberapa saat menunggu, Rayyan akhirnya mengadahkan wajah saat mendengar pintu ruangan itu dibuka. Sebuah seringaian diujung sana--tengah menyambut sikap terkejut Rayyan.

Rayyan jelas tahu siapa pemuda ini. Dia adalah Jeno. Calon suami Aura yang akhirnya tidak jadi menikah karena peristiwa yang telah menimpanya bersama gadis itu.

Rayyan mendengkus pelan, tak menggubris senyum mengejek Jeno dari ujung sana. Rayyan kembali duduk di kursinya dengan sikap tenang, dia tak mau tersulut kemarahan. Mereka berhadap-hadapan sekarang.

"Aku pikir kau terlalu pengecut untuk datang, nyatanya kau menunjukkan batang hidungmu disini," sarkas Jeno memulai pembicaraannya.

Rayyan masih diam, dia menanti apalagi yang akan Jeno katakan.

"Apa kau pikir Aura sudah berubah pikiran, heh? Aura mau kau nikahi, begitu?"

Jeno berdiri diujung meja panjang tersebut. Menatap Rayyan seolah tengah melakukan sidak, dalam posisi tubuh yang sedikit dicondongkan, dia mencengkram ujung meja dengan kedua tangan. Tampak geram, kesal dan marah.

"... Aura tidak akan menerima pertanggungjawabanmu itu, ke pa rat! Aura akan tetap menikah denganku!" sambung Jeno kemudian.

Rayyan menghela nafas pelan. Dia tidak bertanya apa maksud semua ini. Intuisinya mengatakan bahwa karena inilah Bi Dima meminta maaf padanya saat memberikan kabar pertemuan ini tempo hari.

Rayyan tau dia dijebak. Ini ulah Jeno. Dia tidak perlu mengkonfirmasinya pada pemuda itu. Rayyan dapat menyimpulkan sendiri.

Dengan sikap tenangnya, Rayyan hanya menatap Jeno dengan tatapan datar, terkesan meremehkan malah. Jeno bahkan sampai kesal karena Rayyan seolah tidak menggubris ucapannya. Pria itu hanya diam, seolah perkataan yang Jeno katakan sejak tadi hanyalah omong kosong saja.

"Jangan bertingkah seolah-olah kau memiliki segalanya. Kau tidak jauh lebih baik dariku, kau berada di urutan terakhir sebagai orang yang harus ku anggap saingan." Jeno menatap lurus-lurus pada Rayyan. "Kau tau apa artinya itu? Kau, tidak pantas bersaing denganku untuk mendapatkan Aura," tukasnya menekankan.

Mendengar ucapan Jeno kali ini, sudut bibir Rayyan tertarik menjadi sebuah smirk. Dia semakin tampak meremehkan Jeno. Belum apa-apa Rayyan sudah membuat Jeno semakin kesal, padahal pemuda itu belum mengucap sepatah katapun.

"Sudah? Apa ada lagi yang ingin kau katakan? Jika tidak, maka aku akan pergi. Waktuku terlalu berharga untuk meladeni orang sepertimu!" tukas Rayyan menohok.

Jeno terbelalak dengan ucapan Rayyan. Dia memindai tampang pria itu yang tersenyum meledek ke arahnya. Jeno semakin geram dengan rahang yang mengeras.

Melihat Jeno tidak lagi berkata-kata, Rayyan dengan gestur tenangnya langsung bangkit dan berjalan melewati tubuh jangkung Jeno, dia pun keluar dari ruangan tersebut.

Sementara itu, Jeno membiarkan saja, dia masih ada rencana kedua sebab ini belum seberapa.

.Menegur dan memperingatkan Rayyan saja tidak akan memberi dampak apa-apa, maka dari itulah Jeno sudah mengatur strategi lain agar pemuda itu jera. Lagipula, Jeno menyusun siasat agar dapat bertemu Rayyan bukan untuk bicara secara baik-baik pada lelaki itu.

Rayyan keluar dari cafe dan ternyata beberapa orang sudah menunggunya disana. Salah satu dari mereka adalah Aldo yang adalah sahabat Jeno. Mereka menghadang langkah Rayyan.

Sebenarnya hampir terjadi perkelahian diantara mereka, tapi tanpa pernah Rayyan perkirakan, ada seseorang yang memukulnya keras dari belakang. Sebuah balok besar telah mengenai punggung Rayyan hingga melumpuhkannya.

"Bawa dia!" titah Jeno yang baru muncul disana.

Lantas, ke-lima pria yang hampir mengeroyok Rayyan tadi langsung bergegas menuruti perintah Jeno.

...****...

Aura berjalan-jalan di sebuah supermarket yang ada disekitar tempat tinggalnya sekarang. Kini dia tinggal di sebuah Apartemen di pinggiran kota Berlin, Jerman.

Sedikit banyak, Aura mulai tenang berada disini. Dia bisa menata kembali hidupnya meski semuanya telah berbeda.

Jika ingatannya mengenai malam itu hampir kembali, Aura selalu menepis kuat bayangannya, dia tak mau mengingat sesuatu yang akan merusak mood baik juga psikisnya sendiri.

Soal belanja, Aura memang terbiasa berbelanja bulanan setiap awal bulan seperti ini. Dia pun menyusuri rak-rak yang berjejer rapi di supermarket.

Aura sudah mengisi troli belanjaannya dengan berbagai kebutuhan. Mulai dari kebutuhan dapur sampai kebutuhan yang menyangkut hal pribadi.

Sebenarnya, saat di Indonesia Aura adalah cucu dari pemilik perusahaan dan pabrik produsen kecantikan. Dia tidak pernah membeli body lotion, parfum, deodorant, kosmetik dan produk semacam itu sebab dia bisa mendapatkannya kapan saja.

Dulunya, Aura juga bekerja di perusahaan warisan itu. Akan tetapi, semuanya berantakan sejak masalahnya dengan Rayyan terjadi. Aura memilih vakum untuk sementara, entahlah sampai kapan dia akan terus seperti ini. Entah kapan pula dia akan kembali beraktivitas seperti dulu.

Saat Aura melewati rak-rak yang menjual pem balut, dia ingin mengambilnya beberapa tapi disanalah Aura tersadar akan sesuatu. Bulan lalu dia tidak mendapatkan tamu bulanannya.

Mood Aura tiba-tiba rusak. Dia segera membayar belanjaannya meski tau masih ada yang kurang sebab dia belum membeli peralatan mandi. Aura buru-buru masuk ke kamar Apartmennya, meletakkan kantong-kantong yang berisikan barang belanjaannya. Lalu dia melesat ke kamarnya.

Aura mencari-cari disana dan dia menemukan apa yang dia cari. Pem balut nya benar-benar tidak terusik sejak dia berangkat ke Jerman atau lebih tepatnya sejak terjadi sesuatu dengannya dan Rayyan.

Perasaan Aura semakin berkecamuk. Ini sudah sebulan sejak kejadian itu.

Sepintas ingatan justru membuatnya terngiang akan ucapan Rayyan tempo lalu.

"Lalu, bagaimana jika ... kamu hamil?"

Meski pada hari itu Aura selalu menyangkalnya, selalu meyakinkan diri bahwa semua tidak akan terjadi dan baik-baik saja, tapi hari ini pemikirannya menjadi terpecah belah. Keyakinannya soal tak mungkin ada kehamilan menjadi bimbang.

"Gak, gak mungkin." Aura menggeleng keras. "Aku gak mungkin hamil, kan?" lirihnya pada diri sendiri.

Aura mengambil ponselnya dan segera menghubungi sang Mama. Dia mungkin bisa menangani segala masalah dan aspek soal pekerjaannya. Tapi menyangkut yang satu ini Aura tidak bisa, Aura menyerah, dia akan meminta saran dari ibunya.

...Bersambung ......

1
Erry Shintia
Luar biasa
Sita Sit
kereñnn ,buat aura bener2 menyesali perbuatannya sama rayyan
Sita Sit
baru nyesel ya ra ,kasian Rayyan ya
Sita Sit
rasain kau aura,gak ada rasa syukurnya dpt suami sempurna gitu
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Chyntia Rizky 🖋️: gak baca tp bisa menilai karya saya dgn bintang satu. besok-besok buat karya sendiri saja ya kak... yg mungkin bisa sampe bintang 10. terimakasih sudah kesini. sepertinya semua novel yg dikunjungi tidak ada yg bagus menurut kakak🙏🏻
total 1 replies
Sita Sit
karyamu bagus bagus Thor ,semangat ,aku mau coba baca semua
Siti Nina
oke
74 Jameela
Bagus ceritanya..smngt&sukses kak
Juan Sastra
bagus thorr
Juan Sastra
hadeeeh rayyan harusnya tuh bilangnya,, makasih sayang sembari cium cium
Juan Sastra
syukur,,,
Juan Sastra
mati saja kau aura,,, semoga di perkosa benaran oleh sandy biar gila sekalian kau.. bego banget
Juan Sastra
lama amat sih masalah man bisa buat aura klepek klepek,, bikin cemburu baru bisa
Juan Sastra
kasih poto aja lagi makan siang perempuan cantik, pasti uring uringan tuh
Syahilla Naazifa
Luar biasa
Syahilla Naazifa
Lumayan
khitara
ya.....rasakan sendiri
khitara
wow wow wow
khitara
aaaa....bagus banget ceritanya thor.....mampir juga kelapak q thor, di paksa mencintai dan cinta gadis dingin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!