Regina, memilih bercerai dari sang suami yang telah menikahinya selama 5 tahun.
Dia selalu tidak terlihat di depan sang suami karena perempuan lain yang dicintai suaminya.
Namun setelah bercerai, ternyata malah menjadi awal dari kisah cintanya bersama sang adik ipar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Kekurangan uang
Sementara di perusahaan, asisten Kevin berjalan memasuki ruangan Kevin, dan menemui Kevin yang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di mejanya.
"Tuan muda, pagi ini, tuan muda Arvin dan Nona Regina berangkat ke Jepang, sepertinya hendak melakukan pemeriksaan kesehatan yang sebelumnya tertunda.
"Apa?" Kevin terkejut, dia tak menyangka kalau Regina akan melakukan pemeriksaan kesehatan secepat itu.
"Saya sudah menghubungi kepala Rumah sakit untuk mengatur kenalannya di Jepang sesuai rencana semula. Namun kepala Rumah sakit mengatakan, jika hanya ada beberapa rumah sakit yang bisa ia tangani, sementara rumah sakit rumah sakit lainnya mungkin akan sulit untuk--"
"Lakukan apapun untuk masalah ini! Kalau perlu keluarkan uang sebanyak mungkin, aku tidak masalah," ucap Kevin.
"Maaf tuan muda, tapi anda dibatasi untuk menggunakan uang perusahaan dan kartu kredit dari keluarga Taliban telah diblokir oleh tuan besar, sehingga saat ini hanya ada tersisa sekitar 3 miliar di rekening Anda yang bisa digunakan," ucap sang asisten membuat Steven sangat terkejut.
Uang 3 miliar itu adalah jumlah yang sangat kecil, tidak mungkin dia semiskin itu!
"Bagaimana bisa uangnya hanya tersisa 3 miliar?!" Kevin membentak dengan marah sebab seluruh bagian keuangannya diatur oleh sang asisten, jadi jika terjadi masalah, maka sang asisten lah yang sepenuhnya bertanggung jawab.
Sang asisten sudah menduga Kevin akan bereaksi seperti itu, sehingga dia berkata, "Anda baru saja membelikan mobil senilai 12 miliar untuk Nona Selena, dan kemudian pakaian serta barang-barang mewah lainnya dengan total semua belanjaan mencapai 10 miliar dalam Minggu ini, dan diakumulasikan dengan minggu-minggu sebelumnya serta bulan-bulan sebelumnya, maka--"
"Sial!" Kevin berteriak marah, dia melemparkan barang pajangan di atas meja yang terbuat dari kaca membuat barang tersebut langsung pecah di dinding dan sang asisten menutup matanya agar tidak tersentak kaget.
"Aku tidak mungkin semiskin itu! Lalu bagaimana dengan uang perusahaan?" Tanya Kevin.
"Saya minta Maaf, sepertinya Anda tidak bisa menggunakan uang perusahaan secara sembarangan sebab tuan besar sedang mengawasi pengeluaran dan segala hal yang tuan muda lakukan di perusahaan, jika sampai ada kesalahan sedikit saja, maka saya cemas Anda mungkin tidak bisa mengambil kembali posisi anda dalam satu bulan," ucap sang asisten membuat Kevin tertawa konyol.
"Ha ha ha... Pria tua itu memang sangat menyebalkan, dia memblokir akses ku ke rekening keluarga taliban, dan mengawasi seluruh gerak-geriku di perusahaan! Siapkan mobil, aku akan menemui pria tua sialan itu!" Tegas Kevin sambil meraih jasnya.
"Tuan muda, tapi 30 menit lagi ada rapat dengan perwakilan dari Ab corporation, dan ini menentukan kerjasama kita dengan mereka untuk proyek besar yang menyangkut pembangunan di--"
"Tunda pertemuannya!" Perintah Kevin.
"Jadwal mereka sangat padat, saya sudah menghubungi asistennya sebelumnya, dan mengatakan nanti sore akan langsung berangkat ke luar negeri untuk sebuah urusan bisnis, sekitar 2 minggu di sana baru kembali, Jadi jika--"
"Diam!!!" Teriak Kevin mengambil pajangan lainnya dan melemparkannya ke sang asisten tetapi untungnya sang asisten dengan sigap melangkah ke samping membuat pajangan tersebut tidak mengenainya namun jantungnya hampir saja bergelinding ke lantai gara-gara terkejut.
Dia pasti akan mati jika benda sebesar itu mengenainya!
"Keluar!!" Teriak Kevin dengan muka memerah dan urat-urat yang menegang di leher dan wajahnya.
Sang asisten dengan cepat berlari keluar dari ruangan itu, tidak berani berbicara lebih panjang lagi pada kevin.
Setelah sang asisten pergi, Kevin pun duduk di kursinya dengan meramas rambutnya, sekarang Dia tidak punya pilihan lain, dia harus bertemu dengan para perwakilan itu, atau kalau tidak, posisinya benar-benar tidak akan kembali dalam satu bulan lagi.
Apalagi kakeknya bukan orang yang bisa bermurah hati untuk mentolerir sebuah kesalahan.
Lagi pula jika dia pergi menemui sang kakek, belum tentu dia diijinkan masuk ke kediaman keluarga Taliban sehingga Kevin merasa begitu pusing dan stres memikirkan langkah apa yang harus diambil.
Ketika pria itu sedang pusing berpikir, dia tiba-tiba berpikir untuk menjual semua barang-barang mewah yang sebelumnya ia belikan untuk Selena.
Kalau menjual semuanya, maka kemungkinan masih cukup untuk seluruh biaya transplantasi hati untuk Selena.
Setelah berpikir demikian, Kevin pun memutuskan untuk membicarakan masalah ini dengan Selena nanti.
Karena pikirnya, Selena pasti akan mengerti sebab perempuan yang baik, lembut dan tulus itu memiliki hati yang baik dan merupakan perempuan penurut.
apa lagi yg kau rencanakan selena?
yaa Ampun jangan sampai terjadi sesuatu sama regina...
🤔🤔👍🌹❤🙏
penasarnnnn..
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
cinta boleh tp Jangan jadi orang bodoh donk... 😖😖
ternyata Selena ini mank parasit luar binasa...
kapan ya kira kira dia hancur
aku sudah sangat geram
masih aja ketipu sama Selena,, 🤪
klo Kevin ntar ngamuk Selena nya 😅
udah sabotase aja op si Selena Megi,biar cepat koid 😆😆😆😆😆
biar Arvin tau siapa selena..
lalu kasih tau kevin..
biar matanya terbuka..
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤