Gadis Gendut Istri Sang CEO

Flasback On Clarissa.

Clarissa baru turun dari mobil lalu masuk ke dalam kantor. Karna recepsionis sudah tau kalau Clarissa suami bosnya, ia tak menanyakan hal apapun dan hanya tersenyum saja.

Sata hendak memasuki lift Clarissa berpapasan dengan Michael yang juga ingin naik ke lantai atas. Jelas Michael menampakkan wajah ketakutan. Ia takut nanti Clarissa akan salah paham jika melihat ada wanita lain di ruangan Ken. Lantas ia berinisiatif memberi tau Clarissa semuanya.

"Maaf nona, tadi diruangan Tuan Ken ada kakaknya Jennie. Dia datang kemari ingin bertemu dengan Tuan Ken. Entah pembicaraan apa yang dilakukan, kalau dari gerak-geriknya pasti dia ingin meminta Tuan Ken kembali pada adiknya." papar Michael berbicara panjang lebar.

"Kakaknya Jennie? Bukannya dia tidak punya saudara?" tanya Clarissa memastikan.

"Jennie mempunyai kakak tiri yang selama ini tinggak diluar negri karna meneruskan S2 nya. Mereka sesama ayah namun berbeda ibu. Mama Lanni meninggal sebab melahirkannya. Dan satu kemudian papa Lanni menikahi mama Jennie. Hingga Lanni berusia dua tahun baru lah istri Tuan Mahendrah hamil Jennie" jelas Michael secara rinci.

"Lah kamu kok tau semuanya?" tanya Clarissa heran.

"Karna Tuan Ken selalu bercerita dengan saya. Apa Tuan Ken tidak mengatakan bahwa saya adalah sahabatnya bukan hanya sekedar asisten dan sekretaris?" tanya Michael.

"Tidak, Mas Ken tidak pernah mengatakan itu. Lalau kenapa dia dibiarkan berdua dengan suamiku di dalam"

"Maaf nona karna Tuan Kendrick menyuruh saya keluar. Hmm hati-hati nona dengan wanita itu karna dia sama licik dengan adiknya. Jangan gampang terpancing dengan dia nanti" Michael mencoba memperingati Clarissa agar tidak terpancing suasana.

"Tenang saja saya bukan tipe orang seperti itu" jawab Clarissa santai.

Ting....

Pintu lift terbuka, mereka melangkah bersama menuju ruangan Kendrick. Clarissa sempat mendengarkan sejenak pembicaraan mereka. Karna suara Ken terdengar jelas sehingga saat Clarissa menempelkan daun telinganya di pintu bisa terdengar.

Saat suara Ken sudah tidak terdengar lagi. Clarissa membuka gagang pintu sedikit dan melihat Lanni mencoba menggoda suaminya. Tapi Clari tau kalau Kendrick selalu menghindar. Dan hal tak terduga didepan mata Clarissa membuatnya langsung membuka pintu dengan keras.

Ceklek...

"Mas Ken!!" pekik Clarissa

Michael tak mau ikut campur dan memilih diam di luar pintu. Ia hanya mendengarkan dibalik dinding dan berdoa agar tidak ada perang dunia. Tapi reaksi Clarissa membuatnya terkejut dan melebarkan pandangannya. Ia merasa puas saat dua tamparan mendarat di pipi Lanni.

Diluar Michael tertawa lepas karna melihat Lanni memegangi pipinya karna tamoaran keras dari Clarissa. Ia tau bahwa nona nya tidak akan muda terpengaruh dengan suasana maupun keadaan dan hasutan.

Flasback Off Clarissa.

🌺🌺🌺

Diperusahaan milik keluarga Danata. Faero baru selesai rapat dengan koleganya. Sepanjang rapat tadi pikirannya terus tertuju pada Eveline. Ucapannya tempo hari bergelayut didalam kepala Faero.

Ia frustasi sampai kebawa dalam urusan pekerjaan. Dia terus berpikir siapa yang sudah berhasil merebut hati Eveline selain dirinya. Namun tak menemukan jawaban sama sekali.

"Ada...!!"

"Dia itu tampan, gagah, tegas, dan galak banget tapi aslinya baik. Dia selalu bisa membuatku senang dengan omelannya. Sifatnya yang cuek membuat hatiku menyukainya"

"Arrgh!!......kenapa gak dari dulu saja sih aku mengakuinya. Aku telat untuk menyadari perasaanku sendiri." Faero berteriak putus asa sambil mengacak-acak rambutnya dan menendang kursinya.

"Apa tidak ada ruang untukku dihatinya? Tapi aku harus mengakuinya dari pada kepalaku terus terbebani seperti ini dan mengganggu pekerjaanku......diterima atau tidak itu urusan nanti, aku hanya mau dia tau tentang perasaanku padanya walau pun sudah ada orang lain yang mengisi hatinya" gumam Faero lalu keluar menemui Theo.

"Theo...." panggil Faero yang melihat Theo hendak memasuki lift.

"Iya tuan ada yang bisa saya bantu?" tanya Theo sedikit membungkuk.

"Mana kunci mobilku?" pinta Faero.

"Tuan ingin kemana biar saya antar" jawab Theo sopan.

"Gak usah, kau dikantor saja.....mana kunci mobilnya aku gak ada waktu cepet" Faero memaksa Theo untuk menyerahkan kunci mobilnya yang selalu dibawa oleh Theo.

Theo pun menyerahkan kunci mobilnya. Faero langsung memasuki lift dan memencet tombol lantai paling bawah.

*****

Lanni terus mengumpat sepanjang jalan. Ia mengerang kesakitan mana kala melihat kedua pipinya yang merah dan sudut bibir nya yang sedikit robek karna tamparan dari Clarissa.

Ia terus bergumam kesal melihat reaksi Clarissa yang menurutnya bar-bar. Ia memasuki rumah dengan wajah kemarahan. Saat sudah di dalam ia langsung mengadu pada ayahnya soal kejadian tadi.

Kebetulan Mahendrah berada dirumah. Ia sangat terkejut melihat kedua pipi putrinya memerah. Dia langsung berdiri dari duduknya yang saat ini ada diruang tengah. Mahendra terpantik kemarahan saat Lanni bercerita penyebab dari kejadian tersebut. Tapi Lanni tidak menceritakan semuanya dengan jujur.

Raina yang baru saja menuruni tangga langsung menghampiri Lanni. Ia juga merasa syok melihat pipi Lanni. Segera Raina meminta pelayan untuk mengambilkan kotak P3K dan air hangat.

"Dasar perempuan itu, cantik juga aku kenapa malah milih perempuan seperti dia. Duh ma perih rasanya pipiku" keluh Lanni.

"Sebentar ya sayang setelah ini mama akan obati" jawab Raina menenangkan.

"Ini nyonya!!" ucap pelayan sembari memberikan air hangat dan kotak P3K.

Raina menerimanya lalu mengompres lebam dipipi Lanni dengan air hangat pelan-pelan. Lanni mengerang kesakitan. "Sabar sayang sedikit lagi"

"Biar aku sendiri saja ma" Lanni mengopres pipinya sendiri.

"Dia harus diberi pelajaran. Berani sekali menamparmu, memangnya dia punya hak apa? Ck perempuan kampung memang begitu tidak tau tata krama. Tenang saja sayang papa akan memberi dia pelajaran yang berharga" ujar Mahendra sembari membelai rambut Lanni.

Lanni mengangguk lalu memutuskan pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Rasa sakit dipipinya tak sebanding dengan rasa malu yang dia terima saat keluar dari kantor. Semua karyawan seolah mengejeknya dan menganggap Lanni wanita murahan untuk mengemis cinta.