Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 : Fahira
Sebelum penyakit leukemia merenggut kebahagiaan mereka, hubungan Elvano dan Fahira adalah gambaran cinta sejati yang penuh dengan kehangatan dan saling mendukung. Mereka berdua telah melalui banyak pengalaman bersama yang memperkuat ikatan mereka, menjadikan hubungan mereka semakin dalam dan berarti.
Elvano dan Fahira bertemu di sebuah acara komunitas. Ketika itu, Fahira yang ceria dan penuh energi langsung menarik perhatian Elvano. Mereka berbincang-bincang dengan akrab, berbagi tawa dan cerita. Dari pertemuan pertama itu, mereka merasakan adanya koneksi yang kuat, seolah-olah mereka telah saling mengenal sejak lama.
Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka tumbuh semakin erat. Mereka menjalani berbagai aktivitas bersama, mulai dari memasak di dapur, berjalan-jalan di taman, hingga merencanakan liburan kecil. Kebersamaan mereka dipenuhi dengan momen-momen sederhana namun berarti. Fahira selalu berhasil menghibur Elvano dengan senyum lebar dan candaan, sementara Elvano menjadi pendengar yang baik dan pelindung bagi Fahira.
Elvano selalu ada untuk Fahira, terutama saat dia menghadapi tantangan di tempat kerja. Fahira adalah seorang guru yang sangat mencintai murid-muridnya. Saat menghadapi masalah, Elvano selalu memberikan dukungan dan dorongan, meyakinkannya bahwa dia mampu melewati segala rintangan. Sebaliknya, Fahira juga menjadi sumber semangat bagi Elvano. Dia selalu mendorong Elvano untuk mengejar impian dan cita-citanya, mempercayai bahwa dia bisa mencapai semua yang dia inginkan.
Pasangan ini mempunyai banyak rencana untuk masa depan. Mereka bermimpi untuk memiliki rumah yang nyaman, membangun keluarga, dan bahkan merencanakan untuk memiliki anak. Diskusi tentang nama-nama anak dan bagaimana mereka ingin membesarkan anak-anak mereka selalu menjadi topik hangat yang membuat mereka berdua tersenyum.
Mereka juga sering berbagi impian dan harapan, menyusun rencana untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang mereka inginkan. Setiap rencana yang mereka buat dipenuhi dengan semangat dan harapan akan masa depan yang cerah.
Cinta mereka semakin kuat seiring dengan waktu. Mereka sering menghabiskan waktu di malam hari, berbagi cerita dan menyaksikan bintang-bintang di langit. Fahira selalu merasa tenang di pelukan Elvano, sementara Elvano menemukan ketenangan dalam suara lembut Fahira. Setiap detik yang mereka habiskan bersama adalah investasi dalam hubungan yang mereka bangun.
Namun, semua kebahagiaan ini mulai terguncang saat Fahira didiagnosis menderita leukemia. Penyakit itu datang tanpa peringatan, menghancurkan semua rencana dan impian yang telah mereka buat. Meskipun menghadapi tantangan yang sangat berat, Elvano dan Fahira bertekad untuk saling mendukung dan berjuang bersama, mengingat cinta yang telah mereka bangun dan kekuatan yang telah mereka temukan dalam satu sama lain.
...****************...
Ruang rumah sakit yang sepi, hanya ada suara detak jam dinding dan sesekali suara langkah kaki perawat. Elvano duduk di kursi samping ranjang tempat istrinya, Fahira, terbaring lemah. Cahaya lampu yang redup menciptakan suasana muram di dalam ruangan.
Elvano memandang wajah Fahira yang pucat, tubuhnya yang dulu bugar kini terkulai lemah. Rasa cemas dan putus asa menyelimuti hatinya. Dia mengingat kenangan-kenangan indah mereka yang kini terasa sangat jauh. Tawa dan kebahagiaan yang pernah ada seolah menguap, tergantikan oleh kesedihan yang mendalam.
Ketika dokter masuk ke ruangan, Elvano segera berdiri. Dokter itu, Dr. Arya, adalah orang yang selalu memberikan informasi mengenai kondisi Fahira. Raut wajah dokter menunjukkan kesedihan, dan Elvano merasakan firasat buruk saat melihatnya.
"Elvano, saya perlu berbicara dengan Anda tentang kondisi Fahira." Ucap Dokter Arya dengan serius.
Elvano merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia tahu bahwa berita yang akan disampaikan tidak akan mudah. Dia mengangguk, bersiap menerima kenyataan yang menyakitkan.
Dokter Arya menjelaskan, "Setelah serangkaian tes dan pemeriksaan, saya telah mendapatkan hasil yang jelas. Fahira menderita leukemia, jenis kanker darah yang mempengaruhi sel-sel darah putih. Saya telah mencoba berbagai pengobatan, tetapi kondisinya semakin memburuk."
Kata-kata dokter seperti petir di siang bolong. Elvano merasa seolah dunia di sekelilingnya runtuh. Dia tidak bisa mempercayai bahwa istrinya, yang selalu penuh semangat dan cinta, kini terbaring di tempat tidur dalam keadaan seperti ini.
"Apa maksud Anda, dokter? Ada harapan untuk kesembuhannya? Dia masih muda dan kuat!" Tanya Elvanon dengan suara yang sedikit bergetar.
Dengan penuh empati, Dokter Arya berkata, "Saya telah berusaha semaksimal mungkin. Saya melakukan kemoterapi dan perawatan lainnya, tetapi sel-sel kanker telah menyebar dan menyebabkan kerusakan yang signifikan. Saya sangat menyesal, Elvano. Saya akan terus memberikan perawatan terbaik yang saya bisa, namun saya ingin Anda bersiap untuk kemungkinan terburuk."
Air mata mulai mengalir di pipi Elvano. Dia merasa hancur melihat istrinya berjuang melawan penyakit yang sangat mengerikan. Setiap kenangan indah bersama Fahira muncul dalam pikirannya, mengingat betapa bahagianya mereka saat merencanakan masa depan bersama.
Elvano berkata dengan suara penuh kesedihan "Tidak, ini tidak mungkin terjadi. Kami ingin memiliki seorang anak, menjalani hidup bersama. Dia tidak pantas mengalami ini."
Dr. Arya menepuk bahu Elvano dengan lembut, berusaha memberikan dukungan. Dia tahu betapa sulitnya situasi ini bagi Elvano dan Fahira. "Saya mengerti rasa sakit dan harapan Anda. saya akan terus berjuang bersama Fahira. Yang terpenting, berikan dia dukungan dan cinta Anda. Itu adalah obat yang sangat berharga dalam masa-masa sulit ini."
Elvano mengangguk, berusaha menahan air matanya. Dia tahu dia harus menjadi pilar kekuatan bagi Fahira. Dia ingin istrinya merasa dicintai dan tidak sendirian dalam perjuangannya. Elvano bertekad untuk memberikan segalanya untuk Fahira, meskipun harapan semakin tipis.
Dengan langkah berat, Elvano kembali ke sisi ranjang Fahira. Dia menggenggam tangan istrinya, merasakan kehangatan meskipun tubuhnya dingin. Dia membisikkan kata-kata penuh cinta, berjanji untuk selalu berada di sampingnya, tidak peduli seberat apa pun perjuangan yang harus mereka hadapi. "Fahira, aku akan selalu bersamamu. Kita akan menghadapi ini bersama. Kamu tidak sendirian." Ujar Elvano kepada Fahira dengan penuh cinta.
Dalam hati Elvano, meskipun kesedihan menyelimuti, dia bertekad untuk berjuang bersama Fahira. Dia tahu bahwa cinta mereka adalah kekuatan yang tidak bisa dihancurkan oleh penyakit apapun. Dia berharap bahwa suatu hari nanti, mereka bisa melihat kembali seluruh perjalanan ini dengan senyuman, meskipun saat ini semuanya terasa gelap dan penuh ketidakpastian.
...****************...
Saat Shereny dalam perawatan dan penanganan di rumah sakit, ia merasakan cinta yang dalam kepada Shereny. Begitu takutnya dia kehilangan untuk kedua kalinya. Bahkan ia terus menatap Arga yang berdoa penuh harapan agar Shereny bisa di selamatkan. Terutama dengan janinnya. Arga bahkan menangis dan terus menatap ruang operasi dengan tatapan yang penuh dengan kesedihan mendalam. "Mama Shereny, Arga ingin mama selamat dan bermain kembali denganku. Akan ku tunjukkan banyak gambar untuk mama."