Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tubuh Nabila
"Mas bisa tolong ambilin obat gak di kamar Nabila, perut aku sakit banget, gak sanggup jalan." Pinta Raya yang terbaring lemah di ranjang karna nyeri di perutnya gara-gara tamu bulanan.
Entah mengapa jika tamu bulanannya sudah datang, Raya merasakan nyeri dan keram di perutnya yang amat sangat, bahkan untuk sekadar bangun saja ia tidak sanggup. Padahal teman-temannya tidak begitu parah sepertinya.
"Males ah, aku beli aja ya ke apotek?" Tolak Nadeo.
Nadeo malas sekali jika sudah berurusan dengan yang namanya Nabila, seolah-olah Nabila adalah sebuah kutukan untuknya. Apalagi disuruh untuk ke kamarnya, ogah sekali Nadeo.
"Jangan Mas, lama. Biasanya aku selalu minta ke Nabila. kamu liat aja di lacinya. kamu pasti tau yang mana."
"Enggak ah, aku males ke kamar dia, ketemu dia." Nadeo tetap kekeh menolak.
"Dia belum pulang Mas, ayolah perut aku sakit banget, gak tahan lagi nih!" Rengek Raya.
"Iya deh, besok-besok kamu jangan lupa stok obatnya lagi." Protes Nadeo.
Akhirnya terpaksa Nadeo bangkit dan keluar untuk ke kamar Nabila, jika bukan karna Raya sakit dan Raya yang menyuruh, ogah Nadeo ke kamar perempuan itu.
Nadeo paling benci ke kamar Nabila, semua yang berhubungan dengan Nabila, Nadeo tak menyukainya. Selama menikah dengan Nabila, hanya beberapa kali saja Nadeo ke kamar Nabila. Itu pun karna hal penting, seperti mengajak Nabila pulang ke rumah Ibu, itu pun Nadeo tidak pernah masuk ke kamar, hanya berdiri di luar saja.
Sampai di depan kamar Nabila, Nadeo langsung membuka pintu dab masuk, tanpa mengetuk terlebih dahulu, karna ia pikir tidak ada orang, Nabila belum pulang kerja.
Betapa terkejut Nadeo ketika melihat ke dalam kamar, Nabila hanya mengenakan handuk yang sangat pendek, sehingga seluruh pahanya terpampang dengan jelas hampir memperlihatkan organ intim nya, belum lagi dada dan leher yang terekspose begitu saja, seolah sedang mengundang gairah lawan jenisnya. Sedangkan di kepala ada handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya yang basah seusai mandi tadi.
Seketika naluri kelaki-lakian Nadeo bangkit dari dalam celana, dan nafasnya memburu begitu saja. Pasalnya baru kali ini ia melihat Nabila begitu terbuka. Karna biasanya ia menggunakan gamis syar'i atau baju kantor yang hanya menampakkan mukanya saja, dan pakaian yang ia kenakan longgar semua.
Nabila juga tak kalah terkejutnya, dan reflek mengambil selimut dan menyelimuti seluruh tubuhnya. Nabila begitu malu, karna hingga detik ini belum ada laki-laki satu pun yang melihat tubuhnya.
"Mas ngapain kesini? kenapa gak ketok pintu dulu?" Cecar Nabila kesal. Mengapa Nadeo main nyelonong saja.
Ia kesal, mengapa ia begitu ceroboh, hingga lupa menutup pintu. Tapu ini bukan salahnya. Nadeo kan tidak pernah ke kamarnya, jadi ia merasa tak ada yang perlu di khawatirkan. Nadeo adalah tipe cuek dan dingin, yang kalau mau bicara, menunggunya di bawah. Hanya sesekali jika terdesak ia akan ke kamar Nabila, dan itu hanya di pintu saja. Tak lupa juga ia mengetuk pintu. Tapi mengapa malam ini ia begitu sial dan kecolongan?
"Eh,,, anu,,, itu.." Nadeo tergagap tak tahu harus menjawab apa. "Permisi dulu ya Bil?"
Nadeo segera menarik knop pintu kamar Nabila dan keluar. Jantungnya berdetak kencang, nafsu birahi juga menguasai dirinya. Jujur tubuh Nabila sangat indah dan sexy, membuat sesuatu di dalam sana meronta-ronta ingin bangun. Nadeo menenangkan diri dahulu dengan menarik nafas berkali-kali untuk menetralkan detak jantungnya yang masih terkejut disuguhi pemandangan yang begitu indah.
Sempurna dan indah. begitulah lekuk tubuh Nabila yang selalu terbayang-bayang di ingatan Nadeo.
Nadeo segera turun dan masuk ke kamarnya lagi, Raya yang melihat Nadeo dengan nafas terengah-engah jadi bingung.
"Kenapa Mas?" Tanya Raya heran melihat suaminya itu sudah seperti orang ketakutan karna di kejar setan.
"Ah.. euhmm itu, enggak kok. Capek turun tangga!" Jawab Nadeo
"Oh.."
"Aku tadi cari obatnya, gak ada." Ucap Nadeo bohong.
"Yaudah deh Mas gak papa, mungkin udah habis. Tidur aja yok? Perut aku juga udah mendingan."
Nadeo mengangguk dan segera naik ke ranjang untuk tidur. Entah ia bisa tidur atau tidak. Bayang-bayang Nabila memenuhi pikiran Nadeo. Sepertinya kejadian tadi membuatnya susah untuk terlelap.
...****************...
Beberapa hari sudah berlalu sejak Nadeo tak sengaja melihat Nabila memakai handuk. Tapi Nadeo masih tidak bisa melupakan Nabila. Bayang-bayang Nabila selalu menghiasi malam-malamnya. Nadeo dan Nabila juga nampak canggung dan salah tingkah saat berpas-pasan di rumah.
Malam sudah larut, bunyi jangkrik bernyanyi terus terdengar menghiasi malam. jam sudah menunjukkan pukul 1 lewat 45, namun mata Nadeo masih sulit untuk terpejam. Berbalik ke kanan dan ke kiri tak juga mampu membuatnya terlelap.
"Kenapa sih gue gak bisa tidur?" Gerutu Nadeo kesal yang tak bisa menghilangkan pikirannya pada Nabila.
Nadeo melirik wanita yang ada di sampingnya, wanita itu sudah lama tidur dan pergi ke alam mimpinya. Wanita yang membuatnya menolak Nabila, dan tak mau memberikan kesempatan pada istri pertamanya.
"Kenapa kebayang Nabila terus sih?"
Hanya karna Nabila, Nadeo malah terbawa ke alam mimpi menyetubuhi istri pertamanya itu. Sangking teringatnya Nadeo pada Nabila. Ada sesuatu yang membuatnya penasaran dan tak bisa ditemukan pada perempuan lain. Padahal Nabila adalah perempuan yang tidak disukainya dulu.
"Kalo di pikir-pikir Nabila emang cantik sih!" Ucap Nadeo sambil tersenyum.
Entah Nadeo sudah mulai menyukai Nabila, hingga baru menyadari bahwa istri pertamanya itu ternyata adalah perempuan yang cantik. Kecantikan dan kebaikan Nabila selama ini tertutup dengan cinta Nadeo pada Raya.
...****************...
Weekend kali ini Nabila menghabiskan waktunya dengan Cinthya untuk shoping dan makan-makan. Rasanya lama sekali sudah dua wanita ini tidak menghabiskan waktu bersama, dikarnakan Nabila yang sudah bekerja dan cinthya yang sibuk dengan skripsinya.
Setelah akhirnya capek dan perut mareka minta diisi, akhirnya mareka berdua mampir ke salah satu resto dan memesan ayam bakar juga dua minum matcha. Mareka asik berbagi cerita sambil menyantap makanan.
"Lama ya udah kita gak ngabisin waktu bersama?" Ujar Cinthya.
"Iya nih, jadi sekretaris itu capek banget, kadang hari libur juga harus kerja. Dan jam kerjanya itu lebih banyak dari pada yang lain." Keluh Nabila.
"Tapi gajinya gede juga kan?"
"Lumayan lah" Sahut Nabila manggut-manggut.
"Untung pak bosnya ganteng ya?" Goda Cinthya.
"Ih.. apaan sih!" Balas Nabila malu-malu.
Entah mengapa nnabila merasa malu-malu jika Cinthya menggodanya dengan Egy. Jujur saja pak CEOnya itu selalu memberikan perhatian lebih ke padanya, layaknya laki-laki yang menyukai lawan jenisnya. Tidak mungkin kan ini namanya cinta, tapi perasaan Nabila juga nyaman saat dekat dengan Pak Egy.
"Eh ada yang mau aku omongin nih sama kamu!" Kata Cinthya mulai agak serius
"Apa tuh?" tanya nabila
"Kemarin dewangga ngelamar aku!" Jawab Cinthya dengan raut bahagia dan mata yang berbinar.
"Hah, serius? Ya ampun!" Nabila juga nampak antusias dan bahagia mendengarnya. "Selamat ya Cin, aku ikut senang." Ucap Nabila seraya memeluk Cinthya sesaat.
"Jadi kita mau adain lamaran resmi, mungkin minggu depan. Pokoknya lo harus datang, gue gak mau tau!" Pinta Cinthya dengan nada protes dan menuntut.
"Iya aku pasti dateng kok, lo tenang aja. Masa di hari bahagia sahabat aku, aku gak datang!"
"Awas aja kalo sampe gak datang!" Ancam Cinthya.
"Iya, aku jadi iri nih sama kamu, kok bisa percintaan kamu semulus itu sih?" Imbuh Nabila dengan nada tidak semangat.
Cinthya mengelus tangan sahabatnya dan tersenyum menyemangati.
"Aku yakin kok Bil, lo akan dapetin orang yang akan mencintai lo apa adanya." Cinthya menyemangati. "Mungkin aja nanti sama Pak Egy. Kayaknya dia juga naksir sama lo!" Goda Cinthya kemudian.
"Ah enggak!" Bantah Nabila tersenyum malu.
"Kalau iya, lo mau gak?" Pertanyaan jebakan.
"Jangan bahas aku dulu, sekarang bahas kamu, kamu hutang cerita nih sama aku." Kata Nabila mengalihkan topik tentang dirinya. "Pengen denger cerita kamu sama dewangga dulu dong, penasaran."
"Iya-iya."
Nabila dan cinthya pun larut dalam ceritanya masing, saling berbagi dan curhatan.
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan