NovelToon NovelToon
Dendam Cinta Tuan Alvin

Dendam Cinta Tuan Alvin

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Mafia / Balas Dendam / CEO
Popularitas:245.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurma Azalia Miftahpoenya

Karena dendam pada Seorang pria yang di yakini merebut wanita pujaannya sejak kecil, Alvino Maladeva akhirnya berencana membalas dendam pada pria itu melalui keluarga tersayang pria tersebut.



Syifana Mahendra, gadis lugu berusia delapan belas tahun yang memutuskan menerima pinangan kekasih yang baru saja di temui olehnya. Awalnya Syifana mengira laki-laki itu tulus mencintainya hingga setelah menikah dirinya justru mengetahui bahwa ia hanya di jadikan alat balas dendam oleh sang suami pada Kakak satu-satunya.



Lalu, apakah Syifana akan terus bertahan dengan rumah tangga yang berlandaskan Balas Dendam tersebut? Ataukah justru pergi melarikan diri dari kekejaman suaminya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma Azalia Miftahpoenya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu Sakit

Vino kelabakan ketika ada seseorang yang memasuki ruangan itu dan memergoki aksinya. Sedangkan Fana, gadis itu bahkan sama sekali tidak paham dengan apa yang hampir terjadi antara dia dengan laki-laki yang lebih tua darinya itu.

Gevano masih saja mengepalkan tangan dan menggeremaratakan giginya hingga bergemelatuk menahan emosi yang saat ini mencapai ubun-ubun. Gadis yang di sukai olehnya hampir saja di cium oleh orang lain.

"Syifa, bisa tolong bude sebentar?" Wanita paruh baya itu berusaha mengalihkan suasana tidak enak yang terjadi di kamar itu dengan membawa Syifana pergi.

Gadis cantik berkulit putih itu menurut, ia bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati sang bude. Bude Nur segera menarik lengan Syifana menjauh dari kedua laki-laki yang sepertinya sama-sama menyukai gadis remaja itu.

"Mau minta tolong apa, Bude?" tanya Syifana begitu mereka sudah berada di dapur.

Wanita paruh baya itu terdiam mungkin sedang berpikir hal apakah yang bisa ia jadikan bahan untuk mengalihkan Syifana dari kedua laki-laki itu. Keponakannya itu memang gadis bar-bar, tetapi ia masih sangat polos untuk urusan percintaan.

"Ah, bisa telfonin abangmu sebentar? bude kangen sama dia. Lagi pula kamu bilang istrinya sedang hamil, 'kan?" setelah beberapa menit berpikir, akhirnya Bude Nur menemukan alasan untuk mengelabui keponakannya itu.

Syifana hanya manggut-manggut. Gadis itu segera mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi sang kakak. Dia menekan nomor telfon kakaknya lalu melakukan panggilan suara.

Baru dua kali deringan, telfon langsung tersambung. Ali segera menerima panggilan dari sang adik karena ia sangat mengkhawatirkan adiknya yang sangat bandel itu. Di larang pergi sendiri tetapi malah nekat kabur dari rumah.

"Hallo, Syifa kamu dimana?" tanya Ali dengan nada agak membentak.

"Sudah berani bentak bude, kamu, yah!"

Mendengar bentakan keponakan yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri, Bude Nur merasa kesal. Sudah lama tidak datang dan saat di hubungi malah memarahinya. Sedangkan Ali yang mendengar suara sang bude merasa agak lega karena adiknya berada di tempat yang aman. Tetapi ia juga merasa takut karena dari nada bicaranya sang bude sedang marah.

"Bude Nur, gimana keadaan Bude? Kemana Syifa, Bude! dasar, yah, anak itu. Bude yang bicara tidak bilang dulu. Maaf tadi Ali bentak Syifa, bukan Bude, kok."

"Bude baik-baik aja, memang bude yang rebut langsung hapenya Syifa. Memang kenapa? kamu keberatan?" tanya Bude Nur mengintrogasi.

"Bukan tidak suka, Ali hanya sedang khawatir karena Syifa kabur dari rumah. Ibu sakit karena mikirin anak itu terus, Bude. Makanya Syifa harus secepatnya pulang," ucap Ali menjelaskan.

Mendengar kabar sang adik yang sedang sakit, Bude Nur langsung merubah nada yang tadinya kesal sekarang menjadi cemas. Sedangkan Syifana, ia terkejut saat tahu sang ibu sakit karena ulahnya.

"Salma sakit? ya sudah, Bude suruh Syifa pulang sekarang juga," ujar wanita paruh baya itu mengambil keputusan.

"Ya sudah, Ali juga harus urus administrasi ibu di rumah sakit. Tolong suruh Syifa pulang secepatnya, Bude. Kasihan ibu," Ali bahkan memohon pada budenya itu.

Panggilan telfon berakhir, Bude Nur mendelik ke arah ponakannya itu. Syifana keterlaluan sekali. Bisa-bisanya kabur dari rumah tanpa ijin dari orang tua.

"Kamu keterlaluan, Syifa! ibumu sampai sakit karena ulah kamu yang masih saja kekanakan seperti itu. Kalau bude jadi ibu kamu, sudah bude nikahkan saja kamu dari pada berulah terus menerus!" murka Bude Nur pada keponakannya itu.

Merasa dirinya memang bersalah, Syifana tidak berani membantah ucapan budenya. Gadis itu hanya menundukkan kepalanya karena sangat menyesal dengan tingkah buruknya.

Sedangkan di dalam kamar terdapat dua pria yang berbeda generasi sedang saling pandang. Dari sorot matanya, pria remaja itu terpancar amarah yang besar. Dia sangat ingin mendaratkan pukulan pada laki-laki kurang ajar yang sialnya lebih tua darinya itu.

Laki-laki bertubuh atletis yang sedang duduk tenang di ranjang itu hanya menatap sekilas lalu sibuk dengan roti bakar di tangannya. Dia melanjutkan kegiatannya mengisi perutnya yang memang kosong.

"Berani sekali anda ingin mencium gadisku," ujar pria remaja yang masih setia berdiri di depan pintu masuk.

Laki-laki dewasa itu kembali melirik pria remaja yang dengan berani menatapnya kurang ajar. Jika bukan di tempat asing, sudah ia pastikan minimal pria itu akan merasakan satu butir peluru yang akan mengajarinya sopan santun.

"Syifana itu calon masa depanku, jangan pernah berani mendekatinya, Om." remaja itu mendekat ke arah laki-laki yang masih saja sibuk dengan makanannya itu.

Mendengar ucapan remaja tengil yang berani sekali ingin merebut miliknya hingga berani mengancamnya itu, Vino hanya tersenyum meremehkan. Anak bau kencur itu bukan tandingannya, bahkan untuk meluluhkan gadis incarannya.

"Kita lihat saja nanti, Fana akan jatuh pada pesona siapa? kamu, atau laki-laki yang kamu sebut sebagai om-om ini."

Ucapan laki-laki yang sudah ia tolong itu membuat emosinya kembali memuncak. Gevano sampai mengangkat tangannya untuk mendaratkan pukulan untuk laki-laki itu. Tetapi sebelum remaja itu berhasil mendapatkan landasan pacu untuk tangannya itu, Vino sudah lebih dulu menangkap bahkan mencengkram tangan itu dengan tangan kirinya dan menariknya mendekat.

"Jika bukan karena kau sudah menolongku, aku pasti sudah mematahkan tangan kurang ajar ini." Bisik Vino seraya melempar tangan remaja itu menjauh darinya.

Tenaga yang Vino keluarkan tidak sebanding dengan pertahanan remaja itu. Akibat dorongan dari laki-laki dewasa itu, Gevano sampai mundur beberapa langkah.

"Pergilah, mumpung aku masih memiliki rasa balas Budi pada remaja kurang ajar sepertimu. Kalau kau menginginkan Fana, silahkan. Mari bersaing secara sehat," ucap Vino enteng.

Gevano menyentuh tangannya yang kini ada bekas yang di akibatkan oleh kuatnya cengkraman laki-laki dewasa itu. Remaja itu kembali menatap sinis pada Vino. Laki-laki itu terlihat tenang, tetapi kekuatannya memang tidak main-main.

Saat Gevano akan menjawab tawaran Vino yang mengajaknya bersaing, tiba-tiba Syifana datang. Gadis itu seperti orang yang tergesa-gesa mengambil tas ranselnya. Entah apa yang akan di lakukannya, dua laki-laki itupun tidak tahu. Vino yang merasa penasaran memutuskan untuk memanggil gadis itu.

"Fana, kamu mau apa?" tanya Vino penasaran.

Syifana menoleh sekilas lalu mendekati Vino yang masih setia duduk bersandar di ranjang miliknya. Dia memang terburu-buru hingga melupakan kedua laki-laki yang berada di kamarnya itu. Melihat Syifana justru mendekati Vino, Gevano akhirnya memutuskan keluar dari kamar itu dari pada hatinya merasakan sakit yang lebih dalam.

"Vano, mau kemana?"

Bersambung...

1
arzetti azra
Luar biasa
aira aira
kejam
Kati Tilah
lanjut dong
Isri Hanep
selanjutx
Atun Ismiyatun
bagus mama seren..bawa pergi yg jauh dari jangkauan vino..adanya suami kok kejam gitu....
meririana
lanjud thor,,
dranzmayten
baru mampir langsung minat
Ayu Dewi
lanjut
aLoVea17
semangat nulisnya kak.
Saodah
td nma nya gery y asistennya alvino qo skrng andri😁
Nurma Azalia Miftahpoenya: aduh maaf, Kak. Aku salah sebut nama. Gerry itu Asisten Danendra di Novel Gairah Perawan Tua. Sejak pertama sebenarnya nama asisten Alvino adalah Andri. Makasih ya udah di ingetin. Kadang nulisnya sambil ngantuk 😭
total 1 replies
Sulina Lina
terimakasih Thor udah mau up lgi
Naira Hawa
kak udah tamat ya
Naira Hawa: kak masih lama ya liburnya
Nurma Azalia Miftahpoenya: Belum, Kak. Masih akan berlanjut, mungkin masih perlu libur beberapa hari lagi
total 2 replies
merry jen
siapa yg busukk ppy syifaa
merry jen
alah vino ngmg donk gk pntes glrn syifaa y sdktin cwoo cmbru marahh....bangkit Syifa kmu msh mudaa hdp mu prjlnnny msh pnjgg ....jgn sedh trss sdg gk akn merubh keedaan muu
merry jen
syukriin nkmtinn tuu pnyesllmu ...Ara nolk kmu LBH SK SM alii abngy fana ..hrs y kmu sktinn mngkinn Ara in mlh kmu sktin fana yg gk tau apa ap
merry jen
siapa ituu ayo dktin fana yy klo perlu nkhiin biar Alvin nyesaalll dgn perbuatann y UD siksa syifa
Desmana Gurki
ok
Desmana Gurki
certanya bagus
Nasria Ria
luar biasa
Hanum Anindya
cocok tuh kak namanya serasi vino dsn Fana, buat anak kembar juga boleh kok😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!