Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28...
Devan mengucek mata melihat sempat tidur Cindy kosong membuat dirinya panik... Tapi saat mendengar suara di kamar mandi dan pintu kamar mandi terbuka menapakan Cindy sambil membawa selang impus yang terpasang di tangan kirinya.
"Pagi mas... Maaf aku jadi merepotkan." ucap Cindy.
"Bagus bila sadar." ucap Devan dingin.
"Mas apa Tasya." ucap Cindy terputus.
"Tasya ada mami dan Devina." ucap Devan.
"Mami sudah pulang Syukurlah." ucap Cindy yang memang mengkhawatirkan putrinya karena Cindy tidak mau Tasya di tinggal bila tidak ada keluarga yang menjaganya.
Sikap Cindy begitu karena ada tetangga di komplek perumahan itu seorang anak di siksa oleh pengasuhnya padahal pengasuhnya sudah lama bekerja dengan majikannya tapi tega melakukan itu pada anak kecil sampai Akhirnya cacat.
"Pagi... Bagaimana nona Cindy apa sudah baikan.,?" ucap Dokter Spog bernama Vanesa.
"Baru ini saya merasakan mual dok." ucap Cindy...
"Saya akan memberi resep nanti mohon tuan Devan tebus ya... Tolong di jaga dan di perhatikan kehamilan di pertama dan awal memang seperti ini jadi mohon di perhatikan anda juga nona Jangan terlalu capek apalagi stres." ucap Dokter panjang lebar.
Selesai menjelaskan Dokter pamit meninggalkan Cindy dan Devan di kamar itu berdua... Cindy memegang perut nya yang masih rata lalu menatap Devan dengan mata berkaca kaca entah Cindy harus bahagia apa sedih karena hamil tapi yang jelas Cindy takut Devan menolak anak nya.
"Tuan apa anda tidak pergi bekerja.?" ucap Cindy.
"Saya memang akan pergi bekerja..." ucap Devan pintu kamar nya di jeruk oleh Riko asistennya yang membawa baju ganti Devan.
"Pagi nona, pagi Tuan." ucap Riki lalu menyerahkan paper bag yang di bawa nya lalu di serahkan ke Devan.
Devan masuk kamar mandi untuk mandi dan mengganti baju Karena hari ini Devan memilih ke kantor tidak mengambil cuti untuk menjaga Cindy meski kecewa rasyanya Cindy sudah tidak bisa lagi protes pada suaminya itu tapi mengingat diri nya lagi hamil.
"Saya sudah membayar semua nya bila ada apa apa hubungi saya karena saya tidak mau mami salah paham dan marah pada saya." ucap Devan lalu pergi meninggalkan Cindy sendirian...
Menatap sekitar ruangan lalu mengelus perut nya yang rata...
"Sayang maafin mama... semoga kamu bisa menguatkan hati mama hanya kamu dan kakak Tasya yang bisa menguatkan mama." ucap Cindy berbicara pada janin yang ada di rahim nya kalau Cindy tahu bayi nya masih hanya segumpal darah...
"Nona... sarapan dulu." ucap Suster yang Masuk membawa napan.
"Sus, apa boleh saya pulang hari ini.?" ucap Cindy.
"Nanti dokter Vanes akan kesini nona bisa tanya sama beliau." ucap Suster tersebut lalu meninggalkan Cindy...
Tak lama mami Lena serta Devina datang merek datang sehabis mengantar Tasya ke sekolah.
"Sayang mana Devan.?" ucap mami Lena yang baru datang.
"Mas Devan aku suruh pergi kerja mi..." ucap Cindy.
"Anak itu sudah tahu istri lagi sakit malahan di tinggal." ucap mami Lena.
"Aku yang memaksanya mi, katanya akan kesini Lagi setelah kerjaan selesai tapi aku tidak izinkan mi." ucap Cindy berbohong.
"Anak itu." ucap mami Lena yang paham betul karena tahu Cindy berbohong.
Dokter Vanesa masuk sambil membawa map hasil pemeriksaan.