Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.
Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Ilham
Sang Rembulan sudah menyapa, hari yang terang kini berganti gelap, Rara bersiap untuk pulang dan Leo mengantarnya.
"Hati-hati ya mas, aku turun dulu," kata Rara setelah sampai di depan rumahnya
"Kamu juga hati-hati ya Ra, kalau Ilham berani macam-macam langsung saja hubungin aku." sahut Leo
Setelah Rara keluar dari mobil, Leo melajukan mobilnya secara perlahan lalu menghilang di belokan.
Saat masuk rumah betapa kagetnya dia karena Ilham sudah menunggunya di ruang tamu bersama Vera.
"Bagus jam segini baru pulang, kemana saja kamu sama Leo!" bentak Ilham
"Aku habis kerja, aku capek dan aku nggak mau ribut mas," Rara mencoba menjawab bentakan Ilham dengan santai
"Kerja jadi wanitanya Leo, sehari dibayar berapa kamu untuk melayani Leo," sahut Vera
Rara yang tersulut emosi dengan kata-kata Vera pun menghampiri Vera dan menampar pipi Vera.
"Aku tak serendah itu Vera, walaupun aku ada hubungan dengan Leo bukan berarti aku menjual diriku padanya!" seru Rara
Ilham yang nggak terima Vera ditampar Rara menampar Rara balik, "berani kamu menampar Vera, padahal kamu jelas-jelas salah" kata Ilham dengan nada tinggi.
"Lalu bagaimana dengan kalian, bahkan dia serendah-rendahnya perempuan Lo karena telah menjadi wanita simpanan pria beristri!" Rara pun tak mau kalah dengan Ilham
Ilham yang marah menampar Rara lagi, dua pipi Rara memerah karena bekas gambar tangan Ilham, rasanya sungguh sakit sekali.
"Sana ambil pisau sekalian tikam aku biar kamu puas mas!" seru Rara dengan memegang pipinya yang panas akibat tamparan Ilham
"Aku nggak akan menamparmu jika kamu tidak keterlaluan Ra, kamu yang menampar Vera dulu," sahut Ilham
"Apa kamu tidak mendengar kata-kata Vera, dia bilang kalau aku telah melacurkan diriku pada Leo?" ucap Rara dengan air mata yang jatuh
"Tapi memang benar kan kamu melacurkan dirimu pada Leo," imbuh Ilham
Mendengar kata-kata Ilham Rara sungguh sakit hati, dia tidak menyangka kalau Ilham merendahkan dirinya juga sama seperti Vera.
Rara tertawa," kamu benar mas aku melacurkan diriku pada Leo, aku membiarkan Leo menikmati tubuh molek aku lalu sekarang apa mau mu?" tanya Rara dengan menatap benci Ilham dan juga Vera.
Amarah Ilham sudah di ubun-ubun, dia menyerat Rara ke kamar mandi. Dengan kasar Ilham melucuti pakaian Rara lalu dia mengguyur Rara dengan air, dia juga menumpahkan semua sabun dan shampo ke tubuh Rara lalu menggosoknya dengan dengan kasar.
"Bagian tubuh mana yang sudah dinikmati oleh Leo, hah!" serunya
Karena sabun dan shampo yang ditumpahkan sangat banyak sehingga membuat mata Rara pedih selain itu kuku Ilham juga melukai kulit Rara.
"Sudah mas sudah, aku bisa mandi sendiri" pinta Rara dalam tangis
"Tubuhmu yang kotor ini harus dibersihkan" sahutnya. Setelah selesai Ilham menarik Rara dan melemparnya ke tempat tidur. Rara segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos.
"Untuk apa ditutupi, apa kamu lebih memilih tubuhmu ini dilihat Leo daripada aku yang melihatnya?" tanya Ilham dengan menarik selimut yang Rara gunakan untuk menutupi tubuhnya
"Aku tidak pernah tidur bersama mas Leo?" kata Rara dengan bergetar karena kedinginan
Melihat tubuh Rara yang polos Ilham mencumbu Rara dengan kasar, tidak ada kelembutan dalam permainannya.
Rara kesakitan akibat ulah Ilham, memang dia menginginkan nafkah batin namun bukan dengan cara seperti ini, Rara merasa seperti seorang wanita penghibur yang melayani tamunya.
Belum sampai pada pelepasannya Vera menyusul ke kamar Rara, dia harus melihat Ilham dan Rara bergulat. Vera berteriak sehingga membuat Ilham segera melepaskan penyatuannya.
"Vera," teriak Ilham kemudian dia turun dari tempat tidur dan memakai pakaiannya kembali.
Vera yang melihat adegan panas Ilham dan Rara segera pergi dan Ilham segera menyusulnya.
Karena sikap Ilham, Rara jadi sakit hati dan menangis, harga diri dan martabatnya sebagai wanita dan istri sungguh di injak-injak oleh Ilham.
"Sudah cukup aku bersabar." gumam Rara dengan menangis.
Dengan menahan sakit Rara pun mengambil bajunya di lemari lalu memakainya.
Di kamarnya Vera marah pada Ilham, mereka terlihat debat.
"Kamu membohongiku mas, mana janjimu dulu?" Vera berteriak pada Ilham
Ilham memeluk Vera dengan lembut, berkali kali dia mengecup kening Vera.
"Maafkan aku sayang, aku tadi benar-benar kalut. Aku hanya ingin mengasih Rara pelajaran supaya dia tidak menjual tubuhnya pada Leo." kata Ilham mencoba menenangkan Vera.
Vera mengangguk dengan memeluk Ilham, lalu dia menyuruh Ilham untuk membersihkan dirinya karena pergulatan panas tadi bersama Rara.
Setelah membersihkan diri Ilham tidur begitu pula dengan Vera.
Rara duduk di balkon kamarnya melihat bintang dan bulan, dengan begitu Rara bisa sedikit menenangkan pikirannya.
Karena subuh baru tidur Rara jadi telat bangun, betapa kagetnya dia saat matanya melihat alat penunjuk waktu di dinding.
"Kenapa bisa kesiangan gini," umpat Rara lalu bergegas ke kamar mandi
Setalah siap Rara keluar, saat di bawah terlihat Vera yang sedang membaca majalah di ruang tengah.
"Jam berapa ini baru bangun," kata Vera ketus
"Kamu kan punya mata, coba lihat sendiri," balas Rara
"Awas kamu Ra!" seru Vera
"Aku kenapa!" seru Rara balik
"Sebenarnya aku kasian sama kamu karena terus saja disiksa Ilham, lagian kamu juga sih nggak nurut." Vera mencoba memancing emosi Rara
"Gak papa, karma itu pasti berlaku," ucap Rara lalu meninggalkan Vera dengan rasa kesalnya.
Saat keluar dari rumah Rara kaget karena Leo telah menjemputnya. Rara segera berlari menuju mobil Leo, dia langsung saja masuk.
"Kamu kok jemput aku mas?" tanya Leo
"Iya," jawab Leo
Bola mata Leo memutar melihat keadaan Rara, dia mengerutkan alisnya.
Leo pun mengecek leher, tangan serta dada Rara.
"Apa Ilham melakukannya?" tanya Leo dengan mengepalkan tangannya, Leo menahan marah karena orang yang dia cintai babak belur.
Rara hanya mengangguk pelan, dia takut dan tidak enak pada Leo.
"Kamu diam saja diperlakukan seperti ini?" tanya Leo lagi
"Iya mas," jawab Rara singkat.
"Jujur aku nggak rela Ilham meninggalkan jejak seperti ini namun aku juga nggak bisa berbuat apa-apa karena kembali lagi, dia memang suami kamu tapi please minimal kalau dia menyakitimu balas atau kamu hubungi aku, lihatlah tanganmu ada beberapa cakaran, pipimu ada lebam, ntah bagian mana lagi yang dilukai Ilham." Leo sungguh kesal dengan Rara yang menurutnya gobloknya minta ampun.
Rara hanya diam mendengar penuturan Leo, lalu Leo membawa Rara ke apartemennya. Dia meminta Rara untuk tidak datang ke cafe terlebih dahulu.
Di apartemennya Leo mengobati luka Rara, dia sungguh khawatir dengan keadaan Rara saat dia takut kalau Ilham nekad pada Rara.
Setelah selesai, Leo pamit pada Rara untuk ke kantor. Leo memang belum bicara apa-apa dengan Ilham dia menunggu Ilham yang datang padanya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba
Leo dan Ilham berpapasan di koridor kantor, Ilham yang sangat marah dengan Leo langsung mengunci Leo di dinding.
"Berani sekali kamu mendekati istriku Leo, memangnya tidak ada wanita lain yang bisa memuaskan mu selain istriku," kata Ilham geram
Bugghhh
Leo yang sudah kesal dengan Ilham langsung saja membogem pipi Ilham, "Jaga bicaramu Ilham, bahkan aku tak pernah menyentuhnya, dia istrimu tapi kamu menganggapnya seperti seorang ******," sahut Leo
"Jika kamu sudah tak sanggup membahagiakannya relakan dia bersamaku daripada kamu selalu menyiksanya," imbuh Leo
Ilham yang marah kemudian mengepalkan tangannya dan bersiap untuk menyerang Leo
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe