menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.
akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertunangan....
"Haaa... Apa? Maksud dia pilih aku? " Tanya Tifa tidak percaya.
"Iya kamu..." jawab Sandi dengan senyum misterius.
" Sial ni cowok, dia pasti sengaja milih gue karena dia pasti mau nge-bully gue nih... Akhhh gue harus berusaha buat nolak"batin Latifa
"Emmm.. Maaf om...Tante, bukan maksud saya tidak mau menerima perjodohan ini tapi saya rasa kak Inaya lebih pantas bersanding dengan anak om dan tante, karena dia lebih matang dan lagi pula melihat kondisi kakak dia lebih membutuhkan sosok seorang suami. Lagi pula saya masih sekolah dan tidak ingin memikirkan tetang pernikahan dulu, saya ingin fokus ke sekolah saya Om, Tante.."jelas Latifa panjang kali lebar.
" Hmmm pintar juga ini anak, tahu saja dia kalau emang aku yang lebih pantas bersama Sandi"batin Inaya.
"Maaf nak, semua om sama tante serahkan sama anak kami... Karena dia yang akan menjalaninya... Jika kamu keberatan, maka kamu bisa mengatakan padanya. " Jelas Bram.
"Baiklah Om, tante... Terima kasih. " Jawab Latifa
"Bagaimana kak Sandi, bukankah kakakku yang lebih pantas dan cocok denganmu? " Tanya Latifa dan ini pertama kalinya Latifa menyebut nama Sandi bukan dengan sebutan cowok mesum atau lainnya.
Sejenak Sandi terlihat seperti berfikir, tapi dia masih dengan pendiriannya.
"Tidak bisa... Aku sudah milih kamu dan aku bukan orang yang mudah mengubah pilihanku gitu aja. " Jawab Sandi dengan datar.
"Sayang kamu tidak boleh seperti itu, itu sudah jadi keputusan nak Sandi. Mama yakin dia pasti bisa menjaga kamu dengan baik. " Jelas Mita pada Latifa.
"Baiklah mah. " Jawab Latifa pasrah, ia menatap Sandi dengan tatapan membunuh.
"Kenapa bisa sih dia milih gue, bukannya kakak. Bukankah dia itu sangat benci sama gue, trus ngapain dia milih gue untuk jadi istrinya. " Batin Latifa berteriak.
"Berarti Latifa yang akan menjadi istri nak Sandi dan Inaya... Kamu bisa jadi kakak dan juga sahabat Sandi, bukan begitu Fatan,.... Mita? " Tanya Bram kepada kedua sahabatnya itu.
"Tentunya dong sayang... Inaya kamu boleh main kapan saja kerumah Tante setelah Latifa menikah nanti.... Eehh salah, mulai sekarang kalian panggil tante dengan sebutan mama ya... Nak Inaya juga anak mama. " Jelas Santi.
"Baiklah tan... Eh mama" Jawab Inaya sambil menahan amarah, dia sangat kesal karena Sandi menolaknya dan lebih memilih adiknya yang masih terbilang bau kencur itu.
Inaya sedari tadi sudah ingin berontak, namun ia tidak ingin di nilai buruk oleh semua orang. Dia akan merebut Sandi bagaimana pun caranya, toh mereka. Baru lamaran , belum menikah. Masih ada peluang untuknya agar bisa memiliki Sandi.
"Ya sudah... Kalau begitu sekarang saatnya kalian tukar cincin! " Kata Fathan dengan senyum mengembang.
Tukar cincin antara Latifa dan Sandi pun selesai, tampak di meja banyak sekali barang yang di bawa dari keluarga Prasetya.
"Aduh San banyak banget ini... Kamu nggak usah repot repot begini. " Ucap Mita.
"Nggak repot kok Mit, ini tidak seberapa dengan saya yang akan meminta putri kalian. " Jawab Santi tersenyum sambil ia memegang tangan Latifa.
Mereka makan malam bersama ,para orang tua asyik mengobrol dengan hangatnya sedangkan anak - anak mereka tampak menyembunyikan sesuatu satu sama lain.
Hari semakin malam, acara lamaran yang di adakan dengan cara tertutup dan sederhana pun telah usai, kini keluarga Prasetya pamit pulang
"Mit... Kami pulang dulu ya.. " Ucap Santi pada Mita.
"Iya san... Terima kasih sekali lagi, kamu begitu repot membawakan banyak sekali barang. " Jawab Mita.
"Nggak repot kok Mit, aku malah senang. " Jawab Santi tersenyum.
"Nggak nginep aja Bram? " Tawar Fathan.
"Terimakasih atas tawarannya Tan, tapi lain kali aja ya. Pekerjaanku lagi numpuk. " Balas Bram.
"Sayang mama pulang dulu ya... " Ucap Santi kepada Latifa dan juga Inaya sambil memeluk kedua gadis cantik itu secara bergantian.
"Iya mah, hati - hati ya. " Jawab mereka kompak dengan senyuman manisnya.
Yaaa meskipun Latifa masih kaku dengan panggilan barunya itu pada Santi.
"Nak, salim tuh sama calon suami kamu.. " Ucap Mita tiba - tiba yang membuat Latifa melotot dan terkejut.
"Bukankah mama sama papa selalu ngajarin sama kalian untuk selalu bersikap sopan? " Lanjut Mita lagi.
Dengan berat hati Latifa terpaksa mengikuti keinginan mamanya, dia menyalami tangan Sandi lalu mencium punggung tangan calon suaminya itu.
Sedangkan Inaya, mukanya begitu merah padam menahan cemburu. Bagaimana tidak setelah tadi dia memutuskan hubungan dengan salah seorang pria hanya untuk menjadi calon istri seorang Sandi.
Inaya mengusap perutnya yang sudah mulai membesar itu. " Kamu tenang saja sayang, pokoknya sebelum kamu lahir mama sudah mendapatkan papa kamu"batin Inaya.
Setelah semua tamu pergi, kini tinggalah keluarga Kurniawan.
"Kak, kamu tidak apa apa kan kalau adik kamu yang dipilih Sandi untuk jadi calon istrinya? " Tanya Fathan pada Inaya.
Inaya tidak langsung menjawab, " Tidak apa - apa pah, mungkin dia bukan jodoh kakak.," Balas Inaya. Mita dan Fathan tersenyum mendengarnya, mereka bangga memiliki anak seperti Latifa dan Inaya karena selama ini anak - anak mereka tidak pernah terlibat persaingan dalam hal apa pun. Malahan mereka selalu saling mengalah dan pengertian satu sama lain.
"Terima kasih ya nak, kamu memang kakak terbaik. " Sambung Mita.
"Selamat ya dek, bentar lagi kamu bakal jadi istri dari seorang Sandi Prasetya" Ucap Inaya kepada Latifa dengan senyuman yang dibuat buat.
"Makasih ya kak... " Jawab Latifa singkat.
"Ya sudah kalian bersih bersih dulu setelah itu istirahat lah! " Sambung Mita lagi.
-------------------------------------+TBC+---------------------------------