Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menceritakan
Setelah sampai di Negara P, mereka semua langsung ke mansion Tamara.
Bahkan seluruh barang-barang Weni sudah berada disana.
Weni masih tertidur saat pesawat sudah sampai juga, akhir nya Anggara menggendong nya untuk ke mobil.
"Semoga Mbak Weni selalu bahagia bersama Tuan muda, aku melihat bahwa Tuan muda sangat mencintai Mbak Weni" ucap Vio dengan terharu
"Iyaa, kelihatan banget dari sorot mata nya" timpal Zidan
"Udahh yuk ahh" ajak Hana pada yang lainnya
Mereka beda mobil dengan Weni, tetapi Hana dan yang lainnya juga ikut serta dengan keluarga Tamara.
Weni masih terlelap di atas pangkuan Anggara, bahkan saat ini ia memeluk nya dengan erat dan menenggelamkan wajah nya di ceruk leher Anggara.
"Nyenyak sekali, kau pasti lelah" gumam Anggra dengan mengelus lembut rambut Weni.
Sesampai nya di mansion Tamara, Anggara langsung saja membawa Weni masuk ke kamar nya.
"Tidurlah lagi" ucap Angga lembut saat melihat mata Weni yang mengerjap.
"Apa sudah sampai?" tanya Weni mengerjap-ngerjap mata nya.
"Iyaa, saat ini kita ada mansion Daddy" jawab Angga lembut.
"Apaaa" kaget Weni langsung bangun.
"Kenapa gak di bangunin, aku kan malu" gerutu Weni pada Angga.
"Tidak apa, sayang. Tidurlah lagi, nanti malam ada yang ingin di katakan oleh Paman Herman" ucap Angga tersenyum.
"Hemmm" balas Weni.
Karena memang masih lelah dan tanggung, akhir nya Weni kembali tidur lagi.
Sedangkan Angga, ia memilih membersihkan tubuh nya terlebih dulu.
***
Malam hari nya, semua orang sudah menunggu Angga dan Weni di ruang makan.
"Ya ampun, kemana mereka" ucap Mommy Yunita.
"Biarkan saja, mungkin mereka masih istirahat" balas Daddy Paris.
"Tapi ini sudah masuk jam makan malam, Dadd" kesal Mommy.
"Biar Bibi panggil dulu ya, Nyonya" ucap Art disana.
Sedangkan Hana dan yang lainnya tersenyum melihat ke harmonisan Keluarga Tamara tersebut.
"Ya ampun Mommy lupa, maaf ya kalian jadi melihat kami bertengkar" ucap Mommy malu.
"Tidak apa, Nyonya" balas Hana tersenyum.
"Panggil Mommy saja, Nak" protes Mom Yunita
"Kita manggil Tante saja, kalau Mommy kami kurang enak" tolak Hana secara halus.
"Yasudah seenak kalian saja" ucap Mom Yunita tersenyum.
Hingga terdengar lah derap langkah masuk ke ruang makan.
"Selamat malam, Mom, Dadd, semua nya" sapa Weni tersenyum kikuk.
"Malam, sayang. Duduklah kau belum makan sejak kemarin" balas Mom Yunita.
Weni menganggukan kepala , lalu mereka memulai acara makan malam nya.
Weni mengambilkan makanan untuk Angga, setelah itu baru untuk nya.
Semua makan dengan diam, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.
Weni menatap Angga dengan wajah malu nya, lalu ia menatap ke arah yang lainnya.
Angga seakan mengerti tatapan tersebut langsung saja memberikan piring yang sudah mau habis makanannya pada Weni.
"Tolong tambah, agak banyak ya" ucap Angga lembut.
Weni tersenyum dengan malu, lalu ia mengambil makanan kembali.
"Tumben nambah, sayang?" tanya Mim Yunita.
"Lapar Mom" jawab Angga santai.
Baru 3 sendok suapan, Angga sudah menghentikan makannya.
Lalu piring nya ia berikan pada Weni.
"Habiskan ya, aku mendadak kenyang" ucap Angga tersenyum.
Daddy, Herman dan Hana mengulum senyum nya, sekarang merek mengerti bahwa Weni yang ingin nambah tetapi Angga yang melakukannya.
"Eummm tapi" balas Weni malu.
"Gak boleh buang makanan, sayang" timpal Mom Yunita.
Weni menganggukan kepala nya dan mengambil piring Angga.
Lalu Weni memakan nya kembali dengan lahap, Angga tersenyum sambil mengusap lembut kepala Weni.
Setelah selesai dengan makan malam, mereka semua berkumpul di ruang tamu.
Herman dan Daddy sudah menunggu nya sejak tadi.
"Duduklah, Nak. Paman akan menceritakan bagaimana mantan suami dan mertua mu ikut terlibat" ucap Herman pada Weni.
Weni duduk di samping Angga, sedangkan yang lainnya duduk di bawah dengan alas karpet tebal berbulu.
-FlashBack
Berawal saat pernikahan Weni dan Aldi, saat itu juga Keluarga Surya tahu siapa Weni yang selalu di ceritakan oleh Putri mereka, Lauren.
Lalu dengan enteng nya, Surya menggoyahkan anak perusahaan Wijaya Group yang sedang maju.
Dan dari sanalah, Bunda dan Ayah Aldi di tekan oleh Surya.
Memang anak buah Ayah Cokro selalu memantau pergerakan Surya kemana pun dan bagaimana pun.
Setelah menekan mereka, Surya lalu menyuruh Putri nya untuk terus mendekati Aldi dan membuat rumah tangga Weni berantakan.
Dan setelah mendengar mereka berpisah, Surya langsung terbang ke Negara ini dan menetap disini.
Dan dari Bram Wijaya juga Surya tahu kemana keluarga Weni pergi dan bahkan dari dia juga Surya tahu bahwa Weni pergi ke luar Negeri.
Hingga sebelum kejadian ini terjadi, mata-mata Ayah Cokro tertangkap dan di b*nuh oleh Surya.
Dan saat itu juga kami tidak tahu bahwa Surya akan menyerang Ayah dan Bunda Weni.
Aldi dan Ayah nya akan terus berpihak pada Surya, karena perusahaan mereka yang bergantung pada perusahaan Surya.
-FlashNow
Herman menghela nafas nya dan menatap Weni dengan intens.
"Sekarang kau harus bangkit , buktikan lah bahwa kau bukan Putri b*d*h yang hanya bisa duduk diam saja" ucap Herman tegas.
"Buktikanlah bahwa kau adalah wanita kuat dan tangguh. Jangan takut melangkah karena kami ada disini bersama mu" ucap Herman kembali.
Angga memegang tangan Weni dengan lembut, ia tersenyum lalu menghapus air mata yang sudah Weni keluarkan sejak tadi.
"Benar apa kata Paman, kami ada disini untuk mu Mbak" timpal Hana tegas.
"Jangan beranggapan kalau Mbak sendiri, Mbak tidak sendiri , kami akan selalu ada bersama mu, Mbak" ucap Vio dengan raut wahah tegas nya.
"Kami tahu, kalau Mbak adalah wanita tangguh apalagi sekarang Mbak mempunyai Suami dan mertua yang sangat menyayangi dan mencintai, Mbak" ucap Amar dan di angguki oleh Diki.
"Kau dengar itu sayang, kau adalah wanita tangguh ku" timpal Angga dengan tegas.
"Terimakasih, karena kalian masih mau berada di dekat ku.
Dan untuk mu, tetaplah bersama ku, tetap di samping dan tetaplah menjadi penyemangat ku" balas Weni dengan tegas, tulus dan senyuman yang sangat indah.
"Paman, aku serahkan dulu perusahaan pada Paman untuk di kelola. Karena aku akan menyelesaikan dulu kuliah ku" ucap Weni tegas.
"Siap, Nona" balas Herman.
"Kalian bisa mendaftarkan diri kalian sesuai ddngan ke ahlian kalian" ucap Herman pada Hana dan yang lainnya.
"Benarkah Paman?" tanya Dise antusias.
"Iyaa, besok Paman tunggu lamaran pekerjaan kalian" jawab Herman tersenyum.
Setelah itu mereka kembali berbincang dengan hangat, sebisa mungkin mereka akan mengalihkan kesedihan Weni
Baru setelah selesai berbincang , mereka akan masuk ke dalam kamar masing-masing.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat