Menceritakan Perjuangan Lisa dan teman-temannya untuk meruntuhkan kekuasaan para penghuni atas yang telah berkuasa terlalu lama, dengan usaha dan kerja keras mereka akankah mereka berhasil atau tidak dalam melawan para penghuni atas atau justru kalah dan hancur tanpa harapan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XoXo18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 ( Penembak Jitu )
•
•
•
•
Seusai pertandingan panah antara Ahyeon dan Rose dengan hasil kemenangan untuk Rose, game akurasi ini dilanjut ke pertandingan tembak. Pada game ini tidak berbeda jauh dengan pertandingan panah sebelumnya, hanya saja di tahap ke tiga, mereka harus menembaki rintangan yang bergerak, bukan targetnya. Pada game ini, yang akan bertanding adalah Ruka dan sang ketua timsus, Jisoo.
Di pertandingan kali ini, mereka menggunakan handgun jenis Magnum. Dengan berat sekitar 2 kg, tentu bukan masalah bagi Ruka yang memiliki tenaga begitu besar. Dengan satu tangan, ia angkat dengan mudah sambil memicingkan mata, mengarah sasaran tembak.
"Ohoo, Kamu pernah memegang senjata api?" tanya Jisoo terpukau melihat gadis di sampingnya itu mengangkat sebuah Magnum dengan mudah.
"Tidak. Ini pertama kalinya bagiku. Kak Jisoo sudah biasa pegang pistol ya?" tanya Ruka balik yang melihat Jisoo melakukan trik tangan sambil menggunakan pistol dengan mudah.
"Yap Aku sudah sering. Ini pertama kalinya kau pegang senjata api? Wah wah." Jawab Jisoo sedikit kecewa.
PRIIT!!!
Peluit tanda pertandingan tembak telah dimulai. Masing-masing dari mereka harus menembak sasaran yang kali ini berbentuk manusia. Sasaran kepala adalah nilai tertinggi, kemudian jantung lalu perut dan kaki.
DUAR!!
Ledakan tembakan bergema keras. Mereka berdua telah menembakkan peluru mereka ke sasaran yang telah di tentukan. Bagi Jisoo yang sudah terbiasa, ia tidak mengalami kesulitan untuk menembak kepala sebagai sasarannya, tapi bagi Ruka yang baru kali ini menembak, ia hanya bisa menembak perut.
"Ooow, tidak buruk bagi seorang pemula." Ujar Jisoo yang melihat sasaran Ruka.
Masuk ke tahap dua, kali ini muncul rintangan yang menghalangi sasaran tembak mereka. Rintangan berupa 3 lapis dinding dengan ketebalan 50 cm yang terbuat dari batu karang.
"Astaga, apaan itu?!" seru Ruka yang melihat dinding karang yang benar-benar menghalangi pandangannya dari sasaran tembak.
"Rintangan panah tadi aja udah
sulit, apa lagi ini." Ujar Haram yang menonton duel mereka.
DUAR!!
Ruka menembakkan pelurunya. Meski ia tidak yakin apakah pelurunya akan menembus dinding tersebut atau tidak, ia tetap menembakkannya karena ia tahu meski ia berpikir lama, tidak akan ada cara lain. Namun seperti yang sudah di prediksinya, pelurunya tertahan di dinding tersebut.
"Kau harus memanfaatkan elemen auramu. Kau bertipe tanah kan? Sama seperti SinB. Seharusnya kau bisa membuat dinding-dinding tersebut lebih tipis atau bahkan rubuh. SinB bisa melakukannya." Ujar Jisoo yang sedikit kecewa setelah melihat tembakan Ruka.
"Lihat. Ku beri contoh dalam menggunakan elemen aura." Tambahnya.
Jisoo bersiap dalam posisi menembak. Ia picingkan matanya. Mengarah ke kepala sasaran. Meski 3 dinding karang menghalangi pandangannya, Ia terlihat yakin bahwa pelurunya dapat menembus dinding-dinding tersebut.
BZZTT!!
DUAR!!
Sekilas terlihat percikan listrik
di ujung pistolnya sebelum Jisoo
menembakkan pelurunya.
"Hei, kalian lihat itu?" tanya Rora
terkejut melihat percikan listrik tadi.
"Apaan?" tanya Haram, Ahyeon dan Chiquita.
"Itu tadi ada listrik. Masa ga liat sih? Jelas banget!" seru Rora.
"Ah, ngigau kamu." Jawab Haram yang tidak melihat apapun.
Rose dan Jisoo terkejut melihat reaksi Rora.. Mereka saling pandang dan hanya bisa tersenyum simpul. Peluru telah ditembakkan. Lesakkan peluru yang ditembakkan Jisoo sukses menembus 3 dinding karang tersebut. Meninggalkan lubang kecil dan rapi seukuran pelurunya. Tidak ada goresan maupun retakan lain pada dinding tersebut.
"Begitu caranya." Ujar Jisoo yang sukses menembus kepala sasarannya.
Ruka hanya melongo. Padahal peluru yang digunakannya sama. Pistolnya juga sama. Tapi la tahu bahwa pengalaman dan kemampuanlah yang membedakan mereka.
"Tadi itu... Kok yang lain gak liat? Apa jangan-jangan..." gumam Rora dalam hati.
Pertandingan tembak tahap 3 segera digelar. Ruka yang kesal karena di tahap 2 tadi tidak berhasil menembak sasarannya, kini bertekad akan mengalahkan atau minimal mengimbangi Jisoo. Persiapan sudah dilakukan. Kali ini bukan sasaran yang ditembak, melainkan rintangan-rintangan yang bergerak bergelantung. Rintangan yang sama yang terbuat dari batu karang seukuran kepala orang dewasa dengan sebuah titik berdiameter 20 cm yang mana titik tersebut harus ditembus oleh peluru mereka.
"Ayo Ruka. Pergunakan elemen Kamu." Ujar Jisoo sambil tersenyum menyemangati.
"Ayo. Itu hanya batu karang. Elemenku jauh lebih kuat!" gumam Ruka.
DUAR!!!
Ditembakkannya peluru tepat menuju titik sasaran. Kali ini ada yang berbeda dari tembakkan sebelumnya. Pelurunya diselimuti kabut hitam tipis namun jelas. Haram, Rora dan mereka yang menonton, termasuk Jisoo melihatnya sambil tersenyum.
DRUAAKK!
Sasaran yang ditembak hancur berkeping-keping. Entah tadi tepat kena sasaran atau tidak sudah tidak bisa dinilai lagi. Daya hancurnya jauh lebih besar dari tembakan Ruka sebelumnya yang tertahan oleh dinding karang.
"Luar biasa!" seru Jisoo terkagum.
"Tapi masih ada 4 sasaran yang lain. Ayo lanjutkan." Tambahnya.
Tanpa basa-basi, Ruka menembakkan pelurunya. Sama seperti tadi, kabut hitam tipis masih menyelimuti peluru-peluru yang ditembakkan Ruka. Satu per satu sasaran bergerak hancur berkeping-keping. Kali ini penilaian sudah tidak dihiraukannya. Yang la hiraukan hanyalah bagaimana Ia bisa mengimbangi Jisoo dan mendapatkan pengalaman baru dalam menggunakan elemen dari auranya.
"Impresif. Daya hancur yang luar biasa. Namun sayang, kecepatannya kurang. Yah mungkin itulah kekurangan dari elemen tanah." Ujar Rose yang kali ini duduk bergabung dengan Rora, Haram, Chiquita dan Ahyeon sambil menonton duel mereka.
"Nah sekarang giliranku." Ujar Jisoo.
Ia mengangkat pistolnya. Dengan cepat, la tembak kelima sasaran yang bergerak tergantung kesana-kemari. Dan hasilnya, sama seperti tahap 2, tiap-tiap sasaran memiliki lubang kecil dan rapi, hasil dari tembusnya peluru yang ditembakkan Jisoo. Dalam hal kecepatan, Jisoo lah juaranya.
"Ada lagi. Percikan listrik berwarna Hitamnya ada lagi. Apa mereka tidak menyadarinya?" Gumam Rora.
"Itulah Jisoo. Sniper dengan daya hancur yang cukup kuat dan kecepatan yang luar biasa. Mungkin Rora bisa melihat tipe elemennya. Iya kan, Rora?" ujar Rose menutup game tembak babak pertama ini.
•
•
•
•