Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jam Jaga
Jojo melotot mendengar pertanyaan Kylan. Laki-laki itu pasti berprasangka buruk padanya.
"Jangan berpikiran buruk!" seru Jojo.
"Normal saja pikiranku. Seorang gadis menemani laki-laki dewasa semalaman, apa yang akan terjadi?" tanya Kylan.
"Kylan! aku bukan gadis yang ada di dalam pikiranmu," ucap Jojo kesal.
"Aku tidak mengkhawatirkanmu, aku mengkhawatirkan kakakku, bagaimana jika kau melakukan ...."
"Hei, berhenti bertengkar!" sela Kai sebelum Kylan melanjutkan kalimatnya. Kylan dan Jojo langsung terdiam.
"Jojo akan menjaga kakak sampai pukul dua belas malam. Setelah itu aku akan menggantikannya," lanjut Kai.
"Aku yang akan menggantikan Jojo, Kai. Besok kau harus bangun pagi dan sekolah," ujar Kylan. Ia tidak setuju jika Kai yang mengorbankan waktu tidurnya untuk menjaga Kalingga. Bagaimanapun, bocah itu harus bangun pagi untuk sekolah. Sementara Kylan sebagai seorang kakak, pasti akan berusaha untuk mengalah.
"Jangan berebut, kalian bisa menjaganya bersama!" seru Jojo. Gadis itu menjadi penengah dan membuat suasana damai kembali tercipta.
Jojo meninggalkan Kylan dan Kai yang masih berada di meja makan sambil mengupas buah segar. Keduanya mengobrolkan hal-hal tentang kegiatan sekolah Kai akhir-akhir ini.
Jojo menunggu Kalingga di kamarnya. Mengelap wajah laki-laki itu menggunakan tisu karena berkeringat.
"Demamnya sudah turun, syukurlah," gumam Jojo. Ia menyeret sofa tunggal di dekat tempat tidur Kalingga dan memperhatikan laki-laki yang sedang tertidur.
Menjelang dua bulan tinggal di rumah ini, Jojo semakin mengagumi anak-anak asuhnya. Mereka semua terbiasa hidup mandiri, mengurus diri sendiri dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya masing-masing.
Jojo mengagumi sikap tegas dan disiplin yang Kalingga ajarkan pada adik-adiknya. Mengingat mereka tidak tinggal bersama orang tuanya, Jojo yakin jika Kalingga pasti berusaha sangat keras agar adik-adiknya bisa hidup mandiri.
Jojo kembali mengusap dahi Kalingga dengan menggunakan tisu. Ia meraba pergelangan tangan yang tertancap jarum infus untuk melihat kondisinya. Karena Kalingga sangat takut dengan jarum suntik, ia jadi sangat berhati-hati saat menggerakkan tangannya. Namun dengan begitu, cairan infus yang masuk menjadi lancar dan pergelangan tangan tidak sampai mengalami pembengkakan.
Mengingat tingkah Kalingga saat menolak di suntik, Jojo tersenyum samar. Laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun dengan wajah cool itu sama sekali tidak terduga.
Beberapa jam berlalu, Jojo tidak sengaja tertidur. Ia merebahkan kepalanya di samping tangan Kalingga. Ia tertidur sambil memegang beberapa helai tisu.
Kalingga terbangun karena merasa haus. Ia menoleh dan melihat Jojo terlelap. Gadis itu terlihat sangat lelah karena seharian menjaganya.
Laki-laki itu bergerak perlahan agar tidak membangunkan Jojo. Ia mengambil air putih yang berada di meja dekat tempat tidurnya. Setelah menyegarkan tenggorokan, Kalingga turun dari kasur pelan-pelan, ia membawa cairan infusnya di tangan kiri dan mengambil selimut di lemari.
Melihat Jojo tertidur, ia tidak tega membangunkan gadis itu. Namun karena sedang tidak sehat, ia tidak mungkin memindahkan posisi tidur Jojo. Kalingga menyelimuti tubuh Jojo lalu kembali tidur.
Dari arah luar, Keenan berdiri di depan pintu Kalingga. Ia mengintip suasana kamar yang redup. Saat di lantai bawah, ia diberitahu oleh Kai jika saat ini Jojo sedang menunggu Kalingga yang sedang sakit.
Keenan membuka pintu dengan perlahan, melihat kakaknya memasang selimut untuk Jojo.
"Kak, ada apa?" tanya Keenan.
"Ah, kebetulan kamu datang. Tolong pindahkan Jojo, dia ketiduran di sini," pinta Kalingga. Keenan menghela nafas panjang.
"Apa aku harus menggendongnya? bangunkan saja dia," tolak Keenan.
"Dia sudah menjagaku seharian penuh, kasihan dia."
Karena ia juga merasa kasihan, Keenan akhirnya menggendong Jojo dan akan memindahkan gadis itu ke sofa. Namun sebelum sampai di sofa, Jojo terbangun dan berteriak.
"Aaaaaa!!!" teriakan Jojo membuat Keenan terkejut hingga melepaskan tubuh gadis itu secara tiba-tiba. Jojo terjatuh di lantai dengan kasar dan mengeluh punggungnya sakit.
"Aw, sakit sekali. Kenapa kau melepaskan aku tiba-tiba, Kak? dan apa yang kau lakukan?" tanya Jojo.
"Kau membuatku terkejut!" seru Keenan. "Aku berniat memindahkanmu ke sofa, Kakak yang menyuruhku," lanjut Keenan. Ia membantu Jojo bangkit.
"Tapi tidak dengan membanting tubuhku," keluh Jojo lagi.
"Maaf," gumam Keenan. Kalingga yang sudah berbaring kembali di tempat tidur hanya tersenyum melihat tingkah Jojo dan Keenan.
Jojo duduk di sofa, meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Hanya terlelap selama satu jam membuat tubuhnya semakin sakit, apa lagi ia tidur dalam posisi tidur lalu terjatuh karena Keenan.
Jojo melihat Kalingga di tempat tidur. Laki-laki itu terlihat sudah membaik.
"Kak, bagaimana keadaanmu?" tanya Jojo. Gadis itu mendekat, menempelkan telapak tangannya di dahi Kalingga dan merasakan suhu tubuh laki-laki itu.
"Sepertinya obatnya bereaksi dengan baik," jawab Kalingga.
"Ah, syukurlah. Kenapa nggak ke rumah sakit?" tanya Keenan. "Seharusnya kau meneleponku, Jo!" lanjutnya.
"Aku nggak mau mengganggumu, Kak. Lagi pula, aku sudah menelpon pak Lin, dan beliau membawa dokter," jawab Jojo.
Keenan menghembuskan napas pelan. Kesibukannya menjadi aktor dan model memang sangat menyita waktunya bersama keluarga. Selama ia memulai karir, Kalingga mendukungnya dan bahkan melakukan banyak hal agar ia bisa menjadi seperti sekarang.
Kalingga adalah pengganti sosok orang tua sejak kematian ayah mereka dan kepergian Merlinda. Laki-laki itu akan melakukan segala cara agar adik-adiknya bahagia.
"Baik, Jo. Kau bisa kembali ke kamar dan beristirahat. Aku akan menjaga kakak," ujar Keenan.
"Tidak, Kak. Kamu baru saja pulang, aku akan menjaga kakak sampai tengah malam, dan Kai akan menggantikanku," tolak Jojo.
"Kalian bisa beristirahat, aku akan baik-baik saja," ujar Kalingga menjadi penengah. Ia tahu Jojo sudah lelah karena mengurusnya seharian penuh, dan ia juga tidak tega jika Keenan harus menjaganya. Adiknya sudah terlalu sibuk di lokasi syuting, bahkan Kalingga tahu jika Keenan bahkan sering melewatkan jam makan siangnya karena terlalu sibuk.
"Tapi, Kak!" Keenan dan Jojo berucap bersama-sama, lalu mereka saling pandang.
Kalingga terus meyakinkan pada Jojo dan Keenan jika ia akan baik-baik saja meski tidak ada yang menjaganya. Dengan terpaksa, Jojo dan Keenan keluar dari kamar Kalingga.
"Kau sudah makan, Kak?" tanya Jojo sesaat sebelum Keenan masuk ke dalam kamarnya.
"Sudah, tapi aku masih lapar. Aku akan buat mie instan setelah mandi," jawab Keenan.
"Ah, ya sudah." Jojo berjalan sempoyongan menuruni anak tangga. Ia melihat Kai berjalan dari tangga bawah melewatinya.
"Hei, jam jagamu belum selesai," tegur Kai.
"Kak Kalingga menyuruhku keluar. Pastikan saja cairan infusnya masih berjalan lancar, beritahu aku sebelum benar-benar habis," ucap Jojo. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju dapur.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️