Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret
Di sebuah desa kecil di barat daya China, di tengah malam yang sunyi, tangisan bayi memecah keheningan. Namun, di dalam rumah kayu sederhana, suasana bukanlah kebahagiaan melainkan ketegangan. Bayi perempuan yang baru lahir itu, Xin Lian, dianggap sebagai pertanda buruk oleh keluarganya.
"Dia tidak memiliki aura seorang shaman," ujar neneknya, seorang dukun terkenal yang dihormati di desa. "Anak ini hanya akan membawa kehancuran bagi keluarga kita."
Ibunya, seorang wanita muda yang lemah lembut, memeluk bayi itu dengan erat. "Tapi dia anakku..." bisiknya, air mata mengalir di pipinya.
"Dia mungkin anakmu, tapi kau harus memilih. Kehancuran keluargamu atau dia?" potong nenek itu tegas.
Ayahnya, yang berdiri di sudut ruangan, menundukkan kepala. Dia tak mampu melawan kehendak ibunya sendiri. Akhirnya, dengan suara bergetar, dia berkata, "Kita harus membuangnya."
Malam itu, Xin Lian yang masih bayi ditinggalkan di depan panti asuhan dengan sebuah selimut lusuh dan sebuah liontin giok kecil yang diikatkan di lehernya—satu-satunya barang yang membuktikan asal-usulnya.
***
Tahun-tahun berlalu, dan Xin Lian tumbuh menjadi seorang gadis muda yang keras kepala. Kehidupan di panti asuhan mengajarkannya untuk mandiri.
Namun, hidupnya berubah drastis pada usia 15 tahun.
Suatu malam, di sekolahnya, lampu tiba-tiba padam. Di tengah kegelapan, dia melihat seorang wanita berambut panjang berdiri di sudut ruangan, matanya kosong, menatap langsung ke arahnya. Xin Lian tertegun. Wanita itu mendekat, dan saat itu dia menyadari satu hal: dia bisa melihat hantu.
Awalnya, kemampuan ini membuatnya ketakutan. Hantu-hantu mulai muncul di mana-mana, mengganggu hidupnya. Namun, setelah berbulan-bulan ketakutan, Xin Lian mulai muak. "Cukup!" teriaknya suatu malam. "Jika kalian ingin mengganggu, lakukan saja!"
Dia memutuskan untuk mengabaikan mereka sepenuhnya. Tetapi takdir punya rencana lain.
***
Beberapa tahun kemudian, Xin Lian menjadi terkenal karena kemampuannya membantu orang-orang kaya menyelesaikan masalah mereka dengan roh. Hidupnya berubah drastis. Rumah besar, pakaian mahal, dan makanan lezat menjadi bagian dari kesehariannya.
Xin Lian, sejak kecil, sudah memahami kerasnya dunia. Kehidupan di panti asuhan mengajarkannya bahwa hanya yang kuat dan licik yang bisa bertahan. Dia belajar membaca orang, memanipulasi situasi, dan memanfaatkan kelemahan lawan untuk keuntungannya sendiri. Ketika dia memutuskan menjadi seorang dukun palsu, alasannya sederhana: uang cepat dan mudah, meskipun risikonya besar.
Xin Lian bukan tipe yang menyerahkan segalanya pada keberuntungan. Menyadari bahaya yang mungkin datang dari roh-roh sulit, dia melatih dirinya dalam seni bela diri. Latihan itu membuat tubuhnya kuat dan refleksnya tajam. Ketika menghadapi hantu yang sulit diusir dengan trik biasa, dia tidak segan-segan "menghajar" mereka, baik secara fisik maupun mental. Baginya, roh atau manusia sama saja—jika mereka melawan, dia akan memastikan mereka tahu siapa yang berkuasa.
Dengan kombinasi kecerdasan, kelicikan, dan kekuatan fisiknya, Xin Lian menjadi sosok yang sulit dikalahkan, baik oleh dunia nyata maupun dunia gaib.
Namun, suatu hari, ketika dia sedang menikmati teh di ruang tamunya, pintu rumahnya diketuk dengan keras. Ketika dia membukanya, dia melihat tiga orang asing berdiri di depan pintu.
Wanita itu, dengan wajah penuh air mata, langsung berbicara. "Lian'er... kau adalah putriku," katanya dengan suara bergetar.
Xin Lian menatap mereka tanpa ekspresi. "Putri? Aku rasa kalian salah orang."
Pria di samping wanita itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya—liontin giok kecil. "Ini... milikmu, kan? Kami memberikannya saat kami meninggalkanmu di panti asuhan."
Xin Lian memandang liontin itu, tetapi ekspresinya tetap dingin. "Ya, ini milikku. Tapi itu tidak berarti apa-apa. Kalian membuangku seperti sampah. Apa yang membuat kalian berpikir aku ingin kalian kembali?"
Ibunya terisak. "Kami menyesal, Lian'er. Kami tidak punya pilihan waktu itu. Tolong, pulanglah ke rumah."
"Rumah?" Xin Lian tertawa dingin. "Kalian meninggalkanku di panti asuhan tanpa penjelasan, tanpa peduli apakah aku hidup atau mati. Kalian bahkan tidak pernah mencariku. Dan sekarang, setelah aku sukses, kalian muncul dan mengaku sebagai keluargaku?"
Wanita itu mencoba mendekat, tetapi Xin Lian mengangkat tangannya untuk menghentikannya. "Aku tidak butuh kalian. Aku sudah cukup dengan hidupku sekarang. Pergilah."
Dia menutup pintu tanpa ragu, meninggalkan mereka di luar. Namun, saat dia berbalik, dia merasa ada sesuatu yang aneh.
Di sudut ruangan, seorang hantu berdiri, menatapnya dengan mata penuh dendam. Wajahnya tidak seperti hantu-hantu lain yang pernah dia lihat sebelumnya.
"Siapa kau?" tanya Xin Lian, suaranya bergetar untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
Hantu itu tidak menjawab, tetapi senyumnya yang menyeramkan membuat bulu kuduk Xin Lian berdiri.
"Kau pikir hidupmu aman, Xin Lian? Ini baru permulaan."
***
Setelah hari pertama pertemuan itu, keluarga yang mengaku sebagai orang tua kandung Xin Lian tidak menyerah. Mereka terus mencoba mendekatinya. Hampir setiap hari, mereka datang ke rumah besar Xin Lian, mengetuk pintu dengan penuh harapan. Kadang-kadang, mereka bahkan berdiri di depan gerbang selama berjam-jam, menunggu dia keluar.
Awalnya, Xin Lian mencoba mengabaikan mereka, tetapi kesabaran bukanlah sifat alaminya. Suatu sore, ketika dia baru saja kembali dari pusat perbelanjaan dengan belanjaan mahal di tangannya, dia melihat mereka lagi di depan gerbang rumahnya.
"Lian'er, kami hanya ingin berbicara..." kata wanita itu, wajahnya penuh harap.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan," jawab Xin Lian dingin. Dia berjalan melewati mereka tanpa menoleh, tetapi pria itu tiba-tiba berbicara.
"Kami tahu kami salah, tapi kami adalah keluargamu. Kami hanya ingin menebus kesalahan kami."
Xin Lian berhenti, berbalik, dan menatap mereka tajam. "Keluarga? Kalian membuangku seperti sampah, dan sekarang kalian ingin mengaku sebagai keluarga? Aku tidak punya waktu untuk omong kosong ini."
Dia masuk ke rumahnya, membanting pintu dengan keras. Namun, mereka tidak berhenti di situ. Mereka mulai mengikutinya ke tempat kerja.
Saat Xin Lian sedang bertemu klien di sebuah rumah besar milik seorang pengusaha kaya, dia melihat mereka berdiri di luar pagar, menatapnya dengan tatapan penuh harap. Itu adalah titik di mana kesabarannya benar-benar habis.
Setelah pekerjaan selesai, dia langsung pergi ke kantor polisi dan melaporkan mereka. "Mereka menguntit saya," katanya tanpa ragu. "Saya tidak ingin mereka mendekati saya lagi."
Polisi mengeluarkan peringatan kepada keluarga itu, tetapi Xin Lian tahu mereka mungkin tidak akan menyerah begitu saja. Namun, dia tidak peduli. Hidupnya sekarang sudah cukup sempurna tanpa mereka.
***
Malam itu, Xin Lian menerima panggilan dari seorang klien baru, seorang wanita kaya bernama Nyonya Zhao. Wanita itu mengatakan bahwa rumahnya dihantui oleh roh seorang pria tua yang terus muncul di ruang tamu.
Ketika Xin Lian tiba di rumah besar itu, dia disambut dengan ketakutan dan harapan yang bercampur aduk. "Tolong bantu kami, Nona Xin," kata Nyonya Zhao dengan nada memohon.
Xin Lian memasuki ruang tamu yang luas dan segera melihat sosok pria tua berdiri di sudut ruangan, memelototinya dengan mata yang tajam. Kliennya tidak bisa melihat apa-apa, tetapi Xin Lian bisa merasakan kehadiran roh itu dengan sangat jelas.
"Siapa kau, dan mengapa kau di sini?" tanya Xin Lian dengan tenang, berbicara langsung kepada roh itu.
Pria tua itu mendekat, wajahnya penuh amarah. "Rumah ini milikku! Mereka mencurinya dariku!"
Xin Lian menghela napas. "Ceritakan semuanya."
Roh itu menjelaskan bahwa dia adalah pemilik asli rumah itu, tetapi keluarganya ditipu untuk menjualnya dengan harga murah sebelum dia meninggal karena serangan jantung.
Setelah mendengar ceritanya, Xin Lian menoleh ke Nyonya Zhao dan berkata, "Dia marah karena keluarganya merasa ditipu. Jika Anda ingin dia pergi, Anda harus melakukan sesuatu untuk menenangkan hatinya."
"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Nyonya Zhao.
"Donasikan sejumlah uang kepada keluarga almarhum," jawab Xin Lian, tersenyum tipis. "Dan tentu saja, biaya jasa saya adalah 3 juta yuan."
Meskipun kaget dengan jumlah itu, Nyonya Zhao setuju. Setelah donasi dilakukan, Xin Lian berbicara lagi kepada roh itu. "Mereka telah membayar hutang mereka. Sekarang pergilah."
Pria tua itu menatapnya sejenak sebelum menghilang.
***
Kasus berikutnya datang dari seorang pria muda bernama Tuan Li, yang mengaku bahwa putrinya yang meninggal beberapa tahun lalu terus menghantui rumahnya. Ketika Xin Lian tiba, dia melihat seorang gadis kecil duduk di tangga, memeluk boneka lusuh.
"Kenapa kau tidak pergi?" tanya Xin Lian lembut.
"Aku tidak ingin meninggalkan Ayah," jawab gadis itu dengan suara kecil.
Xin Lian mendekati Tuan Li dan berkata, "Putrimu tidak ingin pergi karena dia merasa kau tidak bisa melanjutkan hidup tanpanya. Kau harus meyakinkannya bahwa kau akan baik-baik saja."
Tuan Li menangis, berlutut di depan tangga, dan berbicara kepada udara kosong. "Maafkan Ayah, Nak. Ayah mencintaimu, tapi Ayah akan mencoba melanjutkan hidup. Kau boleh pergi dengan tenang."
Gadis kecil itu tersenyum pada Xin Lian sebelum menghilang. Tuan Li tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia merasa lega.
***
Kasus terakhir malam itu adalah seorang pengantin wanita yang meninggal di hari pernikahannya. Dia menghantui keluarga suaminya karena merasa dikhianati.
Ketika Xin Lian berbicara dengannya, dia menemukan bahwa pengantin itu meninggal karena keracunan makanan yang disengaja oleh keluarga suaminya.
"Kau ingin aku membalas dendam untukmu?" tanya Xin Lian.
"Ya," jawab roh itu dengan suara dingin.
Xin Lian setuju, tetapi dengan syarat bahwa keluarga itu membayar jasanya dengan harga yang sangat tinggi. Setelah kebenaran terungkap, keluarga itu dihantui rasa bersalah, dan roh pengantin itu akhirnya pergi dengan damai.
***
Malam itu, ketika Xin Lian pulang, dia merasa lelah tetapi puas. Dia tahu pekerjaannya penuh kebohongan, tetapi dia tidak peduli. Selama orang-orang percaya padanya, dia akan terus hidup mewah.
Namun, saat dia masuk ke rumah, dia merasakan kehadiran yang berbeda. Di sudut ruang tamu, hantu misterius yang dia lihat sebelumnya berdiri lagi, menatapnya dengan senyum menyeramkan.
"Kau pikir kau bisa terus hidup seperti ini, Xin Lian? Kita lihat saja nanti."
Hantu itu tidak pergi, dan dia membawa rahasia yang bisa menghancurkan hidup Xin Lian.
.
.
.
.
.
Ilustrasi Visual Xin Lian..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Arix Zhufa
Dasar orang tua tak tau diri...enak saja setelah anak nya dewasa & sukses baru mereka mencari
2025-01-18
1
Ao_Ao_
aku suka semua cerita kakak
2025-01-21
0