NovelToon NovelToon
SISA RASA “Kala Mantan Menggoda”

SISA RASA “Kala Mantan Menggoda”

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Balas Dendam / Wanita Karir / Teman lama bertemu kembali / Pihak Ketiga
Popularitas:77.3k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Marsha Aulia mengira, ia tidak akan pernah bertemu kembali dengan sang mantan kekasih. Namun, takdir berkata lain. Pria yang mengkhianatinya itu, justru kini menjadi atasan di tempatnya bekerja. Gadis berusia 27 tahun itu ingin kembali lari, menjauh seperti yang ia lakukan lima tahun lalu. Namun apa daya, ia terikat dengan kontrak kerja yang tak boleh di langgarnya. Apa yang harus Marsha lakukan? Berpura-pura tidak mengenal pria itu? Atau justru kembali menjalin hubungan saat pria yang telah beristri itu mengatakan jika masih sangat mencintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Anda Sungguh Tidak Sopan.

Jantung Marsha berdegup kencang. Tangan gadis itu terkepal di kedua sisi tubuhnya yang sedang terbelit dua lengan pria.

“Aku sangat merindukanmu, Cha.” Ulang pria itu, dan Marsha tahu siapa pemilik suara berat khas pria dewasa itu.

Siapa lagi jika bukan Rafael? Hanya dia yang memanggil Marsha dengan nama panggilan Cha-Cha.

“Terimakasih Tuhan, karena mempertemukan kita kembali.” Dengan lancang pria itu menumpangkan dagunya di atas pundak Marsha. Ia bahkan dapat merasakan terpaan nafas pada pipi sebelah kirinya.

“Kenapa pergi terlalu lama? Apa kamu tidak merindukan aku?”

Gemuruh di dada gadis itu semakin kencang. Ia tidak ingin menjadi lemah. Pria ini, meninggalkan Marsha lima tahun lalu tanpa kabar setelahnya, dan sekarang seenaknya memeluk tanpa tahu malu.

Rafael pikir Marsha wanita seperti apa? Bebas ia tinggalkan begitu saja. Kemudian datang tanpa rasa bersalah.

“Akh.” Rafael menjerit pelan. Kedua lengannya terlepas setelah Marsha dengan keras menginjak kaki pria itu. Sepatu Chef yang gadis itu gunakan lebih tebal dari sepatu formal milik Rafael.

“Anda sungguh tidak sopan, pak. Saya akan berteriak jika anda berani lancang seperti ini lagi.” Ucap Marsha penuh amarah.

Gadis itu meraih sebuah botol bumbu di dekatnya, kemudian mengacungkan di udara. Ia perlahan keluar dari gudang penyimpan itu. Sungguh, Marsha merasa telah di le-cehkan.

“Cha— Rafael hendak mengejarnya. Namun ia urungkan. Tidak ingin terjadi keributan dan membuat Marsha malu. Pria itu pun memutuskan untuk mundur.

Ia memang sengaja datang untuk melihat sang pujaan hati. Takdir berpihak padanya, saat melihat Marsha keluar dari dapur, menuju gudang penyimpanan. Rafael pun mengikuti.

Namun hal itu rupanya membuat Marsha marah. Rafael takut jika gadis itu akan pergi lagi.

“Aku tidak akan melepaskan kamu kali ini, Cha. Kamu milik aku. Selamanya akan tetap begitu.”

Marsha berjalan dengan cepat. Sesekali ia menoleh ke belakang. Takut Rafael mengikutinya.

“Chef, kenapa membawa bubuk kare? Bukannya Chef mau mengambil minyak wijen?” Seorang koki pembantu bertanya pada Marsha saat gadis itu tiba di dapur.

“Astaga.” Marsha sedikit terlonjak. Ia bahkan membawa botol yang salah.

“Ana. Hmm, bisa kamu tolong ambilkan minyak wijennya? Aku harus memeriksa pesanan yang lain.” Dengan sedikit tersenyum Marsha menyerahkan botol bumbu itu pada bawahannya.

“Baik, Chef.” Tanpa banyak berkata, koki pembantu itu pun pergi ke gudang penyimpanan.

‘Semua ini karena dia. Astaga. Akan seperti apa hari-hariku kedepannya? Sungguh aku ingin pergi dari tempat ini.’

“Chef, ada pesanan tumis kangkung, dan ayam kecap dengan satu porsi nasi hangat.” Seorang koki pembantu lain yang bertugas menerima pesanan dari pramusaji datang menghampiri Marsha yang sedang menata hidangan di atas piring.

Dahi Marsha berkerut sangat dalam. Mana ada menu seperti itu di restoran ini.

“Pesanan dari siapa? Apa tidak membaca buku menu?” Tanya Marsha sedikit ketus. Mood gadis itu sungguh berantakan setelah bertemu dengan Rafael.

Ia merasa hari ini adalah hari buruk untuknya.

“Katanya ini pesanan dari Big bos, Chef.” Cicit koki pembantu itu secara pelan. Ia menggigit bibir bawahnya, setelah mendengar nada bicara Marsha yang tidak bersahabat seperti biasanya.

Mendengar kata Big bos, Marsha pun tahu siapa orang yang dimaksud bawahannya itu.

“Tidak ada kangkung hari ini.” Ucap Marsha kemudian.

“Kata pramusaji, kalau tidak ada kangkung, diganti tumis buncis pun boleh, Chef.” Gadis muda itu menyampaikan pesan rekan kerjanya di depan. Ia sungguh takut melihat perubahan raut wajah Marsha. Asisten Chef itu tidak pernah marah sebelumnya. Selalu ramah dan bersahabat.

Marsha menghela kasar. Ia kemudian mengambil kertas pesanan dari tangan koki pembantu itu.

\~\~\~

Marsha sedang duduk berselonjor kaki di dalam ruang istirahat. Lelah itu tak hanya menyerang tubuh, tetapi juga hatinya.

Setelah membuatkan makanan yang di minta oleh Rafael, pesanan makan siang datang silih berganti. Membuat gadis itu ikut terjun langsung menyelesaikan pesanan-pesanan itu.

“Aw.” Marsha tersentak. Sebuah minuman dingin menempel di pipinya.

“Lelah?” Chef Robby datang menyodorkan satu botol minuman jeruk kesukaan Marsha. Ia pun duduk di samping gadis itu.

“Terimakasih, Chef.” Gadis itu pun meneguk minuman dingin itu hingga tersisa setengahnya.

“Katanya, tadi ada orderan makanan nyeleneh dari Big bos. Apa itu benar?” Tanya pria berusia tiga puluh lima tahun itu. Hari ini mereka bekerja di shift yang berbeda. Saat Marsha akan pulang, Chef Robby baru akan mulai.

Marsha hanya mengangguk pelan. Sungguh, ia tidak ingin membahas tentang Rafael.

Ah.. mengingat kembali namanya saja membuat suasana hati Marsha sangat buruk.

“Tidak apa-apa. Dia memang suka begitu. Menguji kemampuan memasak kita. Dulu, ayahnya juga sering begitu.” Jelas Chef Robby ketika melihat gadis di sampingnya yang seperti enggan membahas tentang atasan mereka.

“Oh ya, Sha. Kamu dan pak Aldo teman masa kuliah ‘kan? Itu artinya, kamu juga mengenal pemilik hotel ini. Yang aku dengar, pak Aldo dan bos, mereka juga berteman sejak masa kuliah.” Pria dewasa itu mengalihkan pembicaraan. Siapa tahu Marsha mau membuka mulutnya.

“Aku tidak mengenalnya, Chef.” Jawab gadis itu dengan cepat.

Chef Robby menggangguk pelan. Ia semakin yakin, jika perubahan raut wajah Marsha berhubungan dengan atasan mereka.

“Chef, besok jadwalku libur. Aku sudah merekap beberapa stok yang habis pagi ini.” Marsha menyerahkan buku catatan pada sang atasan. Ia kemudian bangkit, berpamitan untuk pergi ke dalam loker untuk mengganti bajunya.

Sungguh Marsha ingin lari saat ini. Ia tidak mau bertemu dengan Rafael. Melihat pria itu, membuat ia kembali teringat akan rasa sakit yang di alami lima tahun lalu.

Gadis itu memilih pulang melalui jalur belakang restoran. Melewati lorong, yang terhubung dengan parkir khusus para pekerja hotel.

Meski sedikit jauh, Marsha tidak perduli. Ia hanya tidak ingin bertemu dengan Rafael jika pulang melalui lobby hotel. Sebisanya, gadis itu akan menghindar dari kemungkinan yang bisa saja terjadi.

“Marsha.”

Aldo melihat Marsha keluar dari pintu penghubung, pria itu kemudian sedikit berlari untuk menghampiri sang asisten Chef itu.

Melihat Aldo mendekat, Marsha membuang nafas kasar. Selain Rafael, sepertinya ia juga harus menghindari Aldo. Bagaimana pun juga, pria culun itu adalah asisten pribadi Rafael.

“Kamu mau pulang? Kita pulang bersama.” Ucap Aldo mencegat langkah Marsha.

“Aku bisa naik bis, pak.” Jawab gadis itu sopan.

Ia kembali melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan keberadaan Aldo.

“Sha. Ayolah. Kamu tahu aku tidak mau di tolak. Aku akan mengantarkan mu pulang. Atau kamu mau pulang bersama Rafael?” Pria itu nampaknya tidak menyerah. Dan kalimat terakhir itu membuat Marsha menghentikan langkahnya.

“Apa bosmu yang menyuruh?” Selidik Marsha dan Aldo pun menggeleng pelan.

“Dia tidak ada disini, Sha. Setelah makan siang tadi, dia kembali ke kantor.” Jelas Aldo. Tanpa permisi, pria itu menarik lengan Marsha, untuk di bawa ke arah mobilnya.

Marsha memutar bola matanya dengan malas. Ia menghempaskan tangan Aldo begitu saja.

Aldo mengulum bibirnya dalam saat melihat Marsha berjalan menuju mobilnya.

“Kalau menurut begini, ‘kan cantik.” Ucap Aldo setelah mereka berdua berada di dalam mobil.

“Aku hanya tidak ingin ada yang melihat, dan kita menjadi bahan gosip, Al.” Nada bicara Marsha sedikit ketus.

“Memang kenapa kalau kita di gosipkan? Apa kamu takut Chef Robby akan marah atau cemburu?”

“Aku tidak ada hubungan apapun dengan Chef Robby, Al.” Tukas Marsha dengan cepat. Jangankan dengan Chef Robby, dengan pria lain pun, gadis itu belum siap membuka hatinya. Mungkin lebih tepatnya, ia tidak ingin membuka hatinya lagi.

1
Ranita Rani
kasian el,,,
Fitrinda Sumampouw
kenapa bersambung?
Author Amatir🍒: Kan masih on going kak. Lanjutannya, aku masih mengarang, kemudian mengetiknya..
total 1 replies
Muhammad Dimas Prasetyo
sakit apa ya Rafael..
Author Amatir🍒: Gangguan mental kak..
total 1 replies
mbok Darmi
kasihan rafael korban keegoisan ibunya jgn sampai sandra dan ibunya tau kl rafael punya penthause secara sembunyi untuk menyendiri dan memulihkan mental nya yg sakit, gimana marsha msh mau menolak rafael dan gengsi untuk memaafkan rafael bukan hanya kamu yg terluka rafael lebih menderita, dilihat sandra sdh pasrah dan mau berpisah cerai baik2 to mmg dasar ibunya rafael yg egois dan tdk mau berubah dan memahami rafael yg anak kandung itu sandra atau rafael kok aku jd curiga
Sunaryati: Benar benar memprihatinkan kehidupan Rafael, ibunya tak punya perasaan, anaknya dianggap boneka hidup yang akan menuruti kemauannya, ayo Marsha buka kembali hatimu agar Rafal sembuh total, Sandra juga tak egois karena dia juga menderita karena merupakan istri yang tak dianggap, itu juga merupakan hukuman atas kesalahan Sandra
total 1 replies
heng ky
ibunya egois sekali.. masak menutup mata tentang kesehatan anaknya sendiri.... ibu yang kejam
Noey Aprilia
Ksih liat sm ibunya yg egois....dia lbih mmntingkn prsaan orng lain drpd anknya sndri....pdhl dia jg tau apa dn spa yg bsa bkin anknya bhgia,tp mta htinya udh buta....
kl msti d slahkn,jls dia yg pling slah....
efvi ulyaniek
lanjutttttt....duh kasian
Yeni Astriani
lanjuttt thor
Noey Aprilia
Mngkn krna emaknya rafael udh biasa kli,sgla printahnya hrus d truti...
dia bhkn ga pduli anknya bhgia atw ga,bktinya skrng aja dia msh egois....
Dah lh....cpe bgt sm klkuannya dia,mndingn rafael kbur aja.....😔😔😔
Muhammad Dimas Prasetyo
ibu Miranda belum kapok anak nya menderita
Sri Endah B. A
Luar biasa
Ranita Rani
sakit smua
Sunaryati
Seorang ibu yang egis, tidak mengusahakan anaknya bahagia tapi malah menekannya, semoga Sandra segera melepas Rafael dan menyatukan dengan Marsha
mbok Darmi
ibunya rafael dan sandra sama2 egois ngga mikir sama sekali dgn beban hidup rafael, apakah yg ada dipikiran mereka anak hrs nurut sama ortunya bila tdk ada sedikitpun rasa kebahagiaan di rafael ttp dipaksa patuh, sandra juga egois dgn alasan anak dan lumpuh tdk laku lagi ttp mempertahankan pernikahan yg toxic kasihan rafael semoga mampu melewati semua, tegas lah rafael cukup sdh 5 thn kamu patuh tiba saat nya kamu juga memikirkan kebahagiaan mu jgn jd laki2 bodoh dgn dalih nurut sama ortu yg egois
Aramsa Aner
ibunya egois...
satukan Marsha dan Rafael Thor🙏🙏🙏
efvi ulyaniek
ibu nya nunggu rafael gila dulu baru dia nya sadar
mbok Darmi: itu pernah gila kan mungkin nunggu rafael mati
total 1 replies
Yeni Astriani
lanjuttt thor
icha amelia
lg thor dr pagi aku tungguin tp baru sekarang muncul
Naufal Affiq
betul kata om aldo,thor bisa minta tolong gak,buat marsha mau menjenguk rafael yg sedang sakit,biar rafael cepat sembuh/Smile//Smile/
Author Amatir🍒: Nanti aku hubungi Marsha dulu. Apa dia mau jenguk Rafael atau tidak 😅
total 1 replies
Diah Ani Pratiwi
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!