NovelToon NovelToon
DOA DI AKHIR SUJUD

DOA DI AKHIR SUJUD

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Chicklit
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Hai pembaca!
Kali ini, saya akan membawa Anda ke dalam sebuah kisah yang terinspirasi dari kejadian nyata, namun dengan sentuhan kreativitas yang membuatnya semakin menarik. Simaklah cerita tentang Halimah, seorang wanita yang terjebak dalam badai cinta, kekerasan, dan teror yang mengancam jiwa.

Semuanya bermula ketika Halimah bertemu dengan seorang pria misterius di media sosial. Percakapan mereka berlanjut ke chat pribadi, dan tak disangka, suami Halimah menemukan bukti tersebut. Pertengkaran hebat pun terjadi, dan Halimah dituduh berselingkuh oleh suaminya.

Halimah harus menghadapi cacian dan hinaan dari keluarga dan tetangga, yang membuatnya semakin rapuh. Namun, itu belum cukup. Ia juga menerima teror dan ancaman, bahkan dari makhluk gaib yang membuatnya hidup dalam ketakutan.

Bagaimana Halimah menghadapi badai yang menghantamnya? Apakah ia mampu bertahan dan menemukan kekuatan untuk melawan? Ikuti kisahnya dan temukan jawabannya. Jangan lewatkan kelanjutan cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DODIAKSU 17

Pagi yang cerah itu menyambut Halimah dengan senyum hangat. Angin pagi yang lembut membelai wajahnya, menciptakan kesan ceria yang serasi dengan keindahan alam di sekitarnya.

Sepanjang perjalanan, matanya yang berbinar tidak pernah lelah menatap keindahan alam yang masih asri. Pemandangan yang tenang dan udara yang segar membuat hatinya merasa damai.

Dengan penuh kasih sayang, Halimah memeluk Anha erat, sesekali mengatur rambutnya yang tertiup angin. Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Di kawasan itu, kesibukan sudah mulai terasa, dengan bangunan-bangunan yang megah dan modern bertebaran di sana-sini. Kontras dengan desa Halimah yang masih sederhana dan tenang.

Desa Topogaro, sebuah kawasan yang berkembang pesat sebagai pusat industri, kini menjadi magnet bagi para pendatang yang ingin memulai usaha. Desa ini telah bertransformasi menjadi sebuah pusat kegiatan yang sibuk, tempat di mana orang-orang dari desa-desa sekitar, termasuk desa Halimah, datang untuk berbelanja atau mencari pengobatan.

Anha membelokkan kendaraannya ke arah pekarangan Klinik, setelah sebelumnya memastikan bahwa jalanan aman.

Ia memarkirkan motor dan menoleh ke Halimah. "Ayo, Mbak, masuklah! Jangan bengong di luar," ajak Anha dengan nada yang ramah.

Halimah tersenyum dan mengikuti Anha berjalan ke dalam klinik. Mereka berdua berjalan beriringan, menuju klinik.

Halimah mendekati meja resepsionis dengan percaya diri, menyampaikan bahwa ia telah membuat janji dengan Dokter Aleric. Resepsionis yang ramah dan profesional menyambutnya dengan senyum, kemudian mempersilakan Halimah untuk naik ke lantai 3, menuju ruangan Dokter Aleric.

"Dokter sudah menunggu Anda," kata resepsionis dengan nada yang sopan, membuat Halimah merasa dihargai dan siap untuk pertemuan penting tersebut.

Halimah dan Anha berjalan menuju lift, namun langkah Anha tiba-tiba terhenti. "Mbak, kita kok ke arah sini?" tanyanya dengan nada ragu.

Halimah tersenyum dan menjelaskan, "Kita naik ke lantai tiga dengan menggunakan lift, Ndok."

Wajah Anha semakin pucat, dan ia mengusulkan, "Kita lewat tangga aja, yuk, Mbak."

Halimah tertawa dan mengejeknya, "Kenapa, sih? Kamu takut, ya?"

Anha meringis, mengakui ketakutannya. "Iya, aku takut, Mbak. Nanti kalo liftnya jatuh kayak di film-film gitu, gimana?"

Tawa Halimah semakin kencang, dan ia mencoba menenangkan Anha. "Kamu terlalu berlebihan, Mbak waktu itu juga naik ini kok. Sudah, ayo!"

Halimah segera menarik tangan Anha untuk segera masuk ke dalam lift. Langkah Anha ragu-ragu, dan ia terlihat cemas dan takut. Saat berada di dalam lift, Anha memegang pegangan dengan kuat, matanya terpaku pada tombol-tombol lift.

Halimah memandangnya dengan senyum, "Tenang, Ndok. Aku ada di sini."

Pintu lift terbuka, dan Halimah tidak bisa menahan tawa melihat Anha yang dengan cepat melangkah keluar, seolah-olah ingin menghindari lift yang menakutkan. Mereka berjalan perlahan, menatap sekeliling dengan rasa ingin tahu, hingga akhirnya mereka tiba di depan ruangan dokter Aleric.

Halimah berhenti sejenak, memandang Anha dengan senyum. "Mbak, masuk dulu ya. Kamu tunggu di sini," katanya.

Anha mengangguk, "Iya, Mbak. Aku tunggu Mbak di sini."

Halimah memegang erat tasnya, menarik napas dalam sebelum mengetuk pintu. Suara Aleric terdengar dari dalam, mempersilakan Halimah masuk.

Halimah membuka pintu, dan terlihat Aleric duduk di kursinya dengan senyum lebar di wajahnya.

"Masuk, Halimah," ujarnya.

Halimah merasa sedikit gugup, ia menunduk sedikit sebelum masuk ke dalam ruangan. Ia tidak percaya diri dengan penampilannya, dan merasa malu di hadapan Aleric. Langkahnya terasa berat, namun ia berusaha untuk tetap percaya diri.

Tatapan Aleric begitu intens dan penuh perhatian ketika ia memandang Halimah.

 "Wah, sekarang kamu terlihat lebih sehat dan cerah, ya Halimah," ujarnya dengan senyum.

"Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik dari kemarin? Ada keluhan apa tidak?"

Halimah tersenyum tipis, mengungkapkan perasaannya yang lebih baik.

"Terima kasih, Dok. Saya sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja, kadang-kadang masih suka lemas tiba-tiba. Tapi sudah tidak sesering dulu," jelasnya dengan nada yang lebih stabil.

Aleric mencatat setiap perkataan Halimah dengan teliti, matanya tidak pernah berhenti memandangnya.

"Kali ini kita lakukan tes lagi, ya. Aku hanya ingin memastikan jika penyakitmu sudah ada perubahan," katanya dengan nada yang profesional.

"Aku akan tes tekanan darahmu dulu, ya," tambahnya sambil meminta Halimah mengulurkan tangannya.

Aleric memperlakukan Halimah dengan lembut dan hati-hati, seperti seorang teman lama yang peduli.

 "Alhamdulillah, sekarang tekanan darahmu mulai normal. Pertahankan terus, ya. Jangan terlalu stres," ucapnya dengan senyum.

Halimah mengangguk, merasa lega dengan kabar baik tersebut. "Baik, Dok," ujarnya. Lalu, ia terlihat ragu-ragu sebelum melanjutkan, "Oh, iya, Dok. Ada sesuatu yang mau saya tanyakan."

Aleric memandangnya dengan antusias, "Iya, silakan. Apa yang ingin kamu tanyakan?" Halimah menelan ludah, sebelum bertanya dengan nada yang lirih,

"Pas saya pertama kali berobat ke sini, kata resepsionisnya, gratis. Apa Dokter yang melakukannya?"

Aleric tersenyum, mengungkapkan rahasia yang membuat Halimah penasaran. "Iya, aku senang bisa bertemu teman lama. Tapi kali ini, gak gratis, loh, ya," ucapnya sambil berhehe pelan.

Halimah merasa senang karena tak ada kecanggungan di antara mereka. Ia merasa lega dan berterima kasih atas kebaikan Aleric.

"Tidak lah, Dok. Justru saya merasa tidak enak sama Dokter gara-gara saya tidak bayar," ucapnya dengan nada yang jujur."Sekali lagi terimakasih ya Dok. "

Setelah melakukan serangkaian tes, Halimah dan suster itu kembali ke tempat Aleric, membawa selembar kertas hasil tes yang sangat dinantikan. Aleric menerima kertas tersebut dan membacanya dengan teliti, matanya memindai setiap baris hasil tes.

"Syukurlah, Halimah! Ada kemajuan yang sangat signifikan," ucap Aleric dengan senyum lebar.

"Semua tesnya menunjukkan hasil yang bagus. Kedepannya, kamu hanya perlu sambung obat saja, tidak perlu lagi melakukan tes lagi. Tapi ingat, Halimah, tetap jaga pola makan dan jangan stres."

Halimah mengangguk dengan gembira, merasa lega dan berterima kasih atas kabar baik tersebut.

"Kalau begitu, saya permisi dulu, Dok," ucapnya sambil berdiri. Aleric pun ikut berdiri, dan mereka bersalaman dengan hangat. Halimah mengucapkan rasa terima kasihnya yang tulus, sebelum melangkah keluar dari dalam ruangan.

"Halimah, kamu datang sendiri?" tanya Aleric, sebelum Halimah benar-benar pergi.

Halimah tersenyum dan menjawab, "Tidak, saya datang bersama adik saya." Aleric mengangguk, dan Halimah melanjutkan perjalanannya, merasa lega dan bahagia dengan hasil tes yang memuaskan.

"Halimah, tunggu!" Aleric mengejarnya sampai di depan pintu, suaranya yang lembut namun jelas membuat Halimah berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Iya, ada apa?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Aleric mendekatinya, matanya memandang Halimah dengan intens. "Kamu tinggal di mana, Halimah?" tanyanya dengan nada yang santai.

Namun, sebelum Halimah bisa menjawab, seorang wanita cantik dan seksi datang menghampiri mereka. Wanita itu memiliki rambut panjang yang berkilau dan mata yang tajam, membuat Halimah merasa sedikit tidak nyaman.

"Ada apa, mas?" tanya wanita itu dengan nada yang manja, matanya memandang Halimah dengan rasa ingin tahu.

"Siapa dia?"

Halimah menatapnya dengan lekat, mengingat jika wanita itu adalah wanita yang ia lihat sedang bersama Aleric.

Aleric mencoba menjelaskan siapa Halimah, namun Halimah segera memotong pembicaraan Aleric.

"Saya pasiennya, Pak Dokter," ucapnya dengan nada yang santai.

1
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
dah selingkuh main pelet2an ckckck 🤦‍♀️
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
jangan mauu /Scream/
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
Anton makin tega, Halimah sabar banget 😭
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
/Cry/ yahhh yahhh
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
suka sama gambar2 visual pilihan author 🥰
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
mang bpkmu sengklek kyk tumor kankerr 🤣
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
mang niat bnget cari kesalahan Halimah 😭 padahal Dy yg slingkuh
.•♫•♬•Luo Yii•♬•♫•.
eh kok mt.. ke gc 🤣🤣
𝙵𝚑𝚊𝚗𝚒𝚊 🦂🦂 🦂
lanjut yi.. nggak sabar pengen liat si Anton itu menyesal
.•♫•♬•Luo Yii•♬•♫•.: iyaa buk.. ini jg lgi berusaha.. oleng ke mt mulu buk
total 1 replies
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
eehh /Panic/
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
hddehhh play victim 😤😤
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
pasti mau tinggal bareng sama selingkuhannya 😌😏
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
si Anton dah beralih ke lain hati, 🤧🤧 makanya berubah jdi suami kamvrett, lebih baik pisah aja jngn mengharapkan hal yg mustahil Halimah 😭
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
mang kyk betina si Anton ini 😂😂🤣🤣
Manik🌼
satu iklan untuk kamu /Drool/
Manik🌼
bener sih kata anha
Nar Sih
sabarr ya halimah
Nar Sih
dri bhsa nya ini cerit orang jawa ya kak thorr ,tpi sedih dan lucu
.•♫•♬•Luo Yii•♬•♫•.: iyaa Halimah orang Jawa di cerita ini
total 1 replies
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
Halimah cepat pisah dari Anton, daripada kamu stress di hina & direndahkan terus 😭😭🤧
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
untungnya si Rafa dah gede & Halimah bisa cari uang sendiri, mang suami gak guna si Anton 🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!