NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

"AAAAAAAA"

"Maaf Dek" Alam langsung berbalik memunggungi Kania. Alam mengusap dadanya karena rasa terkejutnya.

"Dasar m*sum!!" Kania ternyata sedang mengganti bajunya ketika Alam masuk ke dalam kamar.

"Maaf Dek, Kakak nggak tau kalau kamu lagi ganti baju" Alam menggelengkan kepalanya untuk membuang pemandangan yang baru saja menodai matanya.

"Sudah selesai!!" Ketus Kania setelah memakai piyamanya.

Setelah mendengar Kania menaiki ranjangnya, Alam baru berani membalikkan badannya.

"Kakak bawain air minum Dek, kamu kan kehausan kalau malam" Alam meletakkan gelasnya di atas nakas.

"Sok tau banget" Gumam Kania.

"Kakak tau Dek, karena setiap malam kamu pasti bangun ambil minum" Jawab Alam membuat Kania mengerutkan keningnya.

"Jadi selama ini dia kebangun kalau aku ke dapur?" Batin Kania.

Alam membuka lemarinya, mengambil baju ganti karena bajunya yang basah terkena air saat mencuci piring tadi.

"Mau ngapain??!!" Bentak Kania karena melihat Alam yang sudah mengangkat kaosnya ke atas, bersiap ingin melepasnya.

"Mau ganti baju lah Dek!!" Jawab Alam santai.

"Ya nggak disini juga kali. Di kamar mandi kan bisa!!"

"Kamu tadi juga di sini kok" Alam membuka bajunya begitu saja, sehingga terpampang dengan jelas otot perutnya yang terbentuk sempurna di hadapan Kania.

"KIYYAAAA DASAR M*SUM!!" Kania menutup wajahnya dengan bantal.

"Kenapa teriak-teriak sih Dek?" Alam mengusap telinganya yang berdengung akibat teriakan Kania.

"Lagian kamu nggak dosa kok lihatnya. Mau lihat yang lebih dari ini juga boleh, udah halal juga"

"Dih ogah!!" Kania mengintip dari balik bantal memastikan suaminya itu sudah menutup tubuh yang menurut Kania jelek itu.

"Jangan gitu Dek, nanti kalau kamu udah Coba sekali kamu ketagihan loh" Alam tersenyum jahil kepada Kania.

"Dasar omes!!"

"Omes juga kamu dulu suka" Balas Alam. Baginya bercanda seperti ini merupakan perkembangan yang sangat berarti dalam hubungannya dengan Kania. Walau Kania masih saja ketus dan suka seenaknya namun Alam senang karena setidaknya Kania masih mau menyahuti omongannya.

"Itu kan dulu, sekarang enggak!! Apa lagi dulu nggak kaya gini. Dimana Alam yang dulu dingin dan berkarisma itu? Kenapa sekarang jadi banyak omong dan omes kaya gini? Kalian beda orang ya?" Tentu saja perkataan Kania ini membuat Alam terkekeh pelan.

"Malah ketawa lagi!!" Gerutu Kania.

"Alam yang itu sudah pergi Dek, dia sudah kamu bawa pergi jauh waktu itu. Alam yang selalu mengacuhkan kamu sudah tidak ada lagi. Yang ada hanya Alam yang akan selalu berusaha membahagiakan kamu"

Alam berjalan mendekati Kania, bersimpuh di lantai agar lebih dekat dengan Kania yang duduk di ranjang.

Kania memundurkan badannya meski kakinya tidak ikut bergerak.

"Kakak tidak maslah kamu mengacuhkan Kakak begini. Kakak juga tidak masalah tidur di manapun asal di dekat kamu. Tapi Kakak mohon Dek, jangan terlalu dekat dengan Farel!! Kakak akui Kakak cemburu Dek!!" Alam meraih tangan Kania ke dalam genggamannya.

"Mana ada suami yang rela melihat istrinya pergi dengan pria lain. Kakak tidak bisa menahan rasa cemburu ini Dek. Rasanya ingi sekali menghajar Farel saat itu juga. Tapi Kakak sadar Dek, Kakak bukanlah siapa-siapa jika di bandingkan dengan Farel. Kakak hanya menang status sebagai suami kamu saja" Alam mengusap lembut tangan Kania. Sungguh di luar dugaannya karena Kania tidak menepis tangannya.

"Memangnya kamu pikir aku hanya melihat pria dari materinya saja?? Seandainya kamu dulu tidak membohongiku pasti aku tetap memilihmu walaupun di hadapanku ada anak sultan sekalipun!!" Balas Kania sengit karena merasa tersinggung dengan ucapan Alam.

"Benarkah Dek? Benar kamu pasti memilih Kakak?" Alam berbinar menatap Kania.

"Itu dulu sekarang enggak!!" Ketus Kania.

Alam berubah sendu karena jawaban Kania. Alam mengangkat wajahnya menatap manik mata yang indah di hadapannya itu. Alam semakin mendekatkan wajahnya pada Kania.

Mendekat semakin mendekat hingga jarak mereka begitu dekat karena Kania bisa merasakan hembusan nafas Alam menerpa wajah cantiknya.

Alam mulai mengikis jarak antara keduanya, hanya tinggal beberapa senti saja Alam bisa merasakan lembutnya bibir Kania, tapi istrinya itu memalingkan wajahnya.

Alam terkekeh pelan lalu mengusap kepala Kania dengan lembut.

"Kakak hanya bercanda, Kakak tidak akan melakukan itu selama kamu belum siap Dek!" Alam berdiri membetulkan celananya yang terlipat.

"Selamat malam Dek, mimpi yang indah ya" Sebelum Alam pergi ternyata ia memberikan satu kecupan hangat di kening Kania.

Kecupan ke dua yang Kania terima dari pria yang dulu pernah dicintainya begitu dalam hingga lupa daratan.

Alam sempat memberikan senyumannya pada Kania yang masih membeku sebelum pintu kamar ia tutup dari luar.

Kania memegang keningnya yang masih terasa bekas bibir yang menempel di sana. Terasa hangat namun terasa gamang di hati Kania.

****

Mobil milik Alam sudah memasuki pekarangan rumah Kania. Rumah kenangannya bersama Ayahnya tapi juga rumah yang pernah menorehkan rasa sakit yang begitu dalam di hati Kania.

"Assalamualaikum Bunda!" Ucap Kania kakinya baru saja memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, Kania sayang, Bunda kangen Nak!!" Bunda berjalan cepat menghampiri putrinya.

"Kania juga Bunda, maaf baru bisa kesini" Kania memeluk orang tua satu-satunya itu.

"Tidak papa bunda tau kalian pasti sibuk. Alamnya mana?" Bunda celingukan mencari keberadaan Alam.

"Masih di luar Bun, kita tunggu di dalam saja" Kania berjalan ke ruang tengah menggandeng tangan ibunya seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya.

-

-

"Alam?"

"Hay Dan?" Alam tersenyum tipis melihat kedatangan Dania.

"Hay, Kania mana?" Tanya Dania yang tidak melihat keberadaan adiknya.

"Sudah masuk duluan, kamu dari mana?"

"Dari minimarket depan" Dania menunjukan kantong plastik yang dibawanya.

"Ohh" Jawab Alam manggut-manggut saja.

"Emmm Lam??" Panggil Dania sedikit ragu.

"Ya?"

"Hubungan kamu sama Kania gimana? Kania udah maafin kamu kan?" Alam sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan Dania itu

"Hubungan kita baik, Kania juga sudah bisa menerima pernikahan ini" Bohong Alam, karena dia tidak mungkin menceritakan masalah rumah tangganya kepada orang lain. Apalagi Dania adalah mantan kekasihnya, bisa berakibat fatal jika Alam ceroboh.

"Syukurlah kalau begitu, aku jadi tenang. Selama beberapa hari ini aku masih memikirkan keadaan kamu Lam. Takut kalau kamu tidak bahagia dengan pernikahan kamu. Apalagi Kania yang terlihat tidak bisa menerima kamu. Aku__"

"Dania!! Cukup Dania!!" Sergah Alam menghentikan ucapan Dania yang semakin melantur.

"Kamu tidak perlu memikirkan masalah rumah tanggaku lagi!! Aku bahagia dengan pernikahan ini, aku bahagia dengan Kania. Masalah Kania belum bisa menerima ku itu urusan ku, aku akan tetap berusaha membuat cinta Kania kembali lagi. Jadi aku mohon sudah cukup kamu memikirkan tentang aku. Sudah waktunya kamu memikirkan dirimu sendiri. Aku tidak mau menyakiti hati istriku lagi kalau melihat kita seperti ini"

Rentetan penolakan Alam ini terasa sangat menyakitkan bagi Dania. Hingga air mata sudah mengumpul di pelupuk matanya yang sudah siap untuk terjatuh.

"HEMMM"

Suara deheman seseorang membuat jantung berdetak kencang. Sungguh Alam ketakutan jika terjadi salah paham karena Dania berada di hadapannya saat ini.

"Dek?"

-

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa tinggalkan jejak mu untuk terus mendukung karya ini😘

1
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!