NovelToon NovelToon
Aku Tidak Mandul, Bu!

Aku Tidak Mandul, Bu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: prettyaze

Aisyah, seorang istri yang selalu hidup dalam tekanan dari mertuanya, kini menghadapi tuduhan lebih menyakitkan—ia disebut mandul dan dianggap tak bisa memiliki keturunan.

mampukah aisyah menghadapi ini semua..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kedatangan

hari minggu ini aisyah dan farhan tengah santai dirumah, aisyah tidak datang ke tokonya dan farhan yang libur bekerja. mereka ingin menghabiskan waktu bersama tanpa memikirkan masalah yang datang, terlebih dahulu.

namun waktu santai itu tidak berselang lama, saat ada kedatangan mertuanya, aisyah hanya bisa menghela nafas. apalagi yang ibu farhan itu inginkan?..

Di ruang makan, Aisyah tengah merapikan piring setelah makan siang bersama. Mertuanya duduk di kursi dengan tatapan dingin, sementara Farhan disebelah aisyah tengah sibuk dengan ponselnya.

 “Aku heran, sampai sekarang rumah ini masih terasa sepi. Tidak ada tanda-tanda kau akan memberi kami cucu.”

Aisyah terdiam lagi-lagi ucapan menyakitkan yang ia dapat, tangannya sedikit gemetar. Farhan menghela napas, meletakkan ponselnya.

 “Bu, tolong jangan mulai lagi. Semua butuh waktu.”

sang mertua mendelik “Waktu yang benar saja? Berapa lama lagi? Sudah lima tahun farhan! Jangan-jangan memang ada yang salah dengan istrimu ini.”

Aisyah masih berusaha sabar menahan air mata. “Saya juga ingin memiliki anak, Bu. Saya selalu berdoa untuk itu…bu...”

mertua menatapnya sinis sembari menyilangkan tangan di dada.

“Dengar!..Doa saja tidak cukup! Seharusnya kau lebih berusaha. Jangan hanya sibuk dengan toko bungamu itu. Apa gunanya perempuan kalau tidak bisa memberi keturunan?”

Ruangan menjadi hening sesaat. Aisyah menunduk, menggigit bibirnya untuk menahan isakan. Farhan tampak gelisah, tapi tidak segera membela istrinya.

Aisyah berucap lirih “Saya sudah mencoba, Bu…”

 “Mencoba terus? Sampai kapan? Atau jangan-jangan memang benar kau ini mandul?” balas mertua mengejeknya.

Aisyah tersentak mendengar itu. Matanya membesar, dadanya terasa sesak. Farhan menatap ibunya dengan raut tak senang.

Farhan menjawab dengan nada lebih keras.“Bu, cukup! Jangan berkata seperti itu. kita pasti akan mempunyai anak"

 “Apa? Kau lebih membela istrimu daripada ibumu sendiri? Dengar, Farhan, kalau dia memang tidak bisa memberi keturunan, lebih baik kau pikirkan lagi pernikahan ini, dari pada kau menyesal nantinya. ibu tidak mau keluarga kita hancur hanya karena perempuan ini.” mertuanya menatap aisyah sinis.

Aisyah menatap Farhan, berharap suaminya akan berkata sesuatu, seperti membelanya. Tapi Farhan hanya diam, menggenggam dahinya, seolah tak tahu harus berkata apa. Saat itu juga, Aisyah merasakan sesuatu ..rasa sakit yang lebih dalam dari sekadar kata-kata. Untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar sendirian. tidak ada suami yang membela. hanya ketidakberdayaan Farhan.

Aisyah menarik napas dalam, berusaha menenangkan dirinya. Tapi kata-kata mertuanya terlalu tajam, dan diamnya Farhan hanya menambah luka di hatinya. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh juga.

"Bu, saya mencintai Farhan. Saya ingin membangun keluarga dengannya, bukan hanya sekadar memiliki anak. Saya juga ingin menjadi seorang ibu, tapi semuanya ada waktunya. Tolong, jangan anggap saya tidak berusaha," ucap Aisyah lirih, suaranya bergetar.

Mertuanya mendengus. "Cinta saja tidak cukup! Lihat saudara-saudaramu, Farhan! Mereka sudah punya anak, membahagiakan keluarga mereka. Apa kau tidak malu?"

Farhan mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tahu ibunya keras kepala, tetapi kali ini sudah kelewatan. Ia menatap Aisyah yang kini tampak begitu rapuh, lalu beralih menatap ibunya dengan penuh ketegasan.

"Ibu, aku mencintai Aisyah, dan tidak ada yang bisa mengubah itu. Anak adalah anugerah, bukan sekadar kewajiban. Aku tidak akan meninggalkan istriku hanya karena tekanan seperti ini," katanya mantap.

Mata Aisyah membesar, tidak menyangka Farhan akhirnya bersuara. Tapi mertuanya justru menggebrak meja.

"Jadi kau lebih memilih istrimu daripada keluargamu sendiri? Lihat saja nanti, Farhan! Suatu hari kau akan menyesal!" Dengan penuh kemarahan, mertuanya mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah dengan langkah cepat.

Suasana rumah kembali sunyi. Aisyah masih berdiri di tempatnya, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Farhan mendekatinya, mengusap bahunya dengan lembut.

"Maaf, Aisyah... Aku seharusnya melindungimu sejak awal. Aku terlalu takut menyakiti perasaan Ibu, tapi aku juga tidak ingin kehilanganmu. Aku janji, kita akan melewati ini bersama."

Aisyah mengangguk pelan, air matanya kembali mengalir. Kali ini bukan karena kesedihan, tapi karena sedikit rasa lega. Setidaknya, ia tahu bahwa Farhan akhirnya memilih untuk berdiri di sisinya.

Dan untuk pertama kalinya, meski masih menyakitkan, Aisyah merasa bahwa ia tidak benar-benar sendirian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!