Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Losmen Nomor 7 Puncak Gunung Wu Tang.
Satu persatu tamu-tamu undangan untuk merayakan hari ulang tahun ke 100 Pendiri Sekte Wu Tang telah tiba dan berkumpul di Losmen nomor 7 , diantaranya adalah perwakilan dari Sekte Kun Lun Pai, GO Bi Pai, Khong Tong Pai, Thai San Pai, Hua San Pai, Shaolin Pai, Lu San Pai, dan Pulau Merak Salju juga Pulau Nelayan. Namun yang menjadi perhatian dari Xiao Tian yaitu perkumpulan yang tak ada nama di dalam kartu undangan yang diperlihatkan kepada Pendekar Besar Chi Kong yang menjadi wakil penyambut tamu undangan sekte Wu Tang.
"Kalian berlima ini berasal dari sekte apakah?Kenapa kami sama sekali tidak ada yang mengenalnya?" raut wajah Pendekar Besar Zhang Bin Bin sedikit berubah usai membaca kartu undangan tersebut dari pundak kiri Pendekar Besar Chi Kong kepada lima orang yang berpenampilan tertutup kerudung di depan saudara seperguruannya itu.
"Kami adalah sekte baru di dunia persilatan sehingga tidak ada seorangpun yang mengenali kami tetapi ketua kami adalah salah seorang tokoh ternama di dunia persilatan Jiang Nan terutama di bagian barat daratan besar." jawab perwakilan dari sekte aneh itu yang memakai kerudung warna merah muda dengan nada angkuh kepada Pendekar Besar Zhang Bin Bin.
"Ya, lalu apa nama sekte kalian?" Pendekar Besar Liu Hao tak sabar lagi.
"Sekte Thian San Pai adalah sekteku.." suara halus itu berasal dari sosok wanita berpenampilan tertutup di lantai atas losmen nomor 7.Kemunculannya yang tak diketahui oleh semua orang hebat disana benar benar mengejutkan sekali sehingga raut wajah para tokoh itu tiba-tiba menjadi waspada terhadap sosok wanita itu.
"Thian San Pai itu masih ada hubungannya dengan Kerajaan Persia..." kata salah seorang dari sekte Go Bi Pai dengan suara halus sekali kepada saudarinya yang berdiri di depan para saudarinya lainnya.
"Kerajaan Persia itu berada Timur Tengah dan pusat sekte nya itu adalah Sekte Elang Putih di Dunhuang." ujar murid dari sekte Hua San Pai dengan wajahnya itu terkejut sekali.
"Kami tak ada hubungannya dengan mereka. Kami ini mempunyai perkumpulan kami sendiri." kata wanita itu terdengar tak suka dihubungkan dengan sekte - sekte lain. Tangannya menggenggam erat tiang-tiang lantai atas dan kedua alisnya bertautan satu sama lain.
Pendekar Besar Chi Kong mengangkat kedua tangan ke atas untuk memberikan hormat sekaligus untuk menenangkan hati semua tamu-tamu undangannya itu."Baiklah, kami sebagai tuan rumah tentunya akan senang dengan kedatangan Anda dan sekte Anda."Ia mempunyai suara yang menenteramkan hati semua orang yang hadir di losmen nomor 7.
"Terimakasihku ucapkan untuk Pendekar Besar Chi Kong. Ini aku berikan bunga tulip gurun pasir untuk tanda perkenalan kami kepada Wu Tang Pai." wanita itu melemparkan setangkai bunga tulip gurun pasir ke bawah atau lebih tepatnya kepada Pendekar Besar Chi Kong yang dengan tangkas menangkapnya lalu menyimpannya di saku pakaiannya.
Setelah itu, wanita itu memberikan isyarat untuk para muridnya untuk naik ke atas lalu mereka menghilang ke arah kanan paling dalam lantai atas. Yang lainnya saling bertukar pandang namun tidak satupun bicara tentang wanita itu dan sekte wanita itu.
"Anak-anak sebaiknya kalian naik ke atas dan kamar kalian di bagian utara lantai atas. Ini nomor kamar kalian." Pendekar Besar Zhang Bin Bin membagikan nomor kamar tidur kepada Zhang Wan Yi, Xiao Tian, Xiao Lan, Wang Yan dan Nona Yi Hui di dekatnya.
"Iya, Ayah." jawab Zhang Wan Yi menerima plakat dari ayahnya dengan diikuti oleh Xiao Tian dan yang lain lalu mereka bersama-sama menaiki tangga menuju ke kamar tidur mereka masing-masing.
Xiao Tian menjatuhkan dirinya di tempat tidur setelah masuk ke kamar tidur untuknya dan menguncinya. Ia tahu kalau adik angkatnya berada di kamar sebelah kiri dan Zhang Wan Yi di sebelah kanan. Sedangkan kamar tidur Nona Yi Hui di paling ujung berdekatan dengan kamar tidur Wang Yan.
"Mmm, aku jadi merasa penasaran dengan wanita itu yang sepasang matanya memiliki sinar yang berbeda dengan para tokoh dunia persilatan lainnya." pikir Xiao Tian sambil berguling mengambil bantal kepala lalu memeluk bantalnya dengan erat.Ia mempunyai kebiasaan tidur memeluk bantal sejak kecil tetapi kali ini ia sama sekali tidak bisa tidur." Ih menyebalkan.. "
Ia melemparkan bantalnya ke lantai, lalu melompat ke jendela yang telah dibuka oleh ilmu tangan kapas yang dilakukannya ke jendela sambil melemparkan bantalnya ke lantai tadi.Kini, ia sudah duduk di kursi taman belakang losmen nomor 7.
"Ibu.. Aku berada di dalam kamar sejak siang tadi.. " suara merajuk seorang gadis kecil menggugah Xiao Tian yang segera mengenali suara renyah dan manja itu dengan sangat baik. Ia pun menoleh ke tangga di sisi kiri taman belakang losmen nomor 7 dan melihat Zhao Li Er berlari menuruni tangga.
"Li Er.. " panggil Xiao Tian nada riang seketika itu juga setelah gadis kecil itu tiba di dekat kursi taman yang didudukinya.
"Kau siapa? Kenapa kau memanggilku dengan nama Zhao Li Er? " tanya gadis kecil itu menatap bingung kepada Xiao Tian meskipun ia terpesona dipanggil anak laki-laki setampan dan semanis asing itu.
"Ehh.. Kau ini pelupa, ya? Kita belum lama berpisah dari kota Huang Pusat sekitar dua atau tiga bulan lalu. " kata Xiao Tian membalas tatapan gadis kecil itu namun tatapannya itu begitu menyelidik.
"Aku memang tak mengenalmu tetapi tidak apa. Aku senang berkenalan dengan anak laki-laki setampan dan semanis dirimu, Tuan Huang.Aku bernama Xiang Xiang atau kau bisa memanggilku Alina. Aku ini putri dari Ketua Sekte Thian San Pai." kata gadis kecil itu tersenyum manis kepada Xiao Tian.
"Ah, namamu pun kau ganti. Dasar kau..." geram Xiao Tian yang merasa malu tanpa alasan yang jelas saat itu telah berlalu pergi dari taman belakang losmen nomor 7.
"Kakak, kau pergi ke mana saja sampai aku lelah tuk mencarimu sejak tadi?" Xiao Lan menanyainya saat ia tiba di depan kamar tidur khusus untuknya dengan nada sedikit kesal.
"Aku mencari makanan ke bawah karena perutku ini merasa lapar sehingga aku tidak bisa tidur." Xiao Tian menjawab pertanyaan Xiao Lan dengan tangan kanannya memegangi perutnya dan wajahnya begitu memelas sehingga ia membuat Xiao Lan tidak tega memarahinya.
"Kenapa kau tak bilang kepadaku? Aku mempunyai makanan di kamarku dari Paman Bi Jian Guo. Ayo, kau ikut aku ke kamarku." Xiao Lan telah menggamit lengannya sambil membuka pintu kamar sebelah kiri kamar tidur khusus untuknya.
Bersambung!!