Istri Mungil Kesayangan Raja

Hening.....

Hanya suara dunia malam yang menemani suasana romantis mendebarkan sepasang sejoli yang masih asik saling menatap di pinggir kolam Mutiara itu.

Jihan terhenyak, jika dilihat dari dekat, wajah raja benar-benar tampan rupawan dan berhasil membuat jantungnya berdebar kencang untuk pertama kali saat melihat seorang pria.

Sama halnya dengan raja, dia berdebar untuk pertama kalinya terhadap seorang perempuan yang diam-diam telah mengisi celah kosong di dalam hatinya.

"Mata yang indah," ucap Guang Lin sambil mengusap punggung Jihan.

Gadis itu tersadar dari lamunannya yang menjadi liar, wajahnya berubah semerah tomat, cepat-cepat dia melepaskan diri dari pelukan raja," Ma-maafkan saya yang mulia!" ucapnya sambil membungkuk.

Guang Lin terkekeh, dia menatap Jihan dengan tatapan hangat," angkat kepalamu Jihan, jangan bersikap seperti itu di depanku, bersikaplah santai di hadapanku dan anggap aku sebagai seseorang yang setara denganmu," ucap Guang Lin

Dia sangat berharap, setelah Jihan tahu kalau dia adalah raja, Jihan bisa bersikap sama seperti biasa pada dirinya.

" Ta-tapi kau seorang raja, mana mungkin aku bersikap kurang ajar, apalagi kalau orang lain mendengar, rasanya sangat tidak pantas!" ucap Jihan dengan suara pelan.

"Ayolah, raja hanyalah status, di antara kita jangan ada jarak sejauh itu, rasanya akan sulit melindungi mu kalau kau menganggap ku sebagai atasan, anggap aku sebagai teman terdekatmu, lagipula kau paling dekat denganku daripada siapapun di kerajaan ini bukan?" kilahnya.

Guang Lin tidak mau kalah, dia harus berhasil membuat Jihan bersikap layaknya seorang teman pada dirinya, dia tidak mau Jihan membatasi diri untuk bergaul dengannya.

Jihan mengusap wajahnya, " aku akan dipenggal yang mulia, apalagi kalau semua bawahanmu mendengarnya!" ucap Jihan yang tak mau mati muda.

" Tenang saja, mereka tidak akan berani menyentuhmu!" ucap Guang Lin.

" Justru kalau kau tidak akrab denganku, maka dalam waktu singkat kau bisa ditangkap sebagai penyusup dan dipenggal di depan rakyat, apa kau mau itu terjadi!" ucap Guang Lin dengan dramanya yang suka menjebak Jihan.

Gadis itu menggelengkan kepalanya," tentu tidak mau! Aku mana mau mati muda, menikah pun belum, balas dendam pun belum selesai!" ucapnya.

Guang Lin tersenyum," Kalau begitu ikuti saranku, bersikap biasalah saat hanya ada kita, atau saat tidak ada orang luar selain para sahabatku yang kau lihat tadi, dan berpura-pura lah sebagai pelayan yang setia di depan orang lain, itu akan menyelamatkan mu!" ucap Guang Lin.

Jihan menghela nafas, " Baiklah Yang Mulia raja, saya akan mengikuti saran anda!" ucap Jihan.

" Ck... Jangan panggil seperti itu, panggil namaku saja seperti sebelumnya, aku punya nama, tapi jarang dipanggil dengan namaku," ucap Guang Lin.

Jihan menatap sekeliling, memastikan tak ada yang mendengar," Baiklah Guang Lin heheh!" balasnya sambil tertawa cengengesan.

Guang Lin tersenyum puas, " Apapun akan kulakukan untuk membuatmu tinggal di sisiku, semua akan berbeda, akhirnya aku menemukanmu, tidak akan mungkin kubiarkan kau pergi," ucapnya dalam hatinya.

Keduanya duduk sejenak di pinggir kolam, menikmati malam itu dengan segudang rahasia yang mereka sembunyikan di kepala masing-masing.

" Dua hari lagi akan ada festival bulan biru, aku akan memperkenalkan mu pada dua orang terpenting bagiku, pada hari itu, pergilah bersama mereka untuk menikmati festival," ucap Guang Lin.

" Apa kau tidak ikut? Bukankah festival akan sangat menyenangkan jika dihadiri bersama?" tanya Jihan.

" Ada urusan negara, aku akan pergi di hari itu," balasnya berbohong.

Dia belum bisa mengatakan kebenaran bahwa dirinya menderita penyakit kejiwaan yang membuatnya berubah total menjadi orang lain di hari festival bulan biru tiba. Dia tidak mau Jihan pergi meninggalkannya karena tahu dirinya punya penyakit seperti yang dirumorkan.

Jihan menatap pria itu, semakin lama, aura hitam kian menguat di sekitar dirinya, membuat Jihan merasa ada yang janggal dengan keberadaan aura milik Guang Lin.

Jihan bisa merasakan perubahan aura seseorang, mungkin kemampuan murni pemilik tubuh sebelumnya sudah sering dilatih sehingga dia bisa membedakan bermacam-macam aura.

Tetapi baru kali ini Jihan melihat aura yang sangat pekat sedang menggerogoti tubuh seorang manusia, belum lagi aura itu berbau busuk.

Jihan tidak sanggup jika harus mencium aroma busuk itu, seketika dia teringat dengan cerita dongeng yang sering dia dengar saat kecil dulu.

Seorang monster berbau busuk ditelan oleh kegelapan, tetapi cahaya dibalik kabut biru merangkul dan memeluknya hingga bau busuk itu itu hilang daripadanya.

Jihan tidak mengerti apa maksud ibunya, tetapi beberapa kali Jihan memimpikan adegan yang sama.

"Adegan ini... Jelas sekali aku pernah melihat ini di dalam mimpi! Aura hitam ini akan semakin pekat, dan langsung menelan jiwa asli pemilik tubuh, mengubahnya menjadi orang gila dan membuatnya menjadi penjahat keji!" batin Jihan.

Gadis tu tidak menyangka, apa yang dia lihat di dalam mimpi akan terjadi dunia paralel ini.

Dengan ragu, Jihan mengangkat tangannya, dengan sedikit gugup dan cemas dia berusaha untuk menepuk punggung raja.

Puk! Puk! Puk!

" Pekerjaanmu sebagai raja pasti sangat berat ya," ucap Jihan sambil menepuk punggung Guang Lin dengan lembut.

Pria itu sepertinya sangat kaget, dan di saat yang sama percikan cahaya biru seolah bertabrakan dengan aura hitam yang masuk ke tubuh Guang Lin. Aura hitam itu memudar dan bau yang hanya bisa dicium Jihan menghilang.

" Cukup berat, apa kau mau menggantikan ku sebagai raja?" tawar Guang Lin.

" Hey yang mulia raja, jangan sembarang menawarkan posisi itu pada orang asing!" ucap Jihan.

Guang Lin tersenyum tipis, dia menarik tangan Jihan dan menaruh tangan mungil itu di kepalanya, lalu tiba-tiba dia berbaring dan menjadikan kaki Jihan sebagai bantalnya," kalau begitu, raja yang sibuk ini mempunyai perintah, tolong usap kepalaku sampai aku tertidur, hariku sangat melelahkan, apakah boleh?" ucapnya sambil menatap mata Jihan dengan lembut dan hangat, membuat jantung gadis itu berdebar kencang.

Guang Lin menutup matanya sambil tersenyum," tolong ya," ucapnya.

Jihan menggigit bibirnya, dia tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria, bahkan ketika dia berpacaran dulu. Tapi kini di hadapannya ada pria tampan yang sedang berbaring dan meminta dia untuk mengelus kepalanya.

" ohh... Jantungku tenanglah! ayo lakukan ini demi keselamatan dan balas dendam!" ucapnya dalam hati.

" Yang Mulia, orang-orang mungkin akan menganggap aku bersikap kurang ajar!" ucap Jihan.

" Aku akan memenggal siapapun yang berpikiran seperti itu!" ucap Guang Lin.

" Tapi aku hanya orang asing!" balas Jihan.

" Oleh karena itu kita harus dekat supaya tidak asing!" balas sang raja.

" Tapi Ya- yang mulia ini tidak pantas," ucap Jihan khawatir.

Guang Lin membuka matanya, lalu menatap gadis itu," aku akan menunjukkan apa yang dianggap lebih tidak pantas!" ucap Guang Lin yang tiba-tiba menatap ke arah gazebo di mana Raon masih setia menonton mereka

" Raon! Lihat ini!" teriak ya.

Raon muncul dari balik dinding gazebo dengan mata bulatnya dan wajah penasarannya yang tengik itu.

Guang Lin menatap Jihan sambil tersenyum," Jihan aku menyukaimu," ucapnya yang tiba-tiba menarik wajah Jihan dan mendaratkan satu kecupan manis di pipi Jihan.

cup!

Suara renyah itu menggema di telinga Jihan salam waktu singkat, membuatnya terdiam membeku dengan wajah tak percaya atas apa yang baru saja terjadi.

" A-apa yang kau lakukan!?" ucap Jihan panik.

" Aku melakukan apa yang akan membuatmu disalahpahami banyak orang!" ucap Guang Lin.

Jihan terdiam membisu, " dasar kurang ajar!" ucap Jihan dengan mata berkaca-kaca.

Tidak disangka, gadis itu menangis. Didorongnya tubuh Guang Lin, lalu dengan perasaan kacau dia pergi dari sana," aku membencimu! Jangan pernah temui aku!!" ucapnya sambil menangis sesenggukan karena syok atas apa yang dilakukan Guang Lin padanya.

Sementara itu, Guang Lin hanya terdiam dengan wajah datar, membingkai Jihan yang pergi menjauh sambil menangis.

"Pffthh..... Bahahahahahhahahah yang mulia raja ditolak gadis hahahhahahah.... Rasain, main nyosor sih, makanya belajar dulu yang mulia hahahhahahha..." tawa keras raon menggelegar, membuat Guang Lin semakin kesal

"Jadi aku ditolak? Sepertinya caraku terlalu gegabah," ucap Guang Lin seraya mengusap kepalanya. Dia pikir dengan bergerak cepat dan menyatakan perasaannya, Jihan akan langsung menerimanya, tapi kenyataannya, gadis itu malah marah dan menangis.