"Bapak gila ya!" sentak gadis itu.
"Iya, saya tergila-gila oleh kamu." bisikan serta kungkungan yang mampu membuat lawan bicaranya bergidik merinding.
Zander Wyat, menjadi orang gila hanya karena seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang mampu membuatnya stres. Adik kecilnya mengacung tegak bahkan saat pertama kali bertemu dengan Leisha.
Kaburnya gadis itu membuatnya berupaya lebih keras bahkan hingga menjadi Dosen pengajar Leisha. Kenyataan pekerjaan sampingan gadis itu yang dipandang buruk dan terkesan negatif membuat Dosen satu ini memanfaatkannya agar bisa mendapatkan servis untuk adik kecilnya yang begitu mendamba Leisha.
"Ikut!"
"Ngapain?"
"Bercint*."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLTP
"Ada, ada banyak sekali! bapak tidak akan sanggup." Leisha juga merespon tanggapan Zander.
Kalau mendengar seperti ini kan rasa penasaran pria itu tersentil. Dia sudah bertekad membuat Leisha menjadi miliknya lagi meski pun susah payah. kini justru malah membuatnya tambah berharap. "Apa!? katakan!" desaknya tak sabaran.
"Bapak harus melewati rintangan kekayaan, kesabaran, dan kesempurnaan!"
Zander menaikkkan salah satu alisnya dan bertanya kembali. "Apa maksudnya? Lantas kenapa kamu yakin sekali kalau saya tidak akan bisa?"
Siapa yang akan meremehkan seekor Zander? eh maksudnya seorang Zander! Dia anak konglomerat, pewaris perusahaan besar di negeri ini dan seorang dosen. Mungkin hanya Leisha saja yang berani, namun itu bukanlah sebuah masalah.
"Kekayaan yang dimaksud adalah bisa memberikan saya blackcard, kesabarannya ialah tidak pernah marah, dendam, kesal, apalagi memaksa kehendak terhadap saya apalagi selalu mengancam lalu kesempurnaan yang dimaksud ialah harus tampan, tubuh bagus dengan otot kekar, dada bidang, sixpack, pokoknya sempurna lah!"
"Saya punya itu semua."
Mata Leisha menyipit lalu menaikkan salah satu alisnya. Dia memandang dari atas hingga bawah meskipun terhalang oleh meja namun tatapannya yang seperti itu membuat orang lain risih, terkecuali untuk Zander yang justru merasa senang karena merasa dirinya diperhatikan.
"Saya serius," seru Zander.
"Kamu mau blackcard? saya bisa berikan, kamu mau saya sabar? akan saya usahakan. Kalau masalah kesempurnaan fisik, buka matamu dengan baik, bukankah pria di depanmu ini sudah sangat sempurna?"
Cih! Leisha bahkan tak mampu ber kata-kata untuk merespon bagaimana percaya dirinya seorang Zander Wyat! "Masih ingin apa lagi? akan saya usahakan, asalkan yang saya dapatkan adalah kamu."
Awww! so sweet ya? Ya! Jika itu untuk gadis lain. Bagaimana bisa dianggap manis setelah dia merasakan bagaimana sikap dan sifat gilanya pria itu di masa lalu yang begitu membuatnya trauma.
Pemerkosaan? Bisa dikatakan begitu, Leisha bahkan masih ingat segala kehancuran dirinya atas apa yang dilakukan pria itu. Bahkan bukan alkohol atau perangsang sebagai pelantiknya tapi kesabaran tipis dan nafsu yang membara.
Leisha tak mau mengulangi hal yang sama, hidup hanya satu kali dan terpuruk pun harus satu kali. "Saya ingin seluruh perusahaan bapak, beserta toko emas, cafe dan restoran atas nama saya!"
Niatnya hanya mempermainkan saja, siapa pula yang menginginkan hal itu? Mungkin jika dulu Zander tak melakukan kesalahan maka dia akan senang sekali jika mendapatkannya tapi sekarang berbeda. "Boleh!"
"Besok akan saya urus pemindahan hak miliknya," jawab Zander bersemangat.
Mulut Leisha terbuka, dia tak percaya pria itu dengan mudahnya menyetujuinya bahkan dalam hitungan detik! Apa dia gila? Itu bukanlah harta yang sedikit, dia meminta segala kekayaan yang di miliki pria itu! bukan cuma satu.
"Saya bercanda," sambung Leisha setelah menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Saya tidak bercanda, kita bisa mengurus hak perpindahan kepemilikan secepatnya setelah itu mengurus pernikahan kita," baru selesai mengucapkannya, Zander langsung menutup mulut dengan kesulitan menelan ludah.
Wajah Leisha benar-benar menyeramkan woy! Wanita itu manatap tajam dan horor dirinya seakan yang dia ucapkan adalah kalimat keramat yang membahayakan mereka. "Ehehe, atau mau tunangan dulu?" tawarnya dengan cengengesan.
"Tidak semuanya," tolak Leisha.
Huh! Jadi tau kan apa yang membuatnya malas sekarang? Leisha jadi tak berselera lagi menelan makannya padahal tinggal sedikit saja. "Kenapa tidak?"
Pria ini bodoh atau goblok? Masih bisa-bisanya bertanya kenapa setelah apa yang dilakukan pria itu di masa lalu? Memang sangat berlebihan atas semua yang terjadi bahkan bisa dikatakan benar-benar jahat tapi jika dilihat dari sudut pandang Zander bukankah semuanya impas?
Dengan mendapatkan segala kekayaan atas nama wanita itu maka dia menganggap kesalahannya di masa lalu terbayarkan secara lunas. Bahkan dia tidak takut jika setelah menikah dirinya ditinggalkan karena semua atas nama Leisha lohh! kurang baik apa lagi dia?
"Saya tidak berminat saja," jawab Leisha lagi yang sayangnya membuat Zander lemas dan menjatuhkan kepalanya pada sandaran tangannya dia atas meja.
"Bagaimana caranya agar kamu berminat?" tanyanya dengan tanpa menyerahnya yang begitu kuat.
"Saya juga tidak tahu," setelah menjawabnya, Leisha bangkit dan berjalan hendak meninggalkan tempat ini.
"Mau ke mana?" suara Zander menghentikan langkahnya sejenak.
"Pulang."
"Kenapa semalam pulang larut malam?"
Lima kata yang membuat langkah kakinya berhenti lagi, bahkan tubuhnya membalik lagi menghadap pria itu. "Bagaimana bapak bisa tahu?" tanyanya dengan tatapan curiga.
Zander jadi salah tingkah namun sebisa mungkin dia merespon dengan santai. "Kemarin saya berpapasan dengan kamu di jalan, Kenapa larut malam begitu keluar sendiri?"
Sebenarnya dia berbicara ngawur di kalimat akhir karena dia tak tahu apakah wanita itu bersama orang lain atau hanya sendiri semalam. Beruntung Leisha tak terlalu menanggapi hal itu. "Terserah saya! suka-suka saya! bapak juga ngapain malam-malam keluyuran!"
"Saya malam-malam bukan tanpa alasan, ada suatu hal yang mendesak hingga saya harus keluar malam." sanggah Zander yang tak mau di salahkan.
"Saya juga." selesai mengatakan ini, Leisha kembali melanjutkan jalannya tak peduli pada orang di belakangnya lagi.
Geram rasanya! Zander ingin sekali membawa tubuh mungil tapi seksi itu ke dalam kamarnya lalu menghajar habis-habisan agar Leisha hanya menyebut namanya dengan kepuasan. "Akan ada waktunya, Sweety."
•••
"Cepatlah! Pelanggan di ruang 03 sudah menunggu dari tadi!"
Leisha segera merapikan tampilannya, mengambil nampan berisi hidangan minuman beralkohol lalu pergi menuju ruang yang dimaksud sebagai pelanggannya. "Wah! cantik sekali!"
Dia bahkan baru membuka pintu, wajahnya memang sudah nampak meskipun mengenakan topeng tapi pria di dalam sana sudah memujinya. Dasar orang tua! Leisha bahkan menggerutu karena tamu kali ini pria-pria paruh baya yang sepertinya usianya 50 tahunan.
Tua bangka yang masih saja mencari kesenangan, bahkan tidak sedikit wanita seksi yang berlenggok dan bergerak di samping para pria bangkotan itu. "Dia yang kalian katakan cantik dan seksi itu? Anak baru yang menggoda!"
"Sini cantik! aku akan memanjakanmu!" ucap salah satu pria tua dengan begitu menjijikannya.
Meskipun pria itu satu-satunya yang memiliki badan bagus, dengan tubuh tinggi, perut juga tidak menggembung dan wajahnya terlihat tampan di usia yang tak lagi muda namun Leisha tidak berminat pada orang yang sudah akan memasuki masa kedaluwarsanya!
"Saya hanya bertugas mengantarkan minuman, tuan." Leisha memberikan sedikit senyuman setelah menyajikan gelasnya.
"Tidak apa, memang apa salahnya dengan itu? Dimanja tidak hanya di dapat mereka-mereka saja, kamu juga bisa sayang!"
Ingin muntah rasanya! Sudah tua bukannya ingat dosa malah membabi buta! Namun Leisha ingat ini adalah pekerjaan pilihannya, risiko seperti ini sudah harus ia sabari. "Terima kasih, tapi saya tidak berminat tuan."
Sepeninggalan Leisha pun pria itu justru tersenyum sinis alih-alih menahannya, dia membiarkannya dan menikmati sentuhan wanita lain yang masih banyak meskipun tidak seseksi dan secantik Leisha. "Kenapa kau membiarkannya lolos?" tanya temannya sambil mengepulkan asap.
"Lain waktu juga akan dapat," balas pria itu dengan santai. Tatapannya masih dalam mode maut, dia tertarik dengan Leisha namun tidak ingin gegabah malam ini.
"Hahahah! Benar juga! siapa yang bisa lolos dari genggaman seorang Kevin Wyat?! hahaha, tidak ada!"
Bersambung.
hati2 leisha...