NovelToon NovelToon
Galaxio

Galaxio

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Itachi Wife

Ganteng ✔️
Kaya Raya ✔️
Pintar ✔️
Jago Olahraga ✔️
Jago Bela Diri ✔️
Orangtua Cakep ✔️
Kesayangan Semua Orang ✔️

Fajarendra Galaxio Nayanka, putra sulung dari pengusaha kaya raya, Aksara Langit Nalendra, dan mantan model terkenal, Wulandari Camelia Yovanka. Lahir & tumbuh dikeluarga konglomerat dengan segala kelimpahan harta & kasih sayang dari semua orang, membuat lelaki yg akrab disapa Galaxio itu merasa kehidupannya sudah sangat sempurna.

Namun siapa yg mengira bahwa semua sketsa-sketsa indah yg sudah ia rancang untuk masa depannya, harus hancur dalam sekejap. Dan yg lebih parahnya lagi, yang menjadi penyebab dari kehancuran itu adalah satu-satunya wanita yg berhasil menarik perhatiannya, bahkan menumbuhkan cinta dalam hatinya. Wanita yg ia kira akan menemaninya membangun kisah cinta romantis, justru memberinya luka yg amat tragis. Akankah kisah Galaxio berakhir bahagia seperti kisah orangtuanya dulu? Atau justru berujung pilu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itachi Wife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Setelah beberapa saat,,, Gala, Luna, Arnav dan Skylar pun akhirnya turun dari rooftop. Namun mereka serentak mengernyit saat melihat murid-murid yang tampak mengerubungi mading, membuat mereka pun turut ikut serta mendekat. Mata mereka sontak melebar saat melihat foto-foto ibu Aruna, Vanya, yang tengah bersama laki-laki yang berbeda saat di hotel dan diskotik. Tak hanya itu, di mading juga terpampang foto Langit dan Gray yang sedang bersama Vanya.

"Gila sih, jadi bener Om Langit selingkuh sama ibunya Aruna" "Kalo gua jadi Gala nih ya,,, udah gua balas perbuatan keluarganya Aruna" "Huaaa couple favorit gua" "Eh lo udah baca buku kisahnya Mami Gala kan? Kalo tau gini, mending Maminya Gala sama Om Fajar aja gak sih" "Bener tuh, gak nyangka gua Om Langit masih nyari jajan di luar" "Yap bener,,, padahal istrinya aja udah spek bidadari gitu, kurang apa lagi coba" "Kurang bersyukur itu mah namanya"... dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang Gala dengar. Luna menggenggam tangan Gala yang sudah mengepal kuat, hingga membuat lelaki itu menoleh.

"Tutup mata tutup telinga, fokus sama Mami aja ya" ujar Luna membuat yang lain langsung menyadari keberadaan Gala. "Eh sorry Gal. Kami gak bermaksud ngejek lo,,, kami cuman gak suka aja sama apa yang udah diperbuat sama Aruna dan mamanya" ujar seorang siswa. "Iya Gal. Kami semua dipihak kamu dan Mami kamu kok" ujar siswi lain menyambut. Tiba-tiba Aruna muncul dan langsung mencopot semua foto-foto yang terpajang dimading itu, lantas mendekat ke arah Gala. "Gala aku mohon bantu aku,,, aku,,, aku gak ada sangkut pautnya sama semua ini Gal" ujar Aruna. "Kalo lo bilang gitu,,, gua juga bisa" ujar Gala.

"Gua juga gak terlibat sama perselingkuhan itu, tapi kenapa gua juga kena imbasnya ha? Itu karena darah Tuan Langit yang mengalir di badan gua! Begitu juga lo!" bentak Gala. "Mau lo 1000 kali bilang lo gak terlibat, tapi darah wanita jalang itu ada dalam badan lo,,,, jadi gak heran kalo lo juga terlibat. Lagi pula,,, lo gak punya malu ya bilang gak terlibat gitu padahal lo sendiri juga ikut nikmati uang bokap gua dan semua fasilitas yang dia kasih" lanjut Gala. "Kalo bukan karena Mami, mungkin gua udah nekad lompat dari rooftop tadi supaya darah bajingan itu gak ada lagi dalam badan gua" ujar Gala dingin. Semuanya sontak memandang prihatin pada lelaki yang selalu menjadi pentolan sekolah itu.

"Tapi gua sadar,,, gua masih punya Mami dan adek gua yang bahkan belum lahir. Kalo gua nekat, terus yang jaga mereka siapa?" lanjut Gala seraya terkekeh sinis. "Dan lo Aruna! Mulai detik ini,,, lo bukan siapa-siapa gua lagi! Sampai kapan pun,,, gua gak akan pernah lupa atas semua kekacauan yang lo dan nyokap lo perbuat dalam hidup gua!" ujar Gala berlalu pergi. "Gala tunggu..." ujar Aruna meraih tangan Gala, namun segera ditepis oleh lelaki itu. "Don't touch me bitch! Jangan pernah sentuh gua dengan tangan kotor lo itu! Gua gak sudi disentuh sama piala bergilir kayak lo! Nyesel gua selama ini jagain lo. Mulai sekarang,,, jangan pernah tunjukin muka lo depan gua lagi atau,,, gua gak segan-segan untuk bully lo habis-habisan" ujar Gala.

"Gala aku mohon jangan gini... Aku... Aku akan putusin Chiko,,, tapi please, jangan tinggalin aku" ujar Aruna menangis. Gala tertawa lebar mendengar penuturan Aruna. "Apa lo bilang? Lo bakal mutusin Chiko? Terserah! Gua gak peduli! Mau lo putusin bajingan itu atau gak pun,,, gak ngaruh buat gua. Oh iya satu lagi,,, Ratu di hidup gua udah balik, so,,, gua udah gak butuh selir lagi. Silahkan pergi jauh dari hidup gua, karena sampah kayak lo,,, gak pantas ada di sekitar gua" ujar Gala menusuk. "Ayo sayang" ujar Gala merangkul Luna meninggalkan kerumunan tersebut diikuti Arnav dan Skylar.

"Huuu dasar cewek gak tau diri" "Gak punya malu lo!" "Dasar muka tembok! Udah dapat yang lengkap, masih aja cari yang lain, maruk sih lo" "Emaknya aja cewek murahan, apalagi anaknya" "Berapa tarif lo semalam? Siapa tau lebih mahal dari nyokap lo kan" "Untung Gala udah lepas dari cewek ular kayak lo" dan lain-lain. Begitulah cacian yang didapat oleh Aruna sepeninggal Gala tadi. Sedangkan disisi lain, Gala membawa Luna ke salah satu koridor yang cukup sepi, dan duduk di sebuah bangku. "Sayang,,, temenin aku pulang yuk. Kepala aku tiba-tiba pusing banget rasanya" ujar Gala lirih. Luna mengulurkan tangannya menyentuh kening Gala.

"Badan kamu panas banget" ujar Luna khawatir, sedangkan Gala hanya menyandarkan kepalanya ke bahu Luna. Namun tiba-tiba lelaki itu bangkit dan berlari menuju tempat sampah. Hoek... Hoek... Gala langsung memuntahkan kembali semua makanan yang ia santap tadi. Luna dengan sigap mendekati Gala dan turut berlutut di dekat lelaki itu, seraya mengurut tengkuk Gala. "Kamu kenapa tiba-tiba gini sih, jangan bikin aku khawatir dong" ujar Luna mengambil ponselnya. "Halo Sky. Bisa ke koridor dekat perpus gak? Gala tiba-tiba muntah nih,,, badannya juga panas banget" ujar Luna cemas. "Oke,,, buruan ya" ujar Luna setelah mendapat respon dari Skylar.

Gala mendudukkan dirinya seraya bersandar ke dinding dengan dahi yang dipenuhi keringat dingin. Luna dapat merasakan bahwa tubuh laki-laki didepannya ini kini gemetar dan sangat panas. "Lun, Gala kenapa?" tanya Skylar yang datang bersama Arnav. "Aku juga gak tau, dia tadi minta pulang, tapi tiba-tiba aja muntah. Badannya juga panas banget ini" ujar Luna. "Kita bawa ke rumah sakit ajalah yuk" ujar Arnav. "Gak gak gak,,, gua gak mau ke rumah sakit. Please, jangan ke rumah sakit" ujar Gala memohon. "Tapi lo sakit Gal. Badan lo panas banget ini" ujar Arnav. "Gua gak mau cium bau rumah sakit lagi,,, please" ujar Gala lemah. "Yaudah,,, kita anter ke rumahnya aja, nanti kita minta tolong telfonin dokter keluarganya buat ke rumah" ujar Skylar yang disetujui oleh yang lain. "Aku ambil tas dulu ya" ujar Luna.

"Sekalian tas kami ya Lun. Tolong" ujar Arnav yang diangguki oleh Luna. Gadis itu pun segera menuju ke kelasnya dan meminta izin pada guru kelasnya serta menjelaskan semua yang terjadi. Luna mengatakan bahwa ia akan mengantar dan menemani Gala pulang bersama Arnav dan Skylar, karena orangtua Gala juga sedang dirawat. Setelah mendapat izin dari guru kelasnya, Luna pun kini beralih ke kelas Gala. Ia juga menjelaskan hal yang sama pada guru yang mengajar. "Lun,,, Gala gapapa kan?" tanya Angkasa saat Luna membereskan barang-barang Gala. "Badannya panas banget,,, tadi sempat muntah juga" ujar Luna. "Nanti pulang sekolah aku nyusul, shareloc aja ya" ujar Angkasa yang diangguki oleh Luna.

Setelahnya ia pun menuju ke parkiran dengan membawa tas Gala, Arnav dan Skylar. Sesampainya di mansion Gala, mereka semua terkejut saat melihat Wulan yang sudah pulang dan tampak duduk berbincang dengan Langit di ruang santai. "Loh,,, Gala kenapa?" tanya Wulan langsung berdiri saat melihat Gala yang dipapah oleh kedua sahabatnya. "Masalahnya panjang Mi. Nanti Luna ceritain ya,,, tapi Gala harus segera diobatin Mi. Soalnya tadi dia sempat muntah juga, ditambah badannya juga panas banget" ujar Luna. "Yaudah,,, bawa ke kamarnya aja langsung, biar Papi telfon dokter Hans" ujar Langit, yang langsung dituruti oleh lainnya. Luna sempat terpaku saat ia melihat sebuah lemari kaca yang penuh dengan barang-barang couple mereka dulu, mulai dari baju, hoodie, sweater, topi, jam tangan, gelang, dan lain-lain.

"Luna" ujar Wulan membuat Luna tersentak dan menoleh. "Iya Mi" ujar Luna. "Ikut Mami bentar yuk sayang" ujar Wulan membawa Luna keluar dari kamar Gala dan menuju ke kamar pribadinya. "Bisa Luna ceritain ke Mami, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Gala bisa tiba-tiba kayak gitu?" ujar Wulan. Luna pun mulai menceritakan semuanya secara rinci dan jelas. "Astaga,,,, darimana Gala tau soal perceraian itu" ujar Wulan. "Hmm Gala bilang,,, dia gak sengaja denger pembicaraan Mami sama Papi katanya" ujar Luna membuat Wulan semakin gelisah. "Akh..." Wulan tiba-tiba meringis seraya memegangi perutnya. "Mami kenapa? Luna panggil Papi dulu ya" ujar Luna hendak bangkit, namun ditahan oleh Wulan dan menggeleng. "Tolong ambilin air minum di meja itu dong sayang" ujar Wulan menunjuk nakas. "Nih Mi" ujar Luna menyerahkan air minum tersebut.

"Mami rebahan aja ya. Ayo Luna bantu" ujar Luna membantu Wulan menuju ke kasur. Gadis itu juga tak lupa menyelimuti Wulan. "Mami jangan terlalu banyak pikiran ya, apalagi sampai stres gitu Mi. Kasihan adek bayi kalo Mami stres gitu" ujar Luna mengelus tangan Wulan. "Mami khawatir sama Gala sayang. Dia,,, dia selama ini gak pernah liat Papi sama Mami berantem besar" ujar Wulan. "Tapi sekarang justru kayak gini" lanjutnya sembari memijit kepalanya. "Mami tenang aja,,, Luna sama yang lain bakal selalu temenin Gala kok. Jadi Luna mohon, Mami fokus ke adek bayi dulu ya. Kasihan adek bayinya Mi kalo Mami pikirin semuanya" ujar Luna. "Makasih ya sayang. Mami tenang kalo Gala udah ditangan Luna" ujar Wulan menggenggam tangan Luna. "Iya Mi. Yaudah, Mami istirahat ya. Luna mau cek Gala dulu" ujar Luna yang diangguki oleh Wulan.

Setelahnya Luna pun kembali ke kamar Gala, tampak seorang dokter yang juga baru masuk ke kamar. Dokter itu langsung memeriksa Gala, dan ditemani oleh semuanya. "Mami mana Nak?" tanya Langit saat Luna kembali seorang diri. "Mami lagi istirahat Pi. Tadi perutnya sempat sakit atau kram gitu kayaknya. Makanya Luna suruh istirahat aja" ujar Luna. "Papi cek Mami dulu, tolong temenin Gala bentar ya sayang" ujar Langit langsung berlari ke kamarnya. "Dok,,, Gala kenapa?" tanya Luna saat dokter itu tampak sudah selesai memeriksa. "Gak ada gejala yang serius, tapi kalo boleh tau,,, apa sebelum ini Gala sempat mengalami hal yang membuat psikisnya tertekan?" tanya Dokter Hans. "Hmm, sebenarnya memang ada masalah yang lagi dialami oleh Gala Dok. Lebih tepatnya masalah keluarga" ujar Luna.

"Hmm begitu,,, kemungkinan besar demamnya karena faktor pikiran. Terkadang stres yang berlebihan juga bisa menjadi salah satu pemicu demam" ujar Dokter Hans. "Saya akan berikan resep obatnya, silahkan tebus di apotek terdekat. Tapi obatnya diminum setelah makan ya dan lebih baik lagi jika beri makan bubur saja dulu" ujar Dokter Hans. "Hmm Dok, resepnya biar saya aja yang tebus" ujar Arnav. "Baik,,, saya tuliskan dulu" ujar Dokter Hans. "Hmm Sky. Arnav kan pergi nebus obat, kamu bisa tolong jagain Gala gak? Biar aku bikinin bubur buat dia dulu" ujar Luna. "Siap Buk Bos" ujar Skylar memberi hormat. Setelahnya Luna pun segera bergegas menuju ke dapur. Sebenarnya jika Luna mau, ia bisa saja meminta beberapa maid untuk membuat bubur tersebut, namun entah mengapa, Luna lebih memilih untuk membuatnya sendiri.

Sehingga beberapa saat kemudian, sudah tersaji 2 mangkok bubur di nampan tersebut. Luna membawa nampan berisi 2 mangkok bubur itu dengan sangat hati-hati. Luna masuk ke kamar Wulan dan Langit yang kebetulan pintunya tak ditutup itu. "Mami, makan dulu yuk. Luna bikinin bubur nih buat Mami" ujar Luna masuk, membuat Wulan turut tersenyum dan langsung bangkit duduk. "Mami bisa makan sendiri gak? Atau perlu Luna suapin? Baru abis itu Luna gantian suapin Gala" ujar Luna. "Gak usah Luna. Mami biar Papi aja yang suapin. Kamu suapin Gala aja ya, dan satu lagi,,, Gala kalo lagi sakit itu sedikit rewel, jadi harap dimaklumi aja ya sayang" ujar Langit. Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Yaudah,,, kalo gitu Luna ke kamar Gala dulu ya Mi Pi" ujar Luna segera beranjak menuju ke kamar Gala.

1
Maya Sari
gala slalu bilang maaf n takut kehilangan Luna tp gk peka masih aja pacaran sama Aruna Maruk gala ini ya.
pihak sekolah nya gmna ada tauran di sekolah kok gk panggil polisi sampai ada kasus penusukan bgtu kok anteng aja 🤦
Shadow Girl: pukul aja Gala-nya pukul 😌😌
total 1 replies
Max >w<
Characternya bikin terikat! 😊
paulina
Wajib dibaca!
Mưa buồn
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!