Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Kinara
"Nara, kenapa bosmu tidak pulang," bisik Riko.
"Karena aku disini, aku pengasuhnya," jawab Kinara.
"Iya juga, ya," ujar Riko.
Kenan menatap tajam kearah Kinara dengan Kenan.
"Apa yang mereka bisikan, sepertinya membicarakanku," gumam Kenan.
"Kak Nara," panggil Arta.
"Kamu sudah sadar, syukurlah," ucap Kinara.
"Kak, aku kenapa lagi?" tanya Arta.
"Kemarin kamu sempat operasi lagi," jawab Kinara.
"Maaf kak, aku menyusahkan kakak," ucap Arta.
"Jangan katakan itu, yang paling penting, kamu sehat," jawab Kinara tersenyum.
"Kak, dia siapa?" tanya Arta, ia menatap Kenan. Karena ia merasa asing dengan sosok Kenan.
"Oh dia itu bos kakak, kakak bekerja dengannya," jawab Kinara.
"Bukannya kakak kerja di restoran kak Riko?" tanya Arta.
"Iya, siangnya kakak kerja di restoran kak Riko, nah setelah sore, kakak bekerja dengan tuan Kenan," jawab Kinara.
"Kak, maaf ya," ucap Arta.
"Tidak ada yang perlu di maafkan, kamu tidak melakukan kesalahan," kata Kinara, mengelus kepala sang adiknya.
"Kamu tidur lagi, biar kamu istirahat," lanjut Kinara.
Arta menidurkan tubuhnya, ia tersenyum menatap kakanya.
Kinara tersenyum, akhirnya adiknya sudah baik-baik saja, cuman butuh waktu buat pemulihan.
"Kalo nanti kakak tidak ada di samping kamu, berarti kakak sedang bekerja, ya. Nanti akan ada kak Tita," ucap Kinara.
"Iya kak, kakak semangat, harus sehat," kata Arta.
Kinara mengelus kepala adiknya, lalu ia menyelimutinya.
"Kinara, kamu boleh menginap disini, untuk hari ini," ucap Kenan, karena ia merasa kasihan dengan Kinara, kalo harus bolak-balik RS.
"Serius tuan?" tanya Kinara, tak percaya.
"Saya pulang dulu, besok pagi, kamu harus pulang ke mansion," kata Kenan.
"Baiklah, terima kasih tuan," ucap Kinara.
Lalu Kenan meninggalkan Kinara, ia memutuskan akan pulang, karena banyak sekali pekerjaan yang ia pantau, selama ia sakit.
"Lex, taruh beberapa bodyguard di RS ini," titah Kenan.
"Baik tuan!" jawab Alex, ia langsung memerintahkan beberapa anak buah, untuk berjaga di RS.
"Antarkan aku, pulang," ucap Kenan.
Alex mendorong kursi roda Kenan, Alex sedikit heran dengan ekspresi wajah teman sekaligus bosnya itu.
"Kau kenapa?" tanya Alex.
"Sulit di jelaskan," jawab Kenan.
"Wajahmu sangat masam sekali, seperti jemuran tidak kering dua hari," kata Alex.
"Beraninya kau Lex, bulan depan gajimu aku potong," geram Kenan.
"Gak asik, beraninya ngancam potong gaji," ujar Alex kesal, temannya itu memang kaku.
Alex melajukan mobilnya.
"Biasa aja Lex, jangan seperti dikejar musuh," ucap Kenan.
Alex tak menghiraukan ucapan Kenan, ia terus melajukan mobilnya.
Tak menunggu waktu lama, akhirnya mereka sampai di mansion.
"Hubungi Aaron, datang kesini sekarang juga, aku tunggu dirunganku," titah Kenan.
"Oke."
Lalu Kenan masuk kedalam mansion.
"Kenan, kamu tidak pulang dengan istrimu?" tanya Amira, yang melihat anaknya masuk kedalam mansion.
"Dia menginap di RS mom, kasihan adiknya baru sadar," jawab Kenan.
"Wah, sejak kapan anak ini mempunyai hati," cetus Edrick.
"Kau jangan mengatakan hal itu," kata Amira, mencubit perut suaminya.
Kenan hanya tertawa, melihat ayahnya kesakitan.
"Kenan, jangan berani-beraninya kamu mengkhianati istrimu," kata Amira.
"Aku keruanganku dulu," kata Kenan, ia enggan menjawab ucapan Amira.
"Anak itu, tidak pernah berubah. Selalu sesuka hatinya," ucap Amira, ia menggelengkan kepala.
"Aku sudah kehabisan cara."
Amira sudah angkat tangan, dengan sikap Kenan yang arogan dan sesuka hatinya, Kenan tidak pernah mempunyai belas kasihan dengan siapapun, selagi membuatnya senang, ia akan melakukannya.
Sedangkan Kenan, ia langsung membuka laptopnya, ia akan memantau perusahaannya, yang sekarang Alex kelola.
Saat Kenan sedang memantau pekerjaannya, kedua temannya datang.
"Ada apa kua menyuruhku datang kesini," ucap Aaron.
"Aku sedang sibuk," lanjut Aaron.
"Sibuk bermain wanita, begitu'kan?" ujar Kenan.
"Ya, mungkin," jawab Aaron.
"Sudahi hal gilamu, Aaron!" ucap Kenan.
"Sebelum kau terkena penyakit mematikan," lanjut Kenan.
"Tidak akan dong, aku selalu memastikan kalo setiap wanita yang tidur denganku, dalam keadaan sehat," jawab Aaron.
"Seminggu itu ada tujuh hari, dan setiap hari bukan harimu," celetuk Alex.
"Ah sudahlah, ada apa kau memanggilku kesini," ucap Aaron.
"Kau lupa, aku menyuruhmu mencari tau siapa Kinara," kata Kenan.
"Aku tidak lupa, kau tidak melihat file yang aku kirimkan," jawab Aaron.
"Coba cek," kata Aaron lagi.
Kenan langsung melihat file yang Aaron kirimkan.
"Ada'kan," ucap Aaron.
Kenan membaca satu persatu, tentang siapa Kinara sebenarnya.
"Jadi setelah kepergian kedua orangtuanya, semua harta warisan yang seharusnya diberikan untuk Kinara, direbut sama saudara mendiang ayahnya," ucap Kenan.
"Memang malang, nasib istrimu itu, kenan," sahut Aaron.
"Cari tau, apa sebab kecelakaan kedua orangtua Kinara," titah Kenan, ia penasaran dengan fakta selanjutnya.
"Akan aku cari tau, tapi itu membutuhkan banyak waktu," jawab Aaron.
"Seminggu, cukup?" tanya Kenan.
"Seharusnya cukup," jawab Aaron.
"Jangan bilang, kau tertarik dengan wanita itu?" ujar Alex.
"Diam kau Lex," kata Kenan.
"Tidak biasanya, seorang Kenan peduli, apalagi dengan seorang wanita," ujar Alex.
"Tapi kalo memang iya, aku senang sekali," kata Alex.
"Ah diamlah, tugas kau. Kirimkan kerja sama dengan perusahaan itu," titah Kenan.
"Aku lagi, aku lagi," ujar Alex, yang setiap hari harus bekerja, tak mempunyai waktu libur.
"Pekerjaan memang kadang membuat kita sengsara, sabarlah," celetuk Aaron.
"Diamlah, kau juga sama saja," jawab Alex kesal.
"Sudahlah, kerjakan yang aku perintahkan," ucap Kenan, yang tidak mau mendengar keluhan keduanya.
"Kalo gitu, aku pergi dulu," pamit Aaron.
"Jangan lupa dengan tugasmu, Aaron. Kalo bisa harus kurang dari seminggu," kata Kenan.
"Menurutmu, ini membuat nasi goreng?" ucap Aaron.
"Yang bisa beres, dalam satu jam," lanjut Aaron.
Lalu Aaron meninggalkan ruangan Kenan, di susul dengan Alex.
Lalu Kenan memutuskan akan keruangan rahasianya, Kenan mendorong kursi rodanya sendiri, lalu ia membuka pintu itu.
"Aku kesini lagi, Lana," ucap Kenan.
Saat Kenan merasakan kesepian, ia selalu datang keruangan rahasia miliknya, dimana ruangan itu berisi segala kenangan mereka.
Saat Kenan menatap satu persatu foto bersama mantan kekasihnya, Kenan merasa kembali ke masa itu, bersama Lana.
"Lana, yang seharunya posisimu, sekarang sudah ada wanita lain," ucap Kenan.
"Apa aku salah, kalo aku memutuskan untuk melupakanmu, dan belajar menerima istriku, aku takut membuatmu terluka. Aku takut kamu kembali dan melihat aku bahagia dengan wanita lain."
Suara ponsel, membuyarkan lamunan Kenan.
Kinara:
[Jangan lupa minum obatnya, tuan Kenan] tulis Kinara, dengan emoji senyum.
Saat membaca isi pesan dari Kinara, Kenan tersenyum, entah apa yang membuatnya tersenyum, tapi Kenan merasa gemas dengan tingkah istrinya itu.
"Gemas sekali," ucap Kenan, tanpa ia sadari.
"Kenapa aku memuji dia, menyebalkan sekali," gerutu Kenan.
***