Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua belas
Baskara yang tadinya sedang asyik bermain ponselnya, kini tengah mendekat ke arahnya.Laki-laki itu merebahkan kepalanya di paha, Fanya hanya melirik laki-laki itu sekilas lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Laper,"ujar Baskara dengan nada manja. Baru saja satu jam mereka resmi pacaran, Baskara sudah menunjukkan sikap seperti ini.
"Makan kalau kamu laper," ujar Fanya. Setelah resmi berpacaran mereka mengubah panggilan mereka menjadi aku-kamu. Awalnya Fanya merasa sedikit aneh, tapi ya mau tidak mau ia harus menggunakan panggilan itu.
"Laper,Nya," rengek Baskara.Fanya menghela napasnya,rasanya dia seperti sedang menghadapi anak kecil saja.
"Pesen makanan aja kalau laper," ujar Fanya menyarankan.
Baskara menggeleng."Aku mau makan masakan kamu," ujar Baskara sembari menatap melas ke arahnya.
Meskipun sebenarnya Fanya merasa malas untuk melakukan apapun,tapi ia tetap pergi ke dapur untuk membuatkan laki-laki itu makan.Apakah menjalin hubungan dengan yang lebih mudah selalu seperti ini? Ia merasa seolah ia sedang mengurus seorang anak kecil, dibandingkan dengan memiliki seorang kekasih.
Fanya membuka kulkas yang ada di dapur apartemennya, ternyata tidak banyak bahan yang ada di kulkas.Maklum,ia belum belanja bulanan.Ia mengambil bahan seadanya dari kulkas,niatnya ia akan memasak nasi goreng dan telur mata sapi saja.
Aroma bumbu yang menggugah selera menyeruak keluar, mengisi ruangan. Baskara, kekasihnya, sedang duduk santai di ruang tamu menunggu hidangan tersebut selesai dipersiapkan.
Fanya menggoreng nasi dengan bumbu-bumbu pilihan, sayuran, dan potongan daging ayam yang telah dibumbui. Sambil mengecek rasa nasi gorengnya, ia tersenyum puas. Fanya kemudian mengambil telur dan memecahkan satu per satu ke atas wajan yang panas. Telur mata sapi terlihat menggoda dengan kuning telurnya yang sempurna.
Baskara tercium aroma masakan Fanya dari ruang tamu, membuat perutnya semakin keroncongan. Ia menatap jam tangannya dan berpikir betapa beruntungnya dirinya memiliki kekasih yang pandai memasak.
Sementara itu, Fanya menaruh nasi goreng yang telah matang di atas piring cantik, lalu menambahkan toping telur mata sapi yang menawan. Ia menghias piring tersebut dengan sejumput daun bawang dan potongan tomat segar. Fanya tersenyum bangga melihat hasil karyanya.
Tepat ketika nasi goreng yang ia buat matang,ia merasa sepasang mata menatapnya dari belakang.Ia membalikkan tubuhnya,terlihat Baskara yang sedang duduk sembari menopang dagunya tengah menatap ke arahnya.Laki-laki itu kemudian tersenyum padanya.
"Kenapa senyam-senyum?"tanya Fanya.
"Gak apa-apa,senang aja liat pemandangan indah,"jawab Baskara.
Fanya tak menjawab ucapan Baskara,ia membawa piring nasi goreng spesial itu ke meja makan dan menyerahkannya kepada Baskara. Baskara melihat hidangan di hadapannya dan takjub dengan penampilan serta aroma yang begitu menggoda selera.
"Makasih, Sayang. Ini terlihat lezat sekali," ujar Baskara sambil tersenyum lebar.
Fanya merasa bahagia mendengar pujian dari kekasihnya. Kini mereka bersama-sama menikmati nasi goreng spesial buatan Fanya sambil mengobrol dan tertawa.
Setelah makan, Baskara menawarkan diri untuk mencuci piring, mengingat tadi dia yang memasak. Fanya mengiyakan sambil duduk di sofa dan menyalakan televisi untuk menonton drama favoritnya.Terlalu fokus menonton drama,ia tak sadar jika Baskara sudah selesai mencuci piring sekaligus merapihkan meja makan.Baskara ikut duduk di sampingnya dan ikut menonton drama yang sedang di tayangkan.
"Ya ampun ganteng banget," puji Fanya ketika melihat aktor tampan yang merupakan idolanya.
Baskara melirik ke arahnya."Biasa aja kali,sampai segitunya ya?"ujarnya dengan jengkel.
"Gak bisa, ini dia ganteng banget di sini,"ujar Fanya yang masih fokus menatap layar besar di hadapannya.
"Ck! Gantengan juga aku kali,"ujar Baskara tak mau kalah.
Fanya mendelik ke arah Baskara." Iya,kamu ganteng tapi gantengan aktor favorit aku."
Tiba-tiba layar televisi di depan mati dengan sendirinya.Fanya bingung,kenapa televisinya mati? Lalu ia melihat remote TV-nya di lempar pelan ke meja.Fanya langsung menatap sebal ke arah Baskara.
"Kenapa si matiin?" tanya Fanya cemberut.
"Gak apa-apa."
"Ih,padahal lagi seru tau."
Fanya berdiri,ia berniat mengambil kembali remote di meja.Tapi gerakannya kalah cepat, Baskara sudah terlebih dahulu mengambil remote itu dan menyembunyikannya di balik tubuh laki-laki itu.Refleks Fanya menimpa tubuh Baskara untuk mengambil remotenya.Bukannya memberikan remote itu, justru laki-laki itu sengaja semakin menyembunyikan remote-nya.
"Sini remote-nya," rengek Fanya.
"Cium dulu,baru aku kasih,"ujar Baskara tengil.
Fanya menatap kesal ke arah Baskara. Bocah ini ternyata juga nakal. Bagaimana mungkin dia selalu meminta dicium setiap saat.
"Mau gak ni remote-nya?"
Fanya menghela napasnya,ia lalu mencium sekilas pipi Baskara.
"Udah.Sini remote-nya,"pinta Fanya.
"Udah apanya?gak kerasa apa-apa tuh aku."
"Udah Baskara,tapi aku udah cium pipi kamu."
"Apaan cium begitu,yang tadi namanya kecup. Kalau cium tuh kaya gini."
Baskara menarik kepalanya dan menempelkan bibirnya ke bibir laki-laki itu.Fanya segera mendorong tubuh Baskara dan mengambil remote dari belakang tubuh laki-laki itu.
"Dapat,Yeay,"pekik Fanya senang.Ia lalu kembali menyalakan televisinya.
Baskara menatap Fanya dengan rasa takjub, ternyata gadis itu cukup cerdik untuk mencari kesempatan mengambil remote saat dia lengah. Laki-laki itu lantas merebahkan kepalanya di paha Fanya dan ikut menikmati film yang sedang ditonton oleh gadis itu.
"Baskara?" panggil Fanya. Film yang ditayangkan sudah selesai,niatnya ia akan pergi ke kamar untuk tidur.
Fanya memandang Baskara yang telah terlelap dalam tidurnya, hatinya tak tega untuk membangunkannya. Maka, ia memutuskan untuk membiarkan Baskara terus tidur, sementara ia sendiri menyandarkan tubuhnya pada sofa dan turut memejamkan mata.
Fanya terbangun karena mendengar suara ponselnya yang tidak berhenti bergetar di meja, sepertinya ada panggilan telepon masuk.Ketika akan bergerak ia merasakan pahanya terasa berat,Fanya lupa jika semalam mereka tertidur di sofa.Dengan perlahan ia menggerakkan tubuhnya berusaha meraih ponselnya yang berada diatas meja.
"Halo,"sapaku dengan nada sedikit pelan.
"Halo,Nya. Kemana aja?gue teleponin dari tadi."
"Maaf gue baru bangun tidur,kenapa?" tanyanya.
"Gue tadi ke rumah Lo, kata Tante Risa Lo nginep di apartemen.Gue sekarang lagi otw ke apartemen Lo"
"Apartemen gue?emangnya Lo tau alamatnya?"
"Tau, Tante Risa tadi udah kasih alamatnya ke gue."
"Hah?", tiba-tiba mata Fanya terbelalak.
"Kenapa si? Yaudah teleponnya gue tutup ya, sekitar 15 menit lagi gue sampai di apartemen Lo,"ujar Sagita,gadis itu langsung menutup teleponnya.
Fanya membanting ponselnya ke sofa,ia menggoyangkan tubuh Baskara.
"Bangun Bas."
Baskara hanya mengerang,lalu kembali melanjutkan tidurnya.
"Bangun Bas,sebentar lagi Sagita mau sampe ke sini,"ucap Fanya panik, sembari menggoyangkan tubuh Baskara.
Baskara segera membuka matanya.
"Kak Sagita? Mau apa dia ke sini?" tanya Baskara dengan wajah linglung, seolah nyawanya belum sepenuhnya kembali.
"Gak tau,"ujar Fanya.
Bukannya cepat berdiri, Baskara malah kembali memejamkan matanya bahkan sempat-sempatnya dia memeluk tubuh Fanya.
"Baskara!Bangun,nabila sebentar lagi sampe sini loh,aku gak mau kalau dia tau kamu nginap si sini!"ujar Fanya sembari mencoba membangunkan laki-laki itu.
Baskara pasrah akhirnya ia berdiri,dengan jalan sempoyongan dia berjalan menuju kamar mandi.Fanya sendiri ikut berdiri dan berlari menuju kamar mandi yang berada di dalam kamanya.Tepat di saat ia akan membuka pintu kamar mandi,bel apartemen berbunyi.Fanya menggeram dan segera berlari ke kamar mandi tamu.Ternyata Baskara masih di dalam kamar mandi. Ya Tuhan,Dia kenapa lama sekali sih?
Fanya menoleh ke arah kamar mandi dan pintu apartemennya secara bergantian,ia bingung dengan situasi ini.
Ya Tuhan, bagaimana ini?